"kesabaran adalah sifat dewasa yang dimiliki oleh orang yang hebat mentalnya."
.
.
.Langit yang masih terlihat mendung. Jalanan yang sepi membuat suasana hening terjadi hanya ada tetesan air dari daun dan beberapa genteng rumah terdengar.
Hingga tidak lama Afgan memarkir motornya di halaman rumah Rossa. Afgan diam di motornya. Belum membuka helm nya.
"Gan." Panggil Rossa.
Afgan menengok. Rossa menghela nafasnya. "Mau disini sampai kapan hm?" Tanya Rossa.
Afgan menghela nafasnya. "Aku takut ga bisa ngontrol emosi aku Cha." Ujar Afgan.
Rossa menghela nafasnya. Mengelus pundak Afgan. "Ada aku disini gan.. aku yakin kamu pasti bisa." Ujar Rossa.
Afgan membuang nafasnya. Saat Afgan hendak mencopot helmnya, kakak Rossa, daniel, keluar.
"Ocha! Udah berapa kali kakak bilang! Jauhin dia! Dia cuman bisanya buat onar doang! Kamu mau terus terusan kena masalah karena dia! Masih banyak cowo yang jauh lebih baik daripada dia! Cowo berandalan, yang ga tau dari keluarga 'beneran' baik atau ga, yang ga tau keseharian nya dibelakang kamu apa, bisa jadi dia suka mabuk-mabukan, balapan liar, tawuran." Ujar Daniel kepada Rossa.
Rossa menatap kakak ya itu dengan tatapan tidak suka. Apa yang dikatakan Daniel semuanya tidak benar! Rossa tahu Afgan, lebih tahu semua tentang Afgan dibanding kakak Afgan sendiri.
"Kakak apaan sih, ga usah jelek jelekin dia! Aku tau dia siapa! Dia gimana! Aku tahu semua tentang dia! Jadi stop buat berbicara hal yang bukan kebenaran nya!" Tegas Rossa.
"Chaa.. buka mata kamuu! Liat dia itu bukan pria baik baik! Buktinya aja dia ga masuk ke rumah kan?! Minta izin mama dan papa buat anter kamu sekolah tadi pagi?! Dan sekarang dia juga cuman di depan aja! Baik darimananya baik Cha! Dia cuman playboy yang akan terus bersikap seolah di benar di depan mangsanya!" Bentak Daniel.
Afgan yang sedari tadi diam sudah benar benar kehabisan kesabaran. Tangan Afgan mengepal. Berani sekali Daniel menjelek jelekkan orang yang bahkan ia tidak tahu tentang orang itu.
Afgan membuka helm nya. Turun dari motornya. Dan langsung melangkah ke hadapan Daniel.
Afgan menatap Daniel tajam. Sedangkan Daniel menatap Afgan dengan terkejut.
"A-a-afgan." Sebut Daniel.
Kedua tangan Afgan sudah mengepal. Jika saja Daniel bukan kakak kandung Rossa maka Daniel saat ini pasti sudah babak belur.
"Lebih buruk mana seorang yang mau dianggap baik sama keluarga nya dibandingkan mengakui perbuatannya sendiri. Memilih untuk melarikan diri dari hukuman!" Ujar Afgan menekankan beberapa kata nya.
Daniel diam. Dia melihat ke bawah. Tidak lagi menatap Afgan. Daniel tahu perbuatan nya sangat salah. Dan pasti Afgan sangat membencinya.
"Lo itu cowo pengecut tau ga! Segitunya lu takut pacar adik lu sama kayak lu?! Pembunuh?! Berandalan yang sesungguhnya! Bermuka dua! Iya?! Lu takut kan?!" Afgan mendorong Daniel dengan tangannya.
Rossa menghampiri Afgan dan memegang lengan Afgan. Afgan menengok.
Daniel diam. Dia salah. Dia bodoh. Ternyata Rossa itu benar. Rossa itu memiliki pacar yang memang sangat baik. Yang masih mau menerima Rossa walaupun Rossa adalah adik dari pembunuh mama nya yang melarikan diri.
Sejahat itukah Daniel selama ini menekan Rossa untuk memutuskan hubungan nya dengan pria sebaik Afgan?
Sejahat itukah Daniel menyembunyikan semua kebenaran dari keluarga, hingga hampir saja membuat adik tersayangnya menjadi patah hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGASA
RomanceAfgan Gevanio Bagasditya siswa laki laki yang terkenal cerdas. Afgan dikenal dengan segala kemisteriusan nya juga terkenal dengan sifatnya yang sangat dingin dan keras kepala. Gelang hitam di pergelangan tangan kanan nya itu menjadi ciri khas nya. ...