08. Antara Percaya & Tidak Percaya

139 12 2
                                    

"Semua ini tentang bagaimana sebuah proses yang terjadi, sehingga dapat melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan orang lain."
.
.
.


Hari ini waktu kepulangan semua siswa yang mengikuti perlombaan di Bali. Mereka akan kembali ke Jakarta. Kembali dengan rutinitas mereka setiap harinya. Belajar.

"Anak-anak sudah kumpul semua?" Tanya sang guru. Dibalas dengan teriakan serentak "sudaahh" jawab seluruh siswa.

Mereka menaiki pesawat. Duduk sesuai dengan keinginan nya masing masing. Rossa kembali bersebelahan dengan Olivia dan Afgan.

"Gan." Panggil Rossa.

"hm." Jawab Afgan yang sedang mendengarkan lagu lewat earphone nya.

"Kenapa lu ga ikut olimpiade tapi malah ikut basket? Kan lu pinter di kelas lu." Tanya Rossa.

Afgan menghela nafasnya. Memasukkan tangannya kedalam kantong hoodie. Dengan mata yang tertutup.

"Gw suka basket." Jawab Afgan singkat. Rossa menghela nafasnya.

"Cuman karena suka?" Tanya Rossa lagi.

"Ya." Jawab Afgan singkat, padat, dan dingin.

Hingga sampai di Jakarta. Mereka akan turun dari pesawat. Saat Rossa berdiri bertepatan dengan Afgan yang ikut berdiri.

Afgan menengok. Dua pasang mata itu bertemu. Cukup lama. Entah apa yang tersirat di dua pasang mata itu.

"Ekhem." Olivia berdehem. Membuat Afgan melepaskan tatapan mata nya. Dan melangkah pergi. Begitupun dengan Rossa yang kikuk.

Mereka di perbolehkan untuk kembali ke rumah masing masing. Rossa yang dijemput dengan supir pun langsung memasukkan barangnya ke dalam mobil dan kembali kerumahnya.

Berbeda dengan Afgan yang juga dijemput oleh supirnya hanya memasukkan semua barangnya ke dalam mobil tidak dengan dirinya. Afgan memutuskan untuk tidak kembali ke rumah dahulu.

"Saya mau ke cafe. Bapak bawa barang saya aja. Tadi saya sudah bilang dengan kak Reno." Ujar Afgan. Sebelum mendengar jawaban dari supirnya, Ia melangkah pergi.

Afgan sampai di cafe favorit nya. Ia memesan secangkir cappucino panas. Hingga ada yang menepuk pundaknya.

"Lagi ada masalah?" Tanya seorang laki laki yang mengenakan apron. Dan ikat kepala warna coklat di kepalanya.

Afgan menghela nafasnya. Ia menggeleng. "Gw cuman bingung, kenapa setiap deket sama ocha gw merasa ada yang beda." Jelas Afgan. Laki laki dihadapan nya hanya tersenyum kecil.

"Gan, gan. Nanti juga lu tau seiring berjalannya waktu." Ujar laki laki itu.

"Mungkin." Balas Afgan. Laki laki itu terkekeh.

"Gw ke belakang dulu ya. Nikmatin aja." Ujar laki laki yang seumuran dengannya.

Afgan membuka handphone nya. Membuka aplikasi pesan. Ia mengirim pesan kepada Rossa.

Rossa yang baru selesai mandi mengambil handphone nya dan membukanya.

Alis Rossa terangkat saat ada pesan masuk dari Afgan.

"Ini dia ga salah ngirim pesan?" Gumam Rossa. Rossa membuka nya.

Lebih terkejut lagi Rossa dengan pesan yang dikirim kan Afgan. Seperti bukan Afgan yang mengirim. Rossa membalasnya.

 Rossa membalasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AGASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang