14. Kekecewaan

107 11 13
                                    

Hari berganti hari...

Sudah satu bulan Afgan dan Rossa memiliki status sebagai sepasang kekasih. Rossa yang dijadikan seperti ratu oleh Afgan dan anak-anak Ferocious.

Rossa tidak pernah lepas dari penjagaan Afgan dan teman-temannya, walaupun Rossa sedang tidak bersama Afgan ataupun anak-anak Ferocious. Tapi tetap saja, Afgan selalu tahu, Rossa dimana, sedang apa, dan bagaimana keadaan nya.

Disini mereka sekarang. Di atas motor. Yang berjalan menuju sekolah mereka.

Mereka tidak hanya berdua, teman-teman Afgan mengikuti keduanya dari belakang, mengawal Rossa dan juga Afgan.

Awalnya Rossa menolak, ia tidak suka diperlakukan seperti ini, dia tidak enak dengan teman-teman sekolahnya, tapi Afgan tetap bersikeras memerintahkan teman-teman nya itu. Hal itu membuat Rossa harus pasrah menerimanya.

Berita dirinya dan Afgan yang berpacaran, membuat heboh satu sekolah, dari situ dimulai banyak yang membenci seorang Rossa, dan mayoritas adalah kakak kelas perempuan.

Tapi walaupun banyak yang membenci nya, dan banyak yang berusaha menyakiti nya, semua itu tidak ada yang berhasil, karena Afgan yang selalu berdiri paling depan melindungi kekasihnya itu.

"DENGER LO SEMUA! KALAU SAMPAI GW TAU ADA DIANTARA KALIAN YANG MENYAKITI ROSSA, WALAUPUN ITU HANYA GORESAN KECIL, KALIAN AKAN BERURUSAN SAMA GW DAN ANAK-ANAK FEROCIOUS! TANPA TERKECUALI! FAHAM! GW GA PERNAH MAIN-MAIN SAMA UCAPAN GW! NGERTI LO SEMUA!!" Tegas Afgan di depan seluruh siswa siswi Altair High School.

Afgan berbalik, menyentuh pundak Rossa lembut. Menatapnya khawatir. "Ada yang luka?" Tanya Afgan. Rossa menatap Afgan. Dan tersenyum.

"Ga ada. I'm okay." Jawab Rossa. Afgan masih diam menatap Rossa.

Rossa menyentuh pipi Afgan dengan senyum manis di wajahnya. "Aku beneran gapapa, ga ada luka, kan aku selalu baik-baik saja kalau ada kamu." Jelas Rossa. Perkataan Rossa setidaknya membuat Afgan sedikit tenang.

"Udah ya, jangan emosi lagi." Lanjut Rossa.

"Yaudah, aku antar kamu ke kelas." Ujar Afgan. Dibalas anggukan oleh Rossa. Afgan menggenggam tangan Rossa dan membawanya pergi dari kantin. Dan diikuti teman-teman Afgan.

"Nanti pulangnya hati-hati ya, maaf ga bisa antar kamu pulang." Ujar Afgan lembut. Rossa tersenyum.

"Iya gapapa, semangat latihan basketnya. Biar sekolah kita menang lagi nanti." Ujar Rossa. Afgan tersenyum kecil. Mengacak rambut Rossa.

"Ish. Rambut aku berantakan nanti. Jadi jelek." Ujar Rossa. Afgan terkekeh kecil.

"Gapapa aku masih sayang kok." Ujar Afgan. Rossa mencubit pinggang Afgan. "Dasar tukang gombal." Ujar Rossa. Lalu pergi masuk kedalam kelasnya. Afgan tersenyum kecil. Ia pun pergi dari sana.

*******

Saat jam pulang sekolah. Rossa memesan taxi online untuk kendaraan nya pulang. Karena Afgan yang tidak bisa mengantar dirinya. Dan supirnya yang juga sedang sakit.

Di depan pagar sekolah Rossa berdiri. Sambil melihat handphone nya. Menunggu taxi yang ia pesan datang.

"Ocha." Panggil seseorang. Membuat Rossa menengok. Ternyata Grace.

"Nunggu apa? Afgan?" Tanya Grace. Rossa menggeleng.

"Afgan basket. Gw lagi nunggu taxi online." Jawab Rossa.

"Oh, yaudah gw duluan ya." Ujar Grace. Diangguki Rossa.

Hingga taxi online Rossa datang. Ia langsung menaiki nya. Dan berjalan menuju rumahnya.

AGASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang