32. Pentas Seni

70 6 5
                                    

"ini adalah harinya aku dan kamu.."
-afgan-
.
.
.

Hari ini adalah hari ke 3 Rossa berlatih bernyanyi sendiri. Dimana Afgan. Dia selalu bilang dia akan kembali secepatnya tapi apa? Ini hari ke 5 Afgan tidak ada disisi Rossa.

Saat ini Rossa duduk menyendiri. Meminum air putih miliknya. Olivia menghampiri sahabat nya itu. "Cha, are u okay?" Tanya Olivia.

"Yeah, i'm okay.." jawab Rossa. Olivia tersenyum.

"Next penampilan lu sama agan Cha. Yuk naik." Ujar Olivia. Rossa tersenyum kecut. Rossa bangkit dari duduknya dengan rasa malas.

Rossa kini sudah berdiri disana. Seperti hari-hari sebelumnya. Suara Afgan diganti dengan suara dari pemilik lagu aslinya.

Rossa menyanyikan part lirik milik nya. Saat lirik berikutnya, yang seharusnya muncul adalah suara dari penyanyi aslinya. Tapi.. suara ini berbeda.

Suara lembut yang ia kenal ini milik siapa. Rossa menengok. Disana berdiri sosok laki-laki dengan baju yang dikeluarkan. Dan tangan kanan yang penuh dengan beberapa gelang tangan kesayangan pemilik tangan tersebut.

Rossa tersenyum lebar. Laki-laki itu berjalan menghampiri Rossa. Rossa tersenyum. Hendak menetes kan air mata. Afgan merangkul nya. Dan berbisik. "Jangan nangis sekarang Cha."

Rossa menyeka air matanya. Ia tersenyum bahagia. Rindu. Rindu ada di dalam hatinya. Sungguh jika tidak di depan murid yang lainnya, saat ini pasti Rossa sudah memeluk Afgan dengan sangat erat.

Keduanya menyelesaikan lagu dengan sempurna. Chemistry terbangun dengan begitu cepat. Bahkan ini kali pertama mereka latihan, tapi semuanya terlihat tampilan mereka sudah begitu sempurna.

Kini Afgan dan Rossa duduk jauh dari panggung. Afgan merangkul Rossa. Dan Rossa melingkar kan tangannya di pinggang Afgan dan menaruh kepalanya di dada Afgan. Afgan mengelus kepala Rossa lembut.

"I miss u so much gan.." ujar Rossa. Afgan tersenyum.

"Me too cha.." balas Afgan.

"Gan.." panggil Rossa.

"Iyah?" Tanya Afgan.

"Jangan pergi lagi yah.. setiap hari, setiap saat, setiap waktu, aku selalu merindukan kamu.. fikiran aku terus berputar di kamu gan. Jangan tinggalin aku lagi yah.." ujar Rossa.

Afgan terkekeh. "Okey.. I promise.." ujar Afgan. Rossa tersenyum mengeratkan tangannya. Sesaat terjadi hening. Keduanya sama sama menikmati momen ini.

"Cha.." panggil Afgan.

"hm.." jawab Rossa.

"Aku ga mau angkat kasus tabrak lari yang dilakukan daniel. Aku anggap semuanya udah selesai. Dan aku ga akan laporin daniel ke kepolisian." Ujar Afgan. Membuat Rossa mengangkat kepalanya.

"Apa semuanya karena aku?" Tanya Rossa. Afgan sudah menduga Rossa pasti menanyakan itu.

Tangan Afgan menyentuh pipi Rossa. Mengelusnya pelan.

"Hey.. bukan itu cha.. kak Reno bilang, buat apa dilanjutin, toh semua juga udah lama terjadi.. yang pergi menghadap Tuhan tidak akan pernah bisa kembali kesini Cha.." ujar Afgan.

"Tapi mama kamu pasti bahagia kalau pelaku yang sesungguhnya diberikan hukuman yang seharusnya." Ujar Rossa.

"Chaa.. ga semua orang bahagia dengan hal itu.. kak Reno juga bilang mama di sana lebih bahagia jika aku bisa melupakan semuanya.. memaafkan yang bersalah.. dan mencoba menerima kenyataan.." ujar Afgan.

AGASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang