Hari ini. Afgan sudah berada di depan pintu rumah Rossa. Sedang menunggu Rossa yang tidak kunjung keluar. Sudah hampir 15 menit Afgan di depan, dan Rossa tidak kunjung muncul.
"Afgan sorry ya, aku kesiangan, baru bangun tadi pas kamu samper." Ujar Rossa yang baru saja datang. Afgan menghela nafasnya.
"Pantas mama kamu yang buka pintu tadi." Balas Afgan. Rossa hanya tersenyum lebar.
"Udah mandi?" Tanya Afgan. Membuat Rossa menatap nya tajam.
"Ya udahlah! Gila kali aku belum mandi!" Jawab Rossa dengan nada kesal nya. Afgan hanya diam.
"Emang aku bau ya? Atau masih keliatan kucel, muka bantal? Makanya kamu nanya aku udah mandi apa belum! Iya kan?!" Tanya Rossa.
"Engga." Jawab Afgan singkat. Rossa membuang nafasnya lega. Berarti dia sudah cantik bukan.
"Engga salah lagi." Lanjut Afgan saat berbalik badan berjalan menuju motornya.
"Ish. Agan nyebelin ah." Rossa memasang wajah cemberut. Afgan yang melihat dari motornya hanya menghela nafas nya.
"Ayo, kita berangkat, keburu telat." Ujar Afgan. Rossa masih diam dengan wajah kesal nya.
"Aku diantar supir aja." Ambek Rossa. Ia berjalan menghindari Afgan. Afgan menghela nafasnya. Ia lupa gadis yang saat ini bersama nya itu ambekan.
Afgan berjalan menghampiri Rossa dan menggenggam tangan nya. Lalu membawa nya ke motornya. Tanpa berbicara sepatah katapun Afgan memakai kan helm ke Rossa. Rossa hanya diam mematung.
"Naik. Kita harus berangkat sekarang." Ujar Afgan yang sudah berada di atas motornya.
"Ga. Aku mau diantar supir dibilang!" Tolak Rossa. Saat ia hendak membuka helm di kepalanya Afgan kembali berbicara. "Kamu selalu cantik, wangi, dan aku suka." Kalimat itu keluar dari mulut Afgan.
Kalimat yang membuat Rossa seketika diam. Mencerna kata perkata yang di lontarkan Afgan untuknya. Ini untuk pertama kali selama ia kenal dengan Afgan. Afgan berbicara seperti itu kepada seorang perempuan? Dan itu dirinya? Oh tuhan kenapa engkau suka sekali membuat jantung Rossa berdebar tidak karuan.
Afgan menengok. "Tunggu apalagi tuan putri?" Tanya Afgan dengan suara lembut dan manis sekali didengar. Rossa tersadar walaupun dengan jantung yang saat ini terus berdetak. Dan pipi yang mulai muncul rona merah. Rossa menaiki motor Afgan.
Saat Rossa sudah berada diatas. Afgan langsung menyalakan mesin motornya dan melaju kan motornya. Rossa memegang jaket Afgan dan menatap Afgan tanpa berpaling.
Hingga sampai di sekolah Rossa tidak berkata satu kata pun. Dia bahkan tidak bisa mengontrol jantung nya yang terus menerus berdetak. Afgan menerima helm dari tangan Rossa.
"Aku duluan. Dah." Ujar Rossa lalu pergi meninggalkan Afgan. Afgan hanya menghela nafas nya. Melihat Rossa yang seperti nya salah tingkah karena ucapan nya tadi.
"Apa yang ku katakan itu sebuah fakta Cha. Kamu selalu cantik dan menggemaskan." Gumam Afgan pelan. Hingga ia disadarkan dengan tepukan tangan di bahu nya.
Kelvin ternyata yang menepuk bahu nya. "Sampai kapan? Dia begitu sempurna untuk di jadikan seorang ibu ketua bukan?" Tanya Kelvin dengan nada meledek di ujung kalimat.
Afgan menatap Kelvin tajam sekejap lalu melangkah pergi meninggalkan Kelvin ditempat itu. Di parkiran. Kelvin hanya tersenyum kecil menggeleng gelengkan kepalanya.
Di dalam kelas Afgan, sedang dalam suasana menyenangkan. Karena guru mereka hanya memberikan mereka sesi tanya jawab.
"Bu, saya mau bertanya." Jeri mengangkat tangannya. Dan berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGASA
RomanceAfgan Gevanio Bagasditya siswa laki laki yang terkenal cerdas. Afgan dikenal dengan segala kemisteriusan nya juga terkenal dengan sifatnya yang sangat dingin dan keras kepala. Gelang hitam di pergelangan tangan kanan nya itu menjadi ciri khas nya. ...