09. Menjaga Dia

119 14 11
                                    

"Mungkin belum saatnya yang tersembunyi bisa diketahui."
.
.
.

Pagi hari yang cerah. Afgan sudah sampai di halaman rumah Rossa. Rossa keluar dengan mama nya.

"Afgan. Jagain anak tante ya. Jangan ngebut ngebut bawa motor nya ya." Ujar mama Rossa.

"Iya tante. Aku ga akan ngebut." Ujar Afgan.

"Bohong ma, kemarin dia bawa ocha udah kayak mau ngajak mati." Celoteh Rossa.

"Kan udah minta maaf. Ga diulangin juga kan." Balas Afgan.

"Kemarin mah engga, ga tau sekarang." Ujar Rossa. Afgan menghela nafasnya.

"Trus kalau ga percaya kenapa di iyain gw jemput lu?" Tanya Afgan. Rossa menatap Afgan tajam.

"Loh! Gw iyain karena ga enak sama lu tau! Mukanya sampe melas." Ujar Rossa. Afgan menatap Rossa.

"Muka siapa melas? Ga ada tuh! Aneh lu!" Ujar Afgan. Rossa semakin menatap Afgan tajam.

"Udah udah, berantem terus, kapan berangkat nya, nanti kalian telat loh." Ujar mama Rossa.

"Iya ma. Lu sih." Ujar Rossa. Afgan hanya diam. Kedua nya mencium tangan mama Rossa. Dan berangkat ke sekolah.

Saat sampai Afgan dan Rossa berjalan masuk ke kelas mereka. Di lorong sekolah berjejer para siswa. Yang menatap mereka, ada yang dengan tatapan kesal, patah hati, dan pastinya mereka masih tidak percaya akan postingan Afgan semalam.

"Pada aneh banget. Ngeliatin kita kayak ngelitin selebritis." Ujar Rossa. Menengok ke kanan dan ke kiri. Melihat teman teman dan juga kakak kelas yang berdiri memandangi nya.

"Story." Jawab Afgan singkat. Lalu berjalan mendahului Rossa. Rossa menatap kepergian Afgan.

"Oh ya Allah. Gw lupa. Story semalem pasti bikin heboh satu sekolah, karena Afgan kan banyak banget yang suka." Ujar Rossa. Ia berjalan cepat ke kelasnya.

Teman teman Afgan yang melihat kedatangan Afgan ke kelas langsung menyerbunya dengan banyak pertanyaan.

"Kenapa ga baca grup?!" Tanya Jeri. Afgan diam tidak bersuara.

"Lu beneran sama ocha gan?" Tanya Kelvin. Afgan mengangkat kepalanya. Menatap Kelvin.

Belum sempat Afgan menjawab guru memasuki ruang kelas. Membuat ruangan seketika hening.

Saat jam istirahat. Kelvin dan Afgan memisahkan diri nya dari teman temannya. Mereka berbincang dengan wajah yang serius.

"Semua dimulai?" Tanya Kelvin. Afgan menghela nafasnya. Ia memutar mutarkan dasinya. Menggenggam nya.

"Gw cuman mau nyari jawaban dari pertanyaan yang ga bisa gw jawab." Ujar Afgan. Kelvin menepuk pundak Afgan.

"Semoga dapat ya. Gw sih berharap ya ada lah yang berubah." Ujar Kelvin. Alis Afgan terangkat sebelah. "Apa yang berubah?" Tanya Afgan.

"Hati Lo, berubah ga keras lagi. Ga batu." Ujar Kelvin. Afgan memutar bola matanya.

Menunggu bel masuk, Afgan dan Kelvin duduk santai di rooftop sekolah membahas hal hal random.

Hingga terdengar suara keributan dari bawah. Membuat keduanya berdiri dan menatap ke arah bawah.

"Anak-anak Harley." Ujar Kelvin. Ia bergegas turun. Sedangkan Afgan masih diam di tempat.

Afgan diam melihat teman teman nya berantem dengan anak-anak sekolah lain. Hingga matanya tertuju pada satu titik. Rossa ada disana.

Rossa yang baru datang berusaha menghentikan apa yang terjadi di hadapan nya saat ini.

AGASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang