16. Kesempatan Itu Ada

91 11 13
                                    

Beberapa hari kemudian. Di ruang kepala sekolah. Ada beberapa murid yang sedang menghadap kepala sekolah. Itu adalah Afgan, Rossa, Olivia, Grace, Alfarez dan Dereen.

"Disini bapak memanggil kalian untuk memberitahu kalian, sekolah akan mengirim kalian ber 6 untuk mengikuti lomba cerdas cermat kimia yang akan dilaksanakan bulan depan." Ujar Kepala Sekolah.

"Saya berharap kalian bisa membawa kemenangan untuk Altair. Jadi mulai sekarang kalian bisa mempersiapkan diri kalian untuk lomba ini." Lanjut kepala sekolah.

"Eumm Rossa dimohon bimbingan nya untuk teman teman nya ya, karena disini kamu yang sering mengikuti lomba di bidang kimia." Ujar kepala sekolah.

Ke 6 siswa siswi di ruangan itu hanya mendengar kan kepala sekolah berbicara.

Rossa tersenyum kecil. "Baik pak." Ujar Rossa.

"Karena setiap regu berisi 3 orang, dan sekolah kita akan mengirimkan 2 regu. Jadi bapak dan beberapa guru sudah berbincang untuk pembagian regu. Untuk regu 1 akan diisi oleh Rossa, Afgan dan Olivia. Lalu untuk regu 2 akan diisi oleh Dereen, Grace dan Alfarez." Ujar kepala sekolah.

"Untuk bimbingan bapak sudah berbicara dengan beberapa guru kimia, kalian bisa menghadap ke mereka, terserah kalian mau memilih guru kimia yang mana, yang penting kalian nyaman." Lanjut kepala sekolah.

"Itu saja. Selamat belajar dan semangat berjuang. Sekolah selalu bangga memiliki kalian." Ujar kepala sekolah mengulurkan tangannya. Dan di jabat oleh ke 6 siswa itu.

Ke 6 siswa itu keluar dari ruang kepala sekolah. Di depan ruang kepala sekolah, mereka berkumpul terlebih dahulu.

"Kita mau belajar bareng atau sesuai pembagian regu?" Tanya Alfarez.

"Menurut gw lebih bagus sesuai regu aja biar lebih intens." Jawab Grace.

"Gw setuju." Timpal Olivia.

"Lu gimana der, Cha, gan?" Tanya Alfarez.

"Gw ikut aja." Jawab Dereen.

"Gw juga terserah kalian." Ujar Rossa. Alfarez mengangguk anggukan kepalanya.

"Lu gan?" Tanya Alfarez.

"Bebas." Jawab Afgan singkat. Alfarez menghela nafasnya.

"Yaudah good luck semuanya... Kita bisaa." Ujar Alfarez.

Setelah percakapan itu semua anak anak pergi ke kelas masing-masing.

Saat jam pulang sekolah ke 6 siswa cerdas cermat tidak pulang melainkan mengikuti pembimbingan untuk cerdas cermat nanti.

Di ruang kelas yang luas kini hanya ada 3 orang yang sedang menunggu guru pembimbing yang mereka pilih datang.

"Jadi kita belajar dari kelas 10-12 ya?" Tanya Olivia. Diangguki oleh Rossa.

"Nanti kita coba minta bahas soal kelas 10 aja dulu. Baru kalau udah finish lanjut ke kelas 11 trus kelas 12 trus soal tingkat internasional. Step by step aja dari bawah." Ujar Rossa.

"Waktu sebulan emangnya cukup?" Tanya Olivia.

"Cukup. Kan kelas 10 tinggal ngulang aja, kelas 11 juga kita kan tinggal dikit lagi, kelas 12 sama tingkat internasional paling yang butuh waktu agak lama." Ujar Rossa. Olivia hanya mengangguk anggukan kepalanya.

Sedangkan Afgan dia hanya diam tidak bersuara membaca buku novel yang ia pegang.

Rossa menengok. Kenapa dirinya dengan Afgan menjadi se asing ini. Ia rindu momen kebersamaan mereka. Ia rindu kata kata manis Afgan.

Hingga pembimbing mereka datang. Bu Gita. Guru kimia kelas 12 favorit Rossa. Karena dia yang paling Rossa suka ketika membimbing Rossa belajar untuk lomba lomba kimia.

AGASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang