"Setiap hubungan pasti ada masalahnya, kini kesepakatan untuk kembali bersama telah kita lakukan, terimakasih, dan aku berharap kita akan tetap selalu bersama kedepannya."
-Rossa-
.
.
.
Rossa berlari memeluk Afgan dari belakang. Membuat Afgan terkejut. Kelvin ikut terkejut. Ia menengok."Ocha." Ujar Kelvin. Afgan menghela nafasnya.
"Jangan pergi. Aku mohon. Aku minta maaf, ga seharusnya aku marah sama kamu, harus nya aku tetep ada disamping kamu, harusnya aku ga egois kayak gini. Aku minta maaf. Aku mohon jangan pindah, jangan pergi tinggalin aku disini. Aku sayang sama kamu gan." Isak Rossa. Tangisnya terdengar. Kelvin sedikit menjauh. Ia tahu yang harus ia lakukan sekarang adalah memberi ruang untuk Afgan dan Rossa.
Afgan diam. Dia tidak berbicara dan tidak bergerak. Rossa semakin terisak. Ia sungguhan menyesali semuanya. Ia benar benar tidak ingin Afgan pergi jauh darinya. Ia tidak sanggup.
"Kamu boleh marah sama aku, kamu boleh hukum aku dengan cara yang lain tapi ga dengan pergi gan. Aku mohon." Ujar Rossa. Afgan menghela nafasnya, ia melepaskan tangan Rossa dari pinggangnya.
Afgan berbalik badan. Ia menatap Rossa yang tertunduk. "Aku minta maaf." Ujar Rossa dengan suara serak nya. Afgan menatap Rossa dengan sangat dalam.
Kenapa seakan semuanya mengarahkan dirinya untuk merubah keputusannya. Hatinya, fikirannya menginginkan dirinya untuk tetap disini, kembali menjalankan hubungan seperti sebelumnya dengan Rossa. Dan melupakan semua yang telah terjadi.
Tangan Afgan terangkat. Ia menyibakkan rambut Rossa ke belakang telinganya. Afgan menghela nafasnya.
Ia menyentuh pipi Rossa dan mengelusnya. Rossa mengangkat kepalanya menatap Afgan. Afgan tersenyum. Ia menarik Rossa kedalam pelukannya. Rossa membalas pelukannya.
Pelukan tulus dari keduanya. Membuat hari itu menjadi hari yang penuh ketulusan dan semoga hari bahagia.
Kelvin yang melihat nya dari jauh tersenyum. Ia sungguh berharap Afgan merubah keputusannya dan keduanya bisa kembali bersama.
Afgan melepaskan pelukannya. Ia mengelus kepala Rossa lembut.
"Aku belum putusin akan pindah atau engga, aku juga ga mau jauh dari kamu cha." Ujar Afgan. Rossa tersenyum ia memeluk Rossa.
"Jangan pergi titik. Udah itu keputusan nya." Ujar Rossa. Afgan terkekeh.
"Iyadeh terserah tuan putri bawel nya aku." Ujar Afgan. Rossa mengeratkan pelukannya.
"Jadi aku udah dimaafin nih?" Tanya Afgan. Rossa melepaskan pelukannya. Ia mencubit pinggang Afgan.
"Ga usah dibahas lagi ih." Ujar Rossa. Afgan terkekeh.
"Oh iya jangan kayak tadi sifatnya. Aku ga suka yang kayak tadi. Aku sedih." Ujar Rossa. Afgan tersenyum.
Afgan mengelus kepala Rossa. "Kalau kamu udah maafin aku, dan udah ga marah sama aku ya sifat aku ga akan kayak tadi. Tapi kalau belum yaudah aku jadi aku yang dingin, cuek. Cuman itu satu-satunya cara supaya bisa menjauh dari kamu cha." Ujar Afgan. Rossa memeluk Afgan.
"Aku udah maafin. Jangan dibahas. Kita mulai lagi ya." Ujar Rossa. Afgan mengelus rambut Rossa lembut.
"Iya kita mulai lagi." Balas Afgan.
Bel tanda masuk berbunyi. Afgan Rossa dan Kelvin turun kembali ke kelas mereka untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Hingga jam pulang sekolah tiba. Sama seperti kemarin hari ini anak anak LCCK ada pembimbingan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGASA
RomanceAfgan Gevanio Bagasditya siswa laki laki yang terkenal cerdas. Afgan dikenal dengan segala kemisteriusan nya juga terkenal dengan sifatnya yang sangat dingin dan keras kepala. Gelang hitam di pergelangan tangan kanan nya itu menjadi ciri khas nya. ...