19. Sudah Baik-Baik Saja

109 10 5
                                    

"salah aku cemburu? Tidak kan. Terimakasih sudah menjaga perasaan ku. Tetap seperti ini. Aku suka." -Afgan-
.
.
.


Saat Bu Gita hendak melanjutkan menjelaskan materi, terdengar suara ketukan pintu. Membuat ke 4 orang yang ada diruang itu menoleh ke arah pintu.

Ternyata itu Alfarez, dia masuk dan berbisik dengan Bu Gita. Setelah itu ia keluar.

"Okeh, hari ini bimbingan kita selesai sampai disini. Dan besok 2 hari kedepan tidak ada bimbingan dahulu, kalian bisa belajar secara mandiri di rumah." Ujar Bu Gita.

"Loh kok gitu sih Bu, emang kenapa?" Tanya Olivia. Bu Gita hanya tersenyum.

"Ibu juga tidak tahu, itu perintah dari sekolah. Mau gimana lagi, kita ikutin saja." Ujar Bu Gita. Ia membereskan barang-barang nya.

"Yasudah ibu pamit, kalian pulang hati-hati. Assalamualaikum." Pamit Bu Gita. Ia pergi keluar dari ruangan.

"Besok kita belajar mandiri mau dimana?" Tanya Olivia. Afgan dan Rossa diam. Rossa yang berpikir. Dan Afgan yang tidak tahu sedang apa. Dia sama sekali tidak ikut berpikir, karena Afgan hanya ikut ikut saja. Namanya juga laki-laki.

"Dirumah aku mau?" Tanya Rossa.

"Boleh. Pulang sekolah ya." Ujar Olivia.

Rossa menengok ke Afgan. "Gan. Gimana?" Tanya Rossa pada Afgan. Afgan menengok.

"Iya bisa." Jawab Afgan. Rossa tersenyum.

"Yaudah yuk pulang." Ujar Olivia. Rossa mengangguk tersenyum.

Mereka sama-sama keluar dari ruangan.

Di lorong Grace, Alfarez, dan Dereen berdiri seperti menunggu ketiga orang yang baru keluar.

"Cha, gw anter pulang ya?" Ujar Dereen pada Rossa. Alis Rossa terangkat. Ia melirik Afgan disamping nya yang diam dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana.

"Boleh?" Tanya Rossa pada Afgan. Sontak Afgan menengok.

"Kok nanya aku? Ya terserah kamu lah di iyain apa engga." Ujar Afgan sedikit ada nada tidak suka.

Rossa mencubit pinggang Afgan. "Kamu pacar aku, ya aku nanya kamu lah kalau mau pulang bareng cowo lain. Dasar aneh." Ujar Rossa. Afgan diam.

"Jadi boleh apa engga Afgan Gevanio Bagasditya, kesayangannya akuu??" Tanya Rossa.

"Silahkan." Jawab Afgan malas. Udah tau kan Rossa pacar dia kenapa tidak peka kalau Afgan tidak suka.

"Yakin?" Tanya Rossa sedikit mendekatkan wajahnya ke Afgan.

"Iya." Jawab Afgan datar.

"Okeh." Balas Rossa.

"Eum Dereen sorry banget aku ga bisa, ada hati yang harus aku jaga. Makasih ya tawaran nya." Ujar Rossa ramah. Dereen diam. Semua diam. Alfarez tersenyum.

Rossa menengok ke arah Afgan. Lalu melingkar kan tangannya di lengan Afgan. "Yuk pulang." Ujar Rossa pada Afgan. Afgan tersenyum di dalam hatinya. Ternyata ia salah kira. Rossa tau dia pasti tidak suka. Afgan mengangguk.

"Kita duluan yah daahh semua." Ujar Rossa. Mereka melangkah pergi.

Saat sampai di parkiran Afgan berbalik menghadap Rossa. Rossa mengangkat kedua alisnya. "Kenapa?" Tanya Rossa.

Afgan tersenyum. Ia mengelus rambut Rossa. "Gpp, cuman mau bilang, aku sayang banget sama kamu cha." Ujar Afgan. Rossa tersenyum. Ia memeluk Afgan. "Aku juga sayang banget sama kamu gan." Balas Rossa.

AGASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang