"salah jika aku khawatir? Aku hanya ingin yang terbaik untuk kamu.."
-afgan-
.
.
.Beberapa bulan kemudian...
Afgan dan Rossa saat ini sudah naik kelas. Ke kelas 12 SMA. Dan saat ini mereka berada di kelas yang sama. 12 IPA 1. Kehadiran keduanya di kelas yang sama membuat teman-teman sekelasnya selalu dibuat gigit jari karena kebucinan dua orang itu.
Saat ini seperti biasanya. Afgan datang ke rumah Rossa. Menjemput Rossa untuk berangkat ke sekolah bersama. Afgan menunggu di depan rumah Rossa.
Saat Rossa keluar. Afgan mengerutkan keningnya. Melihat wajah Rossa yang terlihat pucat.
"Are u okay?" Tanya Afgan.
"I'm okay. Kenapa? Pucet yah wajah aku? Aku gpp, cuman sedikit cape aja." Ujar Rossa. Afgan menghela nafasnya. Tangannya terangkat. Mengelus pipi Rossa.
"Kamu yakin mau sekolah? Ga istirahat aja hm?" Tanya Afgan. Rossa menggeleng.
"Aku yakin gan. Aku mau sekolah aja. Hari ini ada ulangan matematika. Aku mau sekolah aja." Ujar Rossa.
"Hey, ulangan kan bisa susulan cha. Jangan dipaksain kalau ga bisa. Lebih baik di rumah istirahat, biar nanti kalau masuk udah fresh." Ujar Afgan.
"Engga gan aku mau sekolah. Aku kuat kok gpp." Ujar Rossa memaksa kan diri. Afgan hanya bisa menghela nafas nya.
Kekasihnya itu memang sangat keras kepala. Sudah 1 tahun mereka menyandang status pacaran. Satu tahun itu pula Afgan hanya bisa pasrah dengan keras kepalanya Rossa.
"Yaudah. Nanti kalau emang ga kuat, ke UKS aja yah. Istirahat." Ujar Afgan. Rossa mengangguk.
"biar aku pakaikan." Ujar Afgan memakaikan helm ke kepala Rossa. Rossa tersenyum. Lalu menaiki motor Afgan. Dan melingkarkan tangannya ke perut Afgan dengan sangat erat.
"Kenapa kepala aku pusing banget." Batin Rossa. Ia menyandarkan kepalanya di punggung Afgan.
Hingga mereka sampai di sekolah. Keduanya turun. Afgan menggenggam tangan Rossa dan masuk ke dalam sekolah.
Mapel pertama mulai berjalan. Matematika. Semua siswa 12 IPA 1 mengerjakan soal ulangan harian dengan susah payah untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Bel berbunyi. Semua hasil pekerjaan siswa kelas yang disebut kelas unggulan itu mereka kumpulkan dengan begitu percaya diri.
Pelajaran berlanjut ke mapel berikutnya. Hingga bel istirahat berbunyi.
Rossa menaruh kepalanya di atas tangannya yang ia taruh di meja. Afgan yang melihatnya menghela nafasnya.
"Dia sakit tapi dia masih keras kepala untuk datang ke sekolah." Gumam Afgan.
Afgan kini duduk di kursi milik Olivia yang duduk disamping Rossa. Afgan mengelus kepala Rossa dengan lembut.
"Cha. Aku antar kamu ke UKS yah." Ujar Afgan lembut. Rossa membalikkan kepalanya menghadap Afgan.
"Please, kali ini dengerin aku yah. Kamu istirahat di UKS aja. Biar kamu cepet sehat cha. Aku sedih ngeliat kamu seperti ini." Ujar Afgan. Rossa menganggukkan kepalanya lemah. Afgan tersenyum.
Afgan membantu Rossa berjalan menuju UKS. Di perjalanan kepala Rossa terasa begitu sakit sekali. Rossa sedari tadi memegangi kepalanya.
Hingga ada sesuatu mengalir dari hidungnya. Rossa menghentikan langkahnya. Afgan pun ikut berhenti. Afgan menatap Rossa. Rossa mengelapnya hidungnya dengan tangannya. Darah. Iya cairan itu darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGASA
RomanceAfgan Gevanio Bagasditya siswa laki laki yang terkenal cerdas. Afgan dikenal dengan segala kemisteriusan nya juga terkenal dengan sifatnya yang sangat dingin dan keras kepala. Gelang hitam di pergelangan tangan kanan nya itu menjadi ciri khas nya. ...