03 ( 삼 )

48K 4.1K 72
                                    

(mulai sekarang kita panggil Natya dengan sebutan Shasa ya!)


Shasa, gadis itu terdiam dengan tatapan kosong. Ia fikir tak akan bertransmigrasi karena itu hal mustahil, tetapi sekarang? Ia benar-benar merasakannya sendiri. Hidup di tubuh, tempat dan takdir yang berbeda dengannya.

Penjelasan pemuda yang bernama Reza kemarin mampu membuat seluruh syaraf diotaknya berhenti bekerja dengan tiba-tiba. Fikirannya kosong. Ruang inapnya hanya diisi oleh keheningan. Ada perasaan mengganjal dihatinya tentang dunia yang ia tempati ini, seperti perasaan tak asing akan nama dua pemuda kemarin.

"Reza dan Rezi? Gue kaya pernah denger nama itu, tapi dimana? Dan lagi, keluarga yang marganya Demelza, gue juga pernah denger. Tapi kapan dan dimana sih!?"

Larut dengan fikirannya, ia sampai kembali tidak menyadari kehadiran Reza dan Rezi serta teman-teman kedua pemuda tersebut.

"Shasa?

Tubuhnya tersentak kaget saat mendapatkan tepukan halus dari Reza.

"Hah? Abang, Shasa kirain siapa! Bikin kaget aja ihh." Ucap Shasa yang hanya dibalas senyuman tipis dan usapan halus dikepalanya.

"Maaf ya, abang ga bermaksud bikin kamu kaget. Kamu lagi mikirin apa sampe bengong kaya gitu, hm?" Tanya Reza sembari menarik kursi lalu mendudukan diri disanping ranjang rumah sakit Shasa.

"Aku ga mikirin apa-apa, bang. Cuma sedikit bosen aja disini." Ucap Shasa sambil tersenyum manis kearah Reza.

"Shasa bosen? Mau abang Ezi ajak ke taman rumah sakit?" Tanya Rezi yang perlahan mendekati Shasa.

"Enggak bang, Shasa ga mau ngerepotin kalian. Dan lagi Shasa ga nyaman kalo harus pake kursi roda." Jawab Shasa, lalu merilik beberapa pemuda di belakang kedua abang kembarnya ini.

"Itu siapa? Temen-temen abang?" Tanya Shasa dengan kening mengerut lucu.

"Oh ini! Iya mereka temen-temen abang, katanya mau ikut jenguk kamu." Jawab Rezi dan diangguki oleh Reza yang sedari tadi diam karena ia sedang mengupas apel untuk Shasa.

"Oh begitu, Umm..." Gumam Shasa sambil menatap teman-teman abang kembarnya.

"Ekhem! Hallo neng cantik, kenalin atuh nama Aa' teh Aswindra Atharrazka, Neng bisa manggil Aa' Atha tapi kalau mau panggil sayang juga nggak apa-apa, neng." Ucap Atha sambil mengedipkan matanya genit kearah Shasa. Atha ini ciri-ciri buaya kaki lima yang sering ada dipertigaan.

"Hai kak Atha, kenalin nama aku Shaqueena Xaviera Demelza. Panggil aja Shasa!" Ucap Shasa sambil tersenyum manis. Tetapi tiba-tiba wajahnya diraup oleh tangan besar milik Rezi.

"Kamu jangan genit deh, Sha." Gemas Rezi, Shasa sendiri sudah cemberut dan merapatkan diri kearah Reza lalu menatap garang kearah Rezi. Tapi bukannya terlihat seram, ia malah terlihat 3x lipat lebih imut.

"Ihhh, apa sih? Shasa kan cuma kenalan, iya kan bang Eza?" Tanya Shasa dengan mata penuh harap, Reza yang ditatap seperti itu hanya menahan kegugupan karena keimutan milik Shasa.

"Iya Shasa, nih makan buah apel nya dulu!" Ucap Reza lalu menyerahkan Apel yang telah dikupasnya tadi kearah Shasa.

"Duhh kalian bertiga ko malah diem, ayo cepet kenalan sama neng Shasa! Jangan jadi tembok terus." Ucap Atha yang mulai gregetan karena tingkah ketiga sahabatnya yang lain.

"Albarra Zayan Abhimana, lo bisa panggil gue dengan panggilan Barra" Ucap Barra memperkenalkan diri, ia itu memang tipe cowo yang sedikit dingin dan agak misterius.

"Adyatma Mahavir Bagaskara, Ady" perkenalan yang singkat, dan hanya dibalas anggukan oleh Shasa karena mulutnya sudah penuh dengan buah apel.

"Alfa Syarafat King Dhananjaya"

Mata Shasa meloto lucu, ia kaget sampai tersedak. Dengan buru-buru Reza pun memberikan ia minum.

"Hati-hati kalau makan tuh, jadi keselek kan!" Tegur Rezi, sedangkan Shasa terus meminum air dengan sedikit rakus.

"Hahh~~ maaf ya bang, nggak lagi deh." Ucap Shasa lalu memberikan gelas kaca yang sudah kosong itu kearah Reza.

'Sial! Gue baru inget sekarang! Alfa itu protagonis pria di novel yang gue baca sebelum gue meninggoy. Tapi gue nggak tau kalau Reza sama Rezi punya adik perempuan? Jadi gue itu cuma figuran yang ga pernah muncul?! Sial banget, tapi ada untungnya juga.' Batin Shasa mengumpat, karena ia baru ingat akan hal penting seperti ini.

BERSAMBUNG...

Natya's Second Life [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang