04 ( 네 )

43.6K 3.6K 89
                                    


"Yaudah, lain kali kamu harus hati-hati kalau makan. Tenggorokan-nya sakit ga, dek? Abang panggilin dokter ya?" Ucap Reza dengan nada yang terlihat sekali bahwa ia sedang khawatir.

"Aku nggak apa-apa bang, lagian cuma keselek jadi nggak perlu manggil dokter segala."

"Beneran nggak apa-apa?" Tanya Rezi ikut bertanya dengan wajah ragu. Dan Shasa pun hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum manis nan menenangkan.

"Oh iya, Abang kapan aku bisa pulang kerumah? Aku ga nyaman di rumah sakit terus."

"Nanti abang tanya dokter dulu ya, sayang." Ucap Rezi sambari mengelus pucuk kepala Shasa.

"Iya abang, kalau perlu abang harus nego sama dokternya biar aku bisa pulang cepet hehehe."

"Ya mana bisa gitu, neng?" Ucap Aswin ikut menyahuti. Sedangkan Shasa hanya cengengesan tak jelas. Tetapi masih menggemaskan ko!

"Bis..."

BRAK!!!!

Pintu ruangan itu dibuka paksa oleh seorang gadis. Membuat Shasa dan yang lainnya terkejut.

"SAYANGG!!!"

"Astagfirullah... Ni nenek lampir perasaan ada dimana-mana dah." Celetuk Aswin sekenanya. Shasa yang mendengar celetukan itu pun hanya tertawa kecil.

"Sayang! Kamu tuh aku cariin juga, kamu ngapain disini sih? Bau obat tau ihhh banyak orang penyakitan juga, pulang yuk aku takut kamu kejangkit." Ucap gadis asing tersebut, membuat Shasa menundukan kepalanya. Rezi dan Reza melihat adiknya menunduk pun menatap tajam si gadis asing.

'Sialan, ni cewe belum aja gue timpuk pake bunga sekaligus sama potnya biar mampus!' Batin Shasa geram akan ucapan si gadis asing, tenang Shasa tidak sedih ko cuma sedang akting saja.

"Lo ngapain kesini sih?! Ganggu ketenangan adek gue aja!" Ucap Rezi dengan nada sinisnya, membuat gadis asing itu menoleh kearahnya dan kearah Shasa.

"Kamu pasti mau godain pacar aku kan?! Dasar jalang! Udah lumpuh pake acara mau godain pacar aku segala!" Ucap gadis asing tersebut tiba-tiba. Shasa yang dihina seperti itu hanya melongo dan merasa geram.
'Ni cewe dateng-dateng minta di tampol pake kekuatan hulk gue keknya!' Batinnya sudah 80% geram, ia mengepalkan tangan mungil nan lentiknya.

"A-anu... Shasa nggak godain pacar kakak ko... Hiks..." Oke! Kini Shasa tiba-tiba menangis seperti y/n. Entahlah ia hanya ingin saja seperti itu, tujuannya? Ya agar si badut ancol diusir oleh si kembar.

Hawa diruangan itu nampak lebih kelam, Reza dan Rezi yang melihat adiknya menangis pun mengusir semua temen-temannya.

"Mending lo pada pergi deh! Terus buat lo Alfa, mending urus dulu noh monyet bekantan lo yang bikin rusuh dimana-mana! Liat, bahkan adek gue yang ga tau apa-apa aja di buat nangis sama tu jelmaan monyet!" Ucap Rezi dengan nada sinis.

Barra, Ady dan Atha pun mengalihkan pandang mereka kearah gadis yang sedang bergelantungan dilengan Alfa dengan tatapan tajam seperti silet.

"Apa sih liatin aku?! Kalian terpesona ya sama kecantikan paripurna aku ini?" Ucap gadis itu dengan nada sombongnya.

"Dih! Pede banget lo jadi manusia, muka kaya banci perempatan aja bangga!" Ucap Atha sambil menatap jengkel gadis asing tersebut.

Sedangkan gadis itu hanya melongo karena dikatai banci perempatan oleh Atha. Shasa yang sedari tadi menonton sambil memakan buah pun hanya menganggukan kepalanya saja.

"Heh, ko kamu malah nyamain aku sama banci sih! Aku tuh cantik ya, ga level sama banci. Harusnya kamu itu samain aku sama umm... Amanda manopo atau Ranti Maria! Bukannya banci!" Semprot gadis asing itu tak mau kalah, sedangkan Atha kini wajahnya sudah sangat jengkel. Ingin sekali ia meraup wajah sok cantik gadis itu.

"Abang Eza, adek pusing dengerin mereka." Ucap Shasa tiba-tiba sambil menatap memelas kepada Reza, sangat menggemaskan.

"Iya, nanti abang usir ya. Sekarang kamu tutup matanya terus tidur, abang usapin rambut kamu ya." Ucap Reza sambil menatap lembut kearah Shasa yang mengangguk dengan sangat menggemaskan sampai pipi chubby gadis itu ikut bergoyang seakan ingin tumpah.

"STOP!!!!! MENDING KALIAN PERGI DEH, PENGANG KUPING GUE LAMA-LAMA! DAN LO ALFA BAWA JUGA TUH SI SEANNA! BACOT MULU CONGORNYA!" Ucap Rezi yang sudah sangat geram, terlihat dari wajahnya yang memerah dan dadanya yang naik turun tanda bahwa kesabarannya telah habis.

Alfa dkk dan gadis bernama Seanna tadi langsung pergi, karena tak ingin Rezi mengamuk.

BERSAMBUNG...

Natya's Second Life [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang