Saat malam tiba, jam sudah menunjukkan pukul 1 tengah malam. Terlihat seorang gadis dengan pakaian serba hitam dengan tas berisi senjata tajam dan pistol yang akan ia bawa, sedangkan kamera pengawas yang terpasang dikamarnya pun ia balikkan kearah yang berlawanan dengan hati-hati.Kondisi kamar yang gelap gulita mendukung rencana miliknya. Dengan hati-hati ia pun membuka pintu balkon yang berada di kamarnya.
Pintu balkon itu pun terbuka, membuat seringaian tipis tersungging dibibir semerah cherry milik gadis tersebut.
Dengan perlahan pula ia keluar dan setelah itu menutup kembali pintu balkon itu dengan hati-hati. Saat ia melangkah mendekati pagar pembatas, keningnya mengernyit.
"Gue kira pendek, ternyata tinggi anjir!" Ucap gadis itu dengan berbisik.
"Tapi yaudahlah, terobos aja! Bismillah moga ga patah tulang." Lanjut gadis tersebut lalu mulai menaiki pagar pembatas dan dengan penuh kayakinan ia pun melompat lalu mendarat dengan sempurna.
"Buset, keren banget gue! Untung kaga jadi patah tulangnya." Ucap gadis itu lalu mulai mendekati tembok tinggi yang menjadi pembatas antara rumah dan jalanan komplek perumahannya itu.
"Sabar Sher, karena lo harus ngeluarin tenaga lagi buat manjat ni tembok, mana si setan kaga muncul bikin susah aja lagi ni misi. Terus gue tebak pasti lokasi tu rumah tua jauh pake banget." Gerutuan itu terus mengalun indah dari bibir mungil milik Sherianne yang sedang fokus memanjati tembok tinggi itu.
"Astaga! Ini siapa sih yang mepetin pohon kaya gini!? Bikin orang susah manjat aja! Heran deh gue." Lanjutnya sambil mendelik kesal kearah pohon yang berdiri tak bersalah.
Saat sudah sampai dipuncak tembok itu, langsung saja helaan nafas lega keluar dari bibir gadis itu. Tetapi sewaktu matanya melihat kebawah sana, otomatis mata indah tersebut melotot garang.
"Pengen banget gue teriak terus ngecaci maki orang yang ngasih ide tentang rumah ini ke emak sama bapak gue! Mana ni tembok tinggi banget, awas aja kalo ketemu sama perancang ni rumah bakal gue bogem 50x pokoknya!" Gerutuan yang tak habis Sherianne lantunkan, lalu dengan kesal ia melompat kembali lalu mendarat dengan mulus tanpa lecet sedikit pun.
Saat sudah sampai dibawah, Sherianne pun langsung berjalan dan menghampiri motor sport yang terparkir dengan antengnya disana dengan seseorang yang memakai pakaian serba hitam juga, membuat mereka terlihat sangat serasi, iya! Serasi seramnya.
Dengan cepat ia menghampiri orang tersebut, saat sudah berada disamping orang asing itu. Sherianne pun langsung saja menepuk pundak lebar milik orang tersebut.
"Ay! Maaf gue buat lo nunggu lama." Ucap Sherianne sambil menampilkan cengiran lucu miliknya,membuat suara dengusan keluar dari orang yang ia panggil 'Ay' itu.
"Cih, kebiasaan banget lo manggil gue kaya gitu. Dahlah! Mending lo cepetan naik, waktunya mepet soalnya!" terdengar suara seorang pemuda yang tak lain adalah orang asing yang menunggu Sherianne sedari tadi. Lalu tangan pemuda itu terulur agar memudahkan gadis itu naik keatas motornya dan tak lupa memberikan helm yang membuat dengusan penuh kekesalan keluar dari bibir mungil sang gadis.
"Ishh ngapa harus helm ini sih?! Gada helm lain apa? Mana ada telinganya, nyebelin banget!" Gerutu Sherianne, tetapi tetap memakai helm itu walaupun dengan raut wajah penuh keterpaksaan.
"Abisnya lo lucu kalo pake tu helm." Ucapan pelan si pemuda lalu menjalankan motor sport itu dengan kecepatan diatas rata-rata.
Motor sport tersebut membelah jalanan kota dengan kecepatan penuhnya, membuat siapapun yang melihat akan mengeluarkan semua umpatan dan makian mereka.
Waktu yang mereka tempuh cukup panjang, membuat Sherianne merasa pegal karena terus duduk lama diatas motor. Tetapi rasa pegal dan kesal itu sirna karena rumah tua yang mereka tuju sudah didepan mata.
Saat mereka sudah berada didepan gerbang terlihat dua penjaga berbadan kekar dengan kepala botak yang terlihat sangar, tetapi celetukan spontan yang keluar dari bibir mungil milik Sherianne membuyarkan kesan sangar pada dua orang pria tersebut.
"LHO! ADA UPIN IPIN!?"
Ucapan tersebut membuat kedua orang berkepala botak itu pun langsung menoleh dengan raut wajah kesal. Lalu kedua pria itu menghampiri gadis dan pemuda yang tak jauh dari pintu gerbang.
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Natya's Second Life [ END ]
Fantasía[ Transmigration Series #1 ] Bercerita tentang seorang gadis yang ber-transmigrasi ke raga seorang figuran cantik yang namanya saja tidak pernah disebutkan dalam novel. Bingung? Sudah pasti, siapa yang tidak bingung saat ia seharusnya sudah mati...