09 ( 아홉 )

30.8K 2.4K 4
                                    


Shasa pun pergi meninggalkan kelima orang yang masih setia terdiam dengan mulut yang sedikit terbuka diruang makan.

"Bisa-bisanya tu penulis bikin karakter macem si Seanna, mana tu manusia jadi protagonis cewenya pula!"

Gadis itu terus mengoceh pelan sambil berjalan kearah kamar miliknya.

"Terus gue juga heran, modelan apaan protagonis kek gitu? Orang mah kalo bikin cerita tuh protagonis cewenya lemah lembut, baik, terus sopan santunnya bagus banget ditambah sama muka yang good looking ples bening. Lahh dicerita ini? Jangankan good looking sama bening, sifatnya aja udah mirip sama nenek lampir!" Ucap Shasa sambil terus mengoceh panjang kali lebar, sampai ia tak sadar bahwa sudah berada didepan pintu kamar miliknya.

"Lahh udah nyampe aja depan kamar, ko kaga kerasa ya?" Monolognya dengan penuh rasa heran, padahal ia rasa baru menaiki tangga tapi kenapa tiba-tiba sudah sampai dikamarnya.

Saat sudah masuk ia pun mengunci pintu kamarnya, takut ada yang masuk tiba-tiba. Berjalan mendekati ranjang besar miliknya, ia pun langsung merebahkan diri dengan sedikit kasar.

Bruk!

"Gila, tulang gue bunyi semua. Mana renyah lagi bunyinya." Ucap Shasa penuh lega. Entah kenapa ia suka sekali mendengar tulangnya berbunyi saat ia tiduran seperti ini.

"Lusa gue mulai masuk sekolah, dan semua alur novel sebagian besar berjalan disana. Gue tiba-tiba jadi penasaran gimana rupa sama tingkah si antagonis." Ucap Shasa sembari menatap langit-langit kamarnya.

"Apalagi dibuku ditulis kalo Antagonis cewenya itu polos banget sampe bisa masuk ke jebakan si Seanna. Kan gue pas baca tu novel jadi gregetan pengen noyor pala si antagonis." Kata Shasa sambil mengepalkan tangan geram saat mengingat salah satu adegan dalam novel yang membuatnya ingin sekali membenturkan kepala si antagonis karena kepalang gemas.

"Semoga aja gue ketemu sama jodoh gue disana, kalo kedua abang gue sama temennya aja good looking apalagi yang lain, iya kan? Huaaa jadi ga sabar. Ayo cepetan dong hari senin!" Ucap Shasa sambil menggenggam tangannya didepan dada lalu menutup mata sembari berharap.

Tak lama ia pun tertidur, entah karena kekenyangan atau sudah mengantuk. Tapi sepertinya Shasa mengalami keduanya. Mengantuk karena kekenyangan.

✂----------------------------------------

Sudah 2 hari berlalu sejak perdebatan aneh yang dilakukan oleh Shasa dan Seanna. Kini pemeran figuran kita sedang bersiap untuk berangkat ke sekolah sejak pagi buta, bahkan matahari pun belum menunjukkan diri, tapi Shasa dengan semangat membaranya sudah bersiap dengan seragam dan peralatan sekolah yang lengkap.

"Ihhh jam berapa sih ini? Lho ko baru jam 5! Lambat banget jamnya, gue kan udah ga sabar ketemu cogan ehh salah! Maksud gue ketemu guru dan teman-teman baru... Iya itu!" Ucap Shasa sambil menatap cermin setelah ia melirik jam dinding estetik di kamarnya.

Gadis itu terus mondar-mandir didalam kamarnya sendiri, kadang-kadang ia duduk didepan cermin lalu kembali memutari kamar, setelah itu kembali duduk dan menata diri lalu kembali mondar-mandir lagi, kegiatan itu terjadi sampai jam menunjukkan pukul 06.01 WIB.

"Yes! Jam 6, saatnya bangunin abang kembar!!!! Let's gooo!!!!!" Ucap Shasa dengan penuh semangat, padahal matahari baru saja menampakkan diri.

Dengan langkah lebar ia berjalan menuju kamar Reza, lalu menggedor pintu setelah itu ia berteriak...

"BANG EZA BANGUNNNN! UDAH PAGIII, NANTI AKU KESIANGAN KE SEKOLAHNYAAAAA!!!! AYO ABANG BANGUNNNN!!!" Teriak Shasa sambil menggedor pintu kamar Reza, lalu ia pun beralih ke kamar Rezi. Dan ia pun melakukan hal yang sama seperti dikamar Reza. Apalagi kalau bukan menggedor dan berteriak.

"BERISIK DEEEE!!! MASIH PAGIIIII!!!" Ucap kedua pemuda tersebut dengan berbarengan dari dalam kamar.

"KO ABANG IKUTAN TERIAK SIH?!" Balas Shasa dengan berteriak juga.

"YA KAMUNYA YANG DULUAN TERIAK!" Balas si kembar kembali.

"IHHH KAN BUKAN ADEK YANG SALAH, ABANG AJA YANG KAYA KEBO!" Teriak Shasa kembali sambil berkacak pinggang didepan kamar si kembar. Lalu kedua pintu didepannya pun terbuka, menampilkan kondisi kedua abangnya yang sangat kacau.

"Kamu berisik banget deh!" Ucap keduanya dengan berbarengan, lagi.

"Lho Bang Eza? Bang Ezi? Shasa kira siapa, sampe ga kenal." Ucap Shasa sembari menutup mulutnya dengan telapak tangan mungilnya.

"Kenapa? Abang ganteng ya?" Tanya Rezi dengan begitu percaya dirinya.

"Ihhh... Bukan, Tapi tadi tuh Shasa kira kalian itu gembel, ehhh... Ternyata bukan." Jawab Shasa dengan sangat polos, membuat perempatan imajiner terbentuk dikening kedua abangnya.

Lalu dengan serentak si kembar pun berteriak. Lalu dengan secepat kilat gadis yang membuat kegaduhan dipagi hari itu pun kabur dengan jurus kaki seribu miliknya.

"SHASA, AWAS YA KAMU!!"

BERSAMBUNG...

Natya's Second Life [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang