28 ( 스물 여덟 )

11.1K 990 19
                                    

Kalian pasti bingung dan bertanya-tanya, kenapa Shaqueena bisa menjawab pertanyaan didalam hati milik Sherianne. Padahal Shaqueena sudah meninggal dan 'tinggal' dengan ibu 'imajinasi' miliknya.

Shaqueena sendiri yang meminta Tuhan untuk menciptakan sosok yang mirip dengan sang ibu, entah bagaimana cara ia meminta. Tetapi semua keinginan miliknya terwujud, walaupun hanya sebatas ilusi. Tetapi untuk sementara ia seakan lupa dengan dendam atas kematiannya.

Semenjak jiwa sang kembaran mengisi raganya, roh gadis itu terus mengawasi sang kembaran. Tetapi hari ini tiba, semua puzzel yang ia kira takkan terpecahkan. Hari ini mulai tersambung membentuk sebuah gambaran. Tentang siapa yang membunuhnya, apa alasannya, dan apa tujuannya. Ia akhirnya mengetahui semua, membuat dendam yang sudah terlupakan kini kembali kepermukaan.

Bahkan keluarga Demelza lupa, kalau darah mereka mengalir deras dalam diri Shaqueena, yang artinya gadis itu tak jauh beda dengan mereka. Ya, Shaqueena memanfaatkan kelemahannya untuk menarik orang-orang berpengaruh agar berada disisinya. Gadis itu melakukan hal tersebut bukan karena gabut atau apapun, tapi ia merasakan firasat tak mengenakan dimasa depan dan pastinya kelak ia pun akan membutuhkan pengaruh orang-orang itu disisinya.

Dan kini Shaqueena dan Sherianne sedang merencanakan sesuatu untuk membalas mereka semua termasuk beberapa orang lainnya.

"Jadi, nanti kakak dateng ke jalan yang aku sebutin tadi. Nanti bakal ada rumah tua disana, nahh kakak kerumah itu nanti kalau udah liat lebih deket pasti bakal ada penjaganya. Lalu kalau mereka nanyain gin-" Ucapan Shaqueena terpotong karena suara protesan sang kembaran.

"Dek, bisa ga sih gausah melayang kek gitu? Kaya hantu aja! Mana nantinya banyak banget!" Ucap Sherianne sambil menatap jengah roh adiknya itu.

"Lho kakak lupa? Aku kan emang hantu ehhh bukan! Tapi roh, jadi wajar dong kalo aku melayang kaya gini. Ya bodo, terserah aku dong jadi kakak gausah protes!" Jawab Shaqueena sembari mendengus sebal, sedangkan Sherianne hanya tepuk jidat. Ia lupa kalau sang adik sudah menjadi roh.

"Oh iya, kakak jangan banyak bicara ya. Kalau mau ngomong sama Shasa harus didalam hati, karena 'mereka' nempatin beberapa kamera sama penyadap suara disini." Ucap Shaqueena sembari melirik kearah dimana kamera dan penyadap suara itu diletakkan.

'Lo bodoh banget, Sher! Sampe kaga sadar kalau ada kamera sama penyadap suara disini, mana keceplosan bilang 'adek' lagi. Bener-bener Bodoh!' Rutuk Sherianne didalam hati, membuat Shaqueena yang mendengarnya pun langsung tertawa.

"Nahkan kakak aja ngaku kalau kakak itu bodoh." Ucap Shaqueena dan karena itu juga Sherianne yang sudah kepalang geram pun langsung melempar bantal miliknya. Tetapi sayang, bantal itu malah menembus tubuh Shaqueena.

"Etss ga kena! Kakak lupa ya kalau aku ini tembus pandang? Selain bodoh kakak juga pikun ya." Ucap Shaqueena lalu roh itu pun langsung menghilang saat sudah puas menjahili kakak kembarnya.

'Sialan, lo dek! Setan gada akhlak, Kesel gue sama lo! Gue doain moga lo kaga dapet jodoh, mampus!' Batin Sherianne dengan wajah yang memerah karena kesal. Dan gadis itu tak menyadarinya sedikit pun.

Tok! Tok! Tok!

TOK! TOK! TOK!

TOK! TOK! TOK!

Lalu tak lama pintu kamarnya diketuk oleh seseorang dari luar. Gadis cantik itu pun langsung menghampiri dan membukakan pintu kamarnya dengan wajah penuh kekesalan.

Ceklekk!

"Iya bentar!! Kenapa sih bang?! Ngetuknya brutal banget, rusak nanti pintu Shasa." Ucap Sherianne dengan wajah cemberutnya.

"Ah! Itu a-anu... Abang khawatir sama kamu, soalnya tadi abang denger benda jatuh dari dalem." Ucap Rezi sambil menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Ya ampun abang! Adek kira apaan sampe abang ngetuk pintu kamarnya brutal kaya gitu. Ganggu adek nonton drakor aja, padahal udah bagian ci-"

"Ci, apaan? Ciuman? Heh! Kamu masih kecil, ga boleh nonton kaya gitu. Abang laporin ke Reza biar laptop kamu disita sekalian. Kamu tuh ya harusnya nonton Upin&Ipin, Spongebob, Doraemon, atau Ultraman! Jangan nonton drakor atau drachin segala." Cerocos Rezi dengan tangan yang tak berhenti bergerak saat ia berbicara, hal tersebut membuat Sherianne jengah. Lalu dengan perlahan gadis cantik itu menutup pintu kamarnya, meninggalkan Rezi yang masih asik berbicara.

"Kamu tuh harusnya deng... Lho! Malah ngilang, dasar adek gada akhlak! Dahla mending gue balik ke kamar aja! AWAS AJA LO DEK! GUE AMBEKIN SAMPE SEMINGGU BARU NYAHO LO!" Ucap Rezi dengan teriakan diakhirnya.

"BODO AMAT BANG! BODO AMAT, NGAMBEK AJA SONO! GA PEDULI GUE!" Balas Sherianne dari dalam kamar.

"Astaga! Punya adek satu gini amat perasaan gada nurut-nurutnya sama gue. Pokoknya gue harus nanya ke Reza, dia pake pelet apa sampe-sampe tu iblis cilik bisa nurut sama dia! Ya harus pokoknya!" Ucap Rezi dengan menggebu-gebu.

Lalu pemuda itu pun langsung pergi dari kamar milik sang adik, dengan wajah cemberut.

BERSAMBUNG...


Hai-hai!!!! Apa kabar semua?! Sehat-sehat terus kan?

Oh iya, gimana sama part kali ini? Ga nyambung ya alurnya? Maaf ya, pasti ga seru jadinya.

Yaudah kalau begitu, makasih udah baca mungkin bakal Sagi perbaiki lagi dilaim hari.

Sampai jumpa di part selanjutnya...
Bye-bye semua!!

Natya's Second Life [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang