12 ( 열 두번째 )

25.4K 2.3K 53
                                    


Setelah mengantar Isha untuk berganti seragam, kini mereka berdua sedang sibuk mencari Jessna. Gadis bermata Hazel itu selalu pergi entah kemana membuat Shasa dan Isha harus ekstra sabar dalam mencarinya.

Hanya satu tempat yang belum sempat mereka kunjungi, yaitu taman belakang. Segeralah kedua gadis tersebut berjalan kearah taman belakang, sambil berharap agar Jessna ada disana.

Dan disinilah mereka, ditaman belakang dengan sosok yang mereka kenal. Tetapi anehnya wajah Shasa terlihat mendatar. Berbeda dengan Isha, gadis itu dengan lugu hanya memiringkan kepalanya lalu menatap bolak-balik kearah Shasa dan sosok tersebut.

"Shasa, kenapa diem? Udah ketemu Jessna-nya? Kalau belum ayo kita cari lagi." Ucap Isha sambil menatap polos kearah Shasa, bahkan gadis itu harus mendongak untuk sekedar menatap Shasa yang agak lebih tinggi darinya.

"Gausah, orang yang kita cari lagi enak-enakan tidur disana. Noh liat aja!" Ucap Shasa lalu menunjuk kearah sosok tadi yang tengah berbaring, siapa lagi kalau bukan Jessna.

"Yaudah, ayo kita samperin kasian nanti badan Jesjes digigitin serangga." Saran Isha dan diangguki oleh Shasa.

Mereka berdua melangkah mendekati tempat Jessna berbaring dengan nyamannya. Bahkan gadis berkacamata itu tidak menyadari kehadiran Shasa dan Isha karena sudah terlena oleh kenyamanan taman belakang.

Plakk!

Dengan rasa kesal yang sudah diatas awan, Shasa dengan kesal memukul lengan sahabatnya itu. Membuat Jessna yang sedang mengarungi alam mimpi tiba-tiba harus ditarik paksa untuk terbangun dan kembali ke kenyataan.

Saat Jessna ingin protes kearah orang yang sudah membangunkannya, tapi gadis cantik berkacamata itu pun harus mengurungkan niatnya, karena saat ia menoleh. Gadis itu pun mendapatkan tatapan garang dari sahabat gilanya, Shasa.

"Sialan lo! Lo tau ga sih? Gue sampe muterin ni sekolah cuma buat nyari lo, Jess. Ehh lo malah enak-enakan tidur disini, terus ninggalin gue dikantin seorang diri sama jelmaan badut ancol yang lagi bully orang, kan anjir banget!" Ucap Shasa sambil berkacak pinggang, sedangkan Jessna hanya cengengesan tak berdosa.

"Ya maaf, Sha. Gue ngantuk banget soalnya, lagian ya bantuin orang tuh berpahala tau. Btw, itu yang dibelakang lo siapa, Sha?" Ucap Jessna yang diakhiri oleh pertanyaan, ia bahkan baru menyadari kehadiran Isha diantara mereka berdua.

"Oh ini? Ini cewe yang gue tolong tadi dikantin, sono lo kenalan sama dia. Siapa tau dia bisa ketularan gila kek lo." Ucap Shasa dengan santai sembari menatap kuku-kuku cantik miliknya.

"Semerdeka lo aja lah, Sha! Kesel gue." Ucap Jessna sambil menatap malas sahabatnya itu.

"H-hai! N-nama aku Alisha, K-kamu bisa panggil a-aku Isha biar sama kaya Shasa." Ucap Isha memperkenalkan diri sembari menunduk, sungguh ia sangat pemalu.

"Salken ye, Ish. Nama gue Jessnara Amaia Althair. Sahabat kecil si biang onar, lo bisa panggil gue Jessna kek si Shasa." Ucap Jessna sambil mengulurkan tangan nya, lalu dibalas oleh Isha dengan baik walaupun sedikit malu-malu.

"Jess, Ish, ayo balik kelas udah bell anjir!" Seru Shasa menegur Jessna dan Isha yang sedang memulai pendekatan antar teman.

"Yaudah ayo! Gue ga mau dihukum sama Busul." Ucap Jessna yang mulai bangkit dari acara duduk-duduk santainya tadi, lalu disusul oleh Isha yang menatap polos kearah Shasa dan Jessna.

Mereka berjalan bersama untuk kembali ke kelas, tetapi saat ingin menaiki tangga untuk kelantai 2. Mereka dihadang oleh Seanna, yap! Gadis itu seorang diri. Entah keberanian dari mana ia dapatkan hingga belum jera untuk mengusik ketiga gadis berbeda karakter dihadapannya tersebut.

"Awas, nyet! Lo ngalangin jalan. Gue sama sahabat gue mau lewat, mending lo minggir!" Ucap Shasa yang mulai bosan melihat wajah Seanna.

"Nggak! Aku masih ada urusan ya sama kamu dan gadis sial itu!" Ucap Seanna sambil menunjuk kearah Shasa dan Isha. Sedangkan Jessna hanya menonton sambil mengunyah permen karet yang terselip di saku rok nya.

"Urusan apaan lagi? Gue mau lewat!"

"Gak boleh!" Ucap Seanna mendorong pelan Shasa.

"Astaga ni badut satu, bikin gue geram aja!"

"Pokoknya kamu ga boleh lewat!" Ucap Seanna, lalu dengan sekuat tenaga Shasa pun menerobos pertahanan milik gadis jelmaan tersebut, tapi alih-alih berhasil. Shasa malah didorong dengan keras oleh Seanna, menyebabkan ia terjatuh dari tangga.

Sedangkan Isha yang berada di pinggir tangga, membolakan matanya, begitupun dengan Jessna. Mereka berdua langsung berteriak memanggil nama Shasa.

"SHASA!!!" Teriak Jessna dan Isha yang melihat Shasa yang terjatuh dari tangga. Lalu dengan cepat menghampiri tubuh yang sudah berlumuran darah itu.

Jessna yang terus memanggil nama sang sahabat dan Isha yang sudah menangis sembari menelfon pihak Rumah Sakit untuk mengirimkan mobil ambulance secepatnya.

"J-jessna, ambulance bakal dateng ga lama lagi. A-aku yakin Shasa ga akan kenapa-kenapa, Ka-kamu punya nomor salah satu keluarga Shasa? Kita harus ngasih tau mereka soal ini." Ucap Isha sambil memberi arahan, lalu dengan cepat Jessna menelfon salah satu abang kembar Shasa dengan tangan dan suara yang gemetar.

"H-hallo? R-Rez?"

'Apaan? Gue ada dikantin, kalo kaga penting gue tut-'

"S-Shasa, Rez! D-dia jatuh d-dari tangga." Ucap Jessna dengan terbata-bata.

'LO GAUSAH BOHONG ANJ*NG!!'

"G-gue ga bohong, s-sekarang lo harus cepetan ke t-tangga kelas 10. C-cepet Rez, Hiks... Darahnya ga mau berenti... Hiks..." Ucap Jessna yang tak bisa menahan tangisan miliknya. Tangan kirinya yang menyangga kepala Shasa sudah berlumuran darah.

'A-apa? G-gue sama yang lain bakal kesana, Lo sebisa mungkin nahan pendarahannya! Please, tunggu 3 menit gue sampe.'

"I-iya, R-rez." Jawab Jessna lalu mematikan sambungan telfon tersebut.

Jessna terus menangis sambil menggumamkan nama sahabatnya, sedangkan Isha ia malah termenung dengan tatapan yang terus terarah ketubuh tak berdaya Shasa.

'Perempuan itu udah bikin Shasa jatuh, Isha harus balas. Ya! Isha harus balas dia!' Batin Isha sambil beralih menatap tajam kearah Seanna yang sudah seperti orang gila.

"Darah harus dibalas dengan darah juga, kan?" Lirihan itu keluar dari bibir mungil milik Isha, matanya berkilat tajam kearah Seanna. Dimata gadis polos itu tercetak jelas kobaran dendam kepada Seanna yang telah melukai sahabat serta cahayanya, yaitu Shasa.


BERSAMBUNG...

Natya's Second Life [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang