11 ( 열하나 )

26.1K 2.3K 45
                                    

Jessna dan Shasa masih terpaku di pintu masuk kantin, mereka masih memproses hal-hal yang terjadi di depan mata keduanya.

"A-anu... Mending kita balik kelas aja yuk, Sha?" Ajak Jessna dengan senyum paksanya, sungguh hancur sudah rencana makan siang bersamanya. Jessna bahkan merutuki dua manusia yang masih mencari ribut ditengah kantin yang sedikit terlihat.

"Nggak, Jess. Gue penasaran ada apaan sampe ribut kek gitu." Balas Shasa lalu melangkah sembari membelah kerumunan, menghiraukan panggilan dari Jessna dan sedikit gerutuan dari orang yang ia senggol saat mencoba melihat apa yang terjadi didepan sana.

'Kalau nggak salah... sekarang itu kali pertama antagonis sama protagonis cewe ketemu, Lalu adegan ini... Jangan bilang adegan membagongkan itu!" Batin Shasa mengingat kembali potongan novel yang sempat ia lupakan.

Saat sudah berhasil membelah kerumunan tersebut dan kini ia berada di barisan paling depan karena rasa penasarannya yang tinggi. Tapi alisnya mengerut bingung, kenapa alurnya tidak sesuai? Bukankah seharusnya si protagonis yang terduduk dilantai kantin dengan tumpahan jus alpukat diseragam putihnya. Tapi sekarang, malah si Antagonis wanita yang terduduk dengan seragam dipenuhi warna kuning, sedangkan protagonis wanitanya hanya sibuk memarahi sang Antagonis.

'Lahh anjir, ko malah ketuker? Harusnya kan yang ketumpahan itu si protagonis bukan antagonis, tapi sekarang? Dahla pusing!' Batin Shasa pusing sendiri melihat adegan aneh didepannya. Ia tanpa sadar melamun saat sedang memikirkan dan mencocokan adegan demi adegan yang ada dinovel.

"KAMU TUH JALANNYA HATI-HATI DONG! UNTUNG AJA SEPATU MAHAL AKU GA KENA JUS KAMU, KALO SAMPE KENA AKU JAMIN KAMU GA AKAN BISA GANTI RUGI!" Bentakan Seanna dengan nada merendahkan miliknya mampu membuat Shasa tersadar dan menggelengkan kepalanya.

Lalu figuran cantik tersebut memilih maju dan membantu antagonis wanita.

"Lo nggak apa-apa? Duhh baju lo jadi mirip lele kuning kan, yaudahlah bangun dulu terus gue anter ke kam-"

"Lho... lho... Ko kamu bantuin dia? Kamu berani ngelawan aku? Kalo kamu ngelawan bakal aku laporin kamu ke Alfa, biar kamu kena marah!" Ucap Seanna dengan nada percaya dirinya, tetapi hanya dianggap angin lalu oleh Shasa.

"Dih, emang kak Alfa bisa marahin gue? Sebelum orang yang lo anggap pacar itu marahin gue, masih ada kedua abang gue yang bakal pukul mundur tu si Alfama*t!" Balas Shasa setelah membantu antagonis wanita berdiri.

"K-kamu! Arghh awas ya kamu, bakal aku aduin kamu ke ayang Alfa!" Ucap Seanna lalu pergi meninggalkan area kantin. Membuat kerumunan siswa/i bubar karena merasa tontonan menarik mereka telah usai.

"Lo nggak apa? Gue anter ke toilet, ayo!" Ucap Shasa sambil menatap gadis yang sedari tadi menunduk tersebut.

"A-aku nggak apa-apa... M-makasih udah tolongin aku." Ucap gadis tersebut dengan sedikit terbata, mungkin masih sedikit syok karena seingat Shasa tentang novel absurd ini, antagonis wanita masih menjadi murid baru pindahan dari luar kota.

"Yaudah kalau begitu. Btw, lo ga pegel nunduk terus? Kenalin juga, nama gue Shaqueena. Biasa dipanggil Shasa sama orang sekitar." Ucap Shasa sambil mengulurkan tangan, dan disambut baik oleh gadis didepannya ini.

"H-hai, N-nama aku Alisha Adrien Elvarette. Aku biasa dipanggil Isha... S-sama orang sekitar." Ucap Isha yang masih terbata dalam berbicara. Isha sendiri masih betah menundukan kepalanya, ia adalah tipe perempuan yang pemalu dan lembut. Jadi bisa dimaklumi kalau ia terbiasa menunduk seperti ini.

"Gue anter lo ke toilet ya? kebetulan juga gue punya seragam yang pas buat seukuran lo. Lagian postur tubuh kita ga jauh beda, gimana?" Tawar Shasa yang hati kecilnya sedikit tersentil dan terjungkal saat melihat tingkah lemah gemulai milik Isha.

"A-apa nggak ngerepotin, S-sha?" Tanya Isha dengan perasaan sedikit ragu, ia takut merepotkan orang yang sudah menolongnya ini.

"Nggak ko, yuk! Bentar lagi keburu bell." Ucap Shasa lalu dinarik pelan pergelangan tangan Isha, membuat gadis polos itu harus berusaha menyamakan langkahnya dengan Shasa.

'Isha harap, Isha bisa jadi temannya Shasa. Isha bakal lindungin Shasa sekuat tenaga Isha dari orang jahat kaya perempuan jus tadi.' Batin Isha penuh tekad dan ketulusan, ia pun tanpa sadar tersenyum saat merasakan akan mendapat teman baru yang baik dan tulus, seperti Shasa.

BERSAMBUNG...

Natya's Second Life [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang