Setelah kedatangan Alfa dkk kini rungan itu kembali kosong, hanya ada Shasa disana. Sedangkan para pemuda yang menjenguknya sudah pergi pamit pulang begitu pun Rezi yang memiliki urusan penting terkait perusahaan milik Daddy mereka.
"Sial! Sampe kapan gue harus pura-pura buta sama lumpuh kaya gini, Seanna anj*ng emang bikin susah aja! Untung gue tahan banting!" Ucap Shasa sambil menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi dari jendela ruang inapnya.
"Tapi rencana gue berhasil, dengan ini Seanna akan disiksa oleh mereka. Apalagi Isha, gadis Psychopath itu akan menggila bila orang yang ia sayangi terluka. Dan rencana gue buat jadi pemeran utama cerita ini akan berhasil, tinggal 2 hama lagi. Maka selesai!" Ucap Shasa sambil menatap tajam bangunan-bangunan diluar sana.
Tak lama ia pun menyeringai lalu seperkian detik kemudia ia menjatuhkan dirinya sendiri sembari memasang raut wajah kesakitan.
'Saatnya memerankan peran gadis buta dan lumpuh lagi, Natya.' Batin Shasa sambil terus memerankan aktingnya.
"SHASA! Kamu kenapa bisa disini, dek?" Ucap Reza sambil mengangkat tubuh adiknya lalu membaringkan sang adik di ranjang Rumah Sakit.
"Shasa cuma berusaha jalan lagi, bang. Walaupun mustahil." Ucap Shasa sambil terkekeh miris.
'Males banget gue, tapi demi memperlancar rencana apa boleh buat.' Batin Shasa ketika memerankan peran adik yang lucu nan berbakti ini.
"Kamu ga perlu ngelakuin hal kaya gini, inget! Kamu ga boleh banyak gerak." Ucap Reza sambil menatap lembut adiknya. Ia sangat khawatir tadi melihat sang adik terduduk didekat jendela.
'Bodoh! Bahkan dia pun ga sadar keanehan tadi, gini nih kalau udah terlalu bucin. Mata pun ditutup sama dia.' Batin Shasa mencibir Reza yang bahkan tidak menyadari keanehan yang ia buat tadi.
"Iya abang, maafin Shasa ya." Ucap Shasa sambil tersenyum lembut kearah Reza.
"Iya nggak apa-apa, tapi kamu harus inget kalo kam-"
"Iya abang, Shasa inget kalo Shasa ga boleh terlalu maksain diri. Tapi, sebelum itu perut Shasa laper tau apalagi bang Ezi belum balik dari tadi. Jadi karena ada bang Eza. Shasa jadi minta tolong ke abang aja, nggak apa-apa kan?" Ucap Shasa dengan nada imutnya, sedangkan Reza ia hanya tertawa geli lalu menngacak surai hitam legam milik sang adik.
"Iya nggak apa-apa, kamu tunggu bentar abang buatin makanan kamu dulu dikantin rumah sakit." Ucap Reza lalu dibalas senyuman manis oleh Shasa, setelah pemuda itu pergi kini raut wajah Shasa berubah menjadi datar nan dingin.
"Manusia bodoh!" Ucap Shasa sembari menyenderkan dirinya sendiri dikepala ranjang.
Shasa, gadis itu mengingat saat dirinya dilarikan ke Rumah Sakit oleh mereka semua.
Flashback on...
Waktu itu ia terjatuh dari tangga membuat kedua temannya panik, sedangkan sebelum terjatuh ia menyeringai kearah Seanna sambil menggumamkan kata "Lo kalah!" tanpa suara.
Dan sehabis itu ia pun tak sadarkan diri, lalu saat ia terbangun kembali yang ia lihat hanya sekumpulan suster dengam seorang dokter yang hendak memberi kabar untuk orang-orang yang menunggunya.
"Tunggu!" Ucap Shasa sambil menggenggam lengan sang dokter, membuat dokter itu berbalik menghadapnya.
"Jangan kasih tau mereka kalau gue baik-baik aja, lo harus bilang kalau keadaan gue sangat memprihatinkan! Dan satu lagi! Jangan bocorkan hal ini kesiapapun, atau keluarga lo bakal terima akibatnya. Dan ini berlaku untuk kalian semua!" Ucap Shasa menatap tajam kearah dokter dan beberapa suster disana, bahkan tekanan yang gadis itu keluarkan mampu membuat mereka menggigil ketakutan.
"B-baik nona, t-tapi bagaimana kalau mereka tau?" Tanya sang dokter, lalu dibalas dengan cengkraman tangan dirahangnya membuat sang dokter kesakitan.
"Lo hanya perlu tutup mulut! Urusan lainnya biar gue yang urus sendiri, tugas lo hanya kasih mereka laporan palsu!" Ucap Shasa lalu melepaskan cengkraman tangannya dari rahang sang dokter dengan sangat kuat, membuat kepala pria berjas putih itu terhempas. Setelah nya dokter itu pun menganggukan kepalanya lalu keluar dari ruang UGD tersebut.
"Kalian pun sama, tutup mulut kalian! Jangan sampai hal ini bocor kesiapapun, kalau itu terjadi maka kepala kalian sebagai gantinya!" Ucap Shasa lalu membaringkan dirinya kembali sembari menyeringai seram karena rencana awalnya akan segera berjalan.
'Lo terlalu bodoh dan kematian lo adalah genderang kemenangan ditelinga gue, Seanna!' Batin Shasa dengan otak yang terus memikirkan berbagai rencana jahat untuk mengubah dan melenyapkan seluruh hama pengganggu dihidupnya dalam dunia novel ini, ah! Atau kita sebut dengan dunia nyata? Entahlah!
Flashback off...
"Jadi tinggal 2 orang lagi yang perlu gue jebak lalu tanpa ngotorin tangan gue sendiri, mereka bakal mati ditangan para pion gue. Ah! Seneng juga kalo punya pion sekuat Alisha dan Alfa dkk. Walaupun Jessna ga berguna tapi gak apa, masih bisa gue manfaatin suatu saat nanti." Ucap Shasa lalu mulai memejamkan matanya, ia bosan karena Reza terlalu lama mengambil makanan untuknya.
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Natya's Second Life [ END ]
Fantasía[ Transmigration Series #1 ] Bercerita tentang seorang gadis yang ber-transmigrasi ke raga seorang figuran cantik yang namanya saja tidak pernah disebutkan dalam novel. Bingung? Sudah pasti, siapa yang tidak bingung saat ia seharusnya sudah mati...