[ kisah singkat dari Sebastian ]
✂ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Dia, Sebastian Aslanio Sachdev. Sebastian adalah panggilan dari seluruh anggota keluarganya. Dulu, Sebastian adalah pemuda yang baik dan lemah lembut. Ia bahkan tak bisa menggunakan senjata jenis apapun, keluarganya sangat menjaga Sebastian. Tapi, kejadian itu merenggut segalanya dari Sebastian.
Pembantaian seluruh anggota keluarga Sachdev didepan matanya, Sebastian yang waktu itu masih kecil memilih bersembunyi disebuah gudang yang tak terpakai. Tapi sayang, gudang itulah yang menjadi saksi bisu pembunuhan keluarganya.
Disana, sang ibu tiada dengan luka menganga dileher serta perutnya.
Sang ayah, kakek, dan neneknya yang tiada karena mati terpenggal dengan perut yang robek sampai sebatas dada.
Lalu yang terakhir para paman, bibi, dan sepupu Sebastian mereka juga tiada dengan amat tragis. Tubuh mereka dibakar secara hidup-hidup, bahkan Sebastian dapat mendengar jeritan kesakitan dari sepupu perempuannya.
Mata anak kecil itu membulat, kala ia melihat sepupu kecilnya yang baru berusia 4 tahun diseret dengan kejam ditambah lagi dengan luka menganga yang ada dipaha sepupunya.
Sebastian menutup mulutnya sedari tadi agar tak mengeluarkan isakan sekecil apapun. Ingin rasanya ia berteriak kala tubuh sepupunya yang berusia 4 tahun itu dilempar kedalam kobaran api. Jeritan kesakitan itu dapat Sebastian dengar, bayangan tubuh terbakar itu selalu terlintas di benak Sebastian kecil.
Selesai, keluarganya telah binasa dan hanya menyisakan Sebastian seorang diri. Para pembunuh itu hanya tertawa dan berlalu pergi dengan kemenangan yang mereka bawa, meninggal seorang anak kecil laki-laki yang tubuhnya bergetar ketakutan.
Sebastian kecil pun keluar dari tampat persembunyian itu setelah situasi dirasa aman. Langkahnya gemetar, tangisannya belum mereda, dimatanya terdapat kilatan amarah dan dendam. Anak kecil itu berjalan kearah jasad sang ibu, ia menangis dan memeluk tubuh kaku nan dingin milik ibunya.
Tak lama ia dengar banyaknya suara langkah kaki yang mendekat, ia memejamkan matanya kala para pembunuh itu datang kembali.
"Sebastian..."
Panggilan dari suara yang ia kenal itu membuat Sebastian kecil mendongak, matanya kembali bergetar. Ia bangkit lalu mendekati sosok yang memanggilnya. Ia menangis disana, dipelukan sahabat sang ayah.
Zorba Edgar Avgustin. Pria itu pun balas memeluknya dengan erat. Ia menenangkan Sebastian kecil dengan pelukan erat serta ucapannya.
"Semua akan baik-baik saja, ada paman. Ya semuanya akan baik-baik saja!" Ucap Zorba sambil menatap tumpukan mayat keluarga sahabat baiknya itu.
Ia terlambat, ia bodoh, ia tak bisa melindungi seluruh keluarga sahabatnya. Tapi ia akan menebus segala keterlambatan itu dengan membesarkan Sebastian kecil sampai bisa melampaui ia dan ayah Sebastian. Ia akan membuat Sebastian kecil menjadi kuat dan bisa membalaskan dendamnya kepada dalang dibalik kematian keluarga besar Sachdev.
Bertahun-tahun lamanya, setelah tragedi pembantaian itu. Sebastian pun mulai berubah, tak ada lagi Sebastian yang lemah lembut dan baik hati. Kini hanya akan ada Sebastian yang tak memiliki hati, arogant dan kejam.
Sebastian tumbuh dengan baik, bahkan ia kini sangat pandai menggunakan berbagai jenis senjata dan menguasai berbagai jenis bela diri diseluruh penjuru dunia.
Berbekal akan tekad untuk membalaskan dendam atas kematian keluarga besarnya, ia berusaha mati-matian untuk bisa sekuat dan setangguh sekarang. Zorba yang melihat tekad Sebastian mengingatkannya akan sosok sahabat baiknya, yaitu Hideki Shanan Sachdev -ayah dari Sebastian-
"Kau lihat itu, Hideki? anak yang dulu kau jaga kini akan menuntut dendam akan kematian mu, Diana, dan seluruh anggota keluarga Sachdev yang lain dengan kekuatan serta ketangguhan yang ia punya sekarang." Ucap Zorba sambil menatap langit biru diatas sana.
Tatapan mata Zorba teralih pada seorang remaja perempuan yang selalu datang untuk melihat setiap Sebastian latihan. Gadis yang sangat dilindungi dan disayangi oleh anak sahabatnya itu selalu datang dengan senyuman polos miliknya.
"Paman Zozo! Apa kabar? Apakah obat pereda nyeri yang aku beli kemarin sudah paman minum?" Ucap gadis remaja itu dengan senyuman manisnya. Zorba hanya tersenyum lalu mengelus pucuk kepala dari gadis cantik didepannya ini.
"Kabarku baik, obat itu sudah ku minum. Terimakasih, Queen." Ucap Zorba penuh ketulusan kepada Queen. Atau yang kita kenal dengan nama panjang Shaqueena Xaviera Demelza.
Gadis lemah yang memanfaatkan kelemahannya untuk menarik perhatian orang-orang yang memiliki pengaruh besar di dunia atas dan bawah.
Gadis berdarah Demelza ini bahkan memiliki kelicikan yang sama dengan anggota keluarga yang lain, tetapi sayang setelah pertemuan terakhirnya dengan Zorba dan Sebastian. Ia harus meregang nyawa karena sebuah kecelakaan atau bisa disebut pembunuhan berencana yang dilakukan kedua kakak kembarnya, yaitu Reza dan Rezi.
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Natya's Second Life [ END ]
Fantasy[ Transmigration Series #1 ] Bercerita tentang seorang gadis yang ber-transmigrasi ke raga seorang figuran cantik yang namanya saja tidak pernah disebutkan dalam novel. Bingung? Sudah pasti, siapa yang tidak bingung saat ia seharusnya sudah mati...