34 ( 서른 넷 )

6.6K 551 3
                                    

Part sebelumnya...

"Queen? YA ALLAH QUEEN! GUE KANGEN SAMA LO ASTAGA, LO KEMANA AJA BOCILLL!!!!" Ucap heboh pemuda yang tadi membuka pintu dengan kasar tersebut, bahkan tanpa sadar orang yang Sherianne sebut dengan 'Bang Bas' itu sampai mendorong anak buah botaknya sampai terjungkal kesamping.

'Astaga, dek. Abang-abangan lo ini agak stress keknya ya? Ngeri gue, muka sangar tapi congornya lambe turah. Heboh bener!' Ucap Sherianne didalam hati membuat Shaqueena yang melayang disisi sang kakak hanya terkekeh geli.

<<<<<<❄>>>>>><❇><<<<<<❄>>>>>>

SELAMAT DATANG DI CERITA
'NATYA'S SECOND LIFE'

<<<<<<❄>>>>>><❇><<<<<<❄>>>>>>

"Astaga, abang! Kasian om botak abang dorong kaya gini. Ayo om Sasha bantu!" Ucap Sherianne sambil mengulurkan tangannya kepada pria botak yang tadi sempat tersungkur karena dorongan dari Sebastian.

"M-makasih, Nona." Ucap pria botak tadi dengan muka merona, tangan keduanya masih bertautan.

"AKHEM! TU TANGAN KAYANYA BAGUS BUAT PAJANGAN DIDALEM!" Ucap Sebastian dengan sedikit berteriak. Pria botak itu langsung tersadar lalu melepaskan tautan tangannya dengan Sherianne.

"M-maaf, pak bos!" Ucap si botak sembari memberi hormat ala-ala tentara.

Sherianne dan pemuda asing yang ikut dengannya hanya menatap polos interaksi antara si botak dan Sebastian. Bahkan sejak tadi keduanya asik berbisik sembari bertaruh.

"Ay, kira-kira siapa yang bakal ngalah?" bisik Sherianne sambil menatap kedua pria yang terus berdebat itu.

Ah! Tidak, hanya Sebastian lah yang berbicara sedangkan si botak hanya menunduk lalu mengangguk. Seperti anak yang dimarahi oleh ibunya.

"Menurut gue kayanya si botak deh, liat aja noh! Muka sangar tapi kelakuan kek kucing minta makan." Ucap pemuda asing tersebut dengan cara berbisik juga.

"Tapi menurut gue sih bang Bas sih, Ay." Balas Sherianne membuat pemuda itu mengerutkan keningnya tanda tak mengerti.

"Ko bisa?"

"Ya bisalah, coba kalo gue yang jadi lawan debatnya tu abang-abang. Pasti dia kalah." Ucap Sherianne bangga menggunakan perasaan milik Shaqueena.

"Yeuuu! Kalo itu mah kan sama lo debatnya, sedangkan sekarang dia debat sama si botak. Mana tu botak angguk-angguk doang kerjaannya." bisik pemuda tersebut sembari menoyor pelan kepala cantik Sherianne.

"Tapi Ay, Om botak penurut sama berhati lembut lho. Cuma ga singkron aja sama badannya." bisik Sherianne sembari mengusap bekas toyoran pemuda yang selalu ia panggil 'Ay' tersebut.

"Serah lo aja lah, Sha. Cape banget gue ngadepin tingkah lo yang kelewat ajaib, kadang sangar terus entar tiba-tiba jadi lemah lembut gemulai." Gerutu pemuda asing tersebut, sontak saja hal itu membuat Sherianne tertawa ngakak.

"Emang iya ya, gue kaya begitu?" Tanya Sherianne tak sadar diri, sedangkan Shaqueena yang melihat kelemotan sang kakak kembar hanya menggeleng saja.

"Kakak bahkan lebih dari itu sejak kakak bisa merasakan perasaan manusia." Timpal Shaqueena yang sedari tadi melayang memutari keempat manusia itu.

'Lo bener-bener ya jadi adek. Cabut lagi ni perasaan, hilang dah citra sangar sama cool gue.' Balas Sherianne didalam hati, dan hanya suara cekikikan milik Shaqueena yang terdengar halus.

"Nanti aja kalau kakak mau bunuh mereka semua. Pas saat itu tiba, maka aku akan lepas semua perasaan yang masih ku tinggalkan didalam tubuh itu." Jelas Shaqueena yang hanya ditatap datar oleh Sherianne.

Sherianne hanya diam malas menimpali ucapan roh adiknya itu. Untung sudah tiada, coba saja kalau dia masih hidup. Pasti sudah habis Sherianne jewer telinganya.

"Sha..."

"Shaa!"

"WOY SHASA!"

Teriak pemuda asing disampingnya membuat Sherianne terkejut bukan main, bahkan gadis cantik itu sampai melompat kecil karena terkejut.

PLAKK!

Dan dengan tak ber-periketabokan Sherianne dengan kuat memukul lengan atas si pemuda, biasa perempuan kalau ketawa atau marah pasti kerjaannya memukul tangan atau bahu orang disebelahnya.

"Apa sih, Ay?! bikin kaget gue aja!"

"Ya abisnya lo ngapain bengong kaya begitu? Kemasukan baru nyaho lo!" Ucap sinis pemuda asing itu sembari mengelus bekas elus sayang yang diberikan oleh Sherianne.

"Kalian berdua... Masuk! Dan kamu botak, jaga pintu!" Ucap Sebastian mengalihkan seluruh mata kearahnya.

Sherianne dan pemuda asing itu pun memasuki ruangan milik Sebastian, meninggalkan pria berkepala botak itu sendirian.

'Sabar, inget gaji yang lo dapet itu gede. Jangan ngeluh, tetep sabarrr!' Ucap si botak dalam hati dengan tangan yang terus mengelus dadanya sabar.

BERSAMBUNG...

Natya's Second Life [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang