"ASTAGFIRULLAH, KALIAN NGAPAIN DISINI?!" Teriak Shasa karena terkejut, otomatis keenam orang yang ada disana langsung menutup telinga mereka masing-masing."Ihhh kamu suaranya kaya kaleng rombeng! Berisik tau, telinga aku sakit banget nih gara-gara kamu. Ayang Alfa, liat cewe barbar itu bikin telinga aku sakit, yang!" Adu Seanna dengan muka dibuat semelas dan seimut mungkin.
"Lahhh ko jadi lo yang nyerocos, sumpah ye! Gue udah dari kemaren nih sabar banget ngadepin siluman badut Ancol macem lo, ngapa sih lo tuh selalu ada dimana-mana? Suka heran gue, lo tuh manusia atau setan sih? Pindah-pindah mulu tempatnya!" Nah kan, sifat barbar milik Shasa muncul.
Gadis cantik itu bahkan sudah bersiap untuk baku hantam dengan jelmaan badut Ancol didepannya ini, bahkan kini Shasa berlagak seperti sedang menggulung lengan bajunya sampai pundak, padahal ia memakai baju yang tanpa lengan. Untung saja good looking jadi bisa dimaklumi.
"E-ehh... Udah dek, sabar. Nanti cantik kamu berkurang lho, mau emang cantiknya berkurang 1%?" Tanya Rezi sambil menahan tubuh sang adik yang sudah siap menyerang perempuan jejadian macam Seanna.
"Ga bisa bang! Dia tuh kalo didiemin malah ngelunjak, lepasin bang! Biar gue cakar tu muka sok cantik si badut Ancol biar kaga songong lagi idupnya!" Ucap Shasa yang sudah kepalang emosi, sedangkan Seanna lebih memilih bersembunyi dibelakang tubuh Alfa sambil menjulurkan lidahnya.
"Daripada kamu emosi kaya gitu, mending kamu makan. Nasgornya keburu dingin nanti." Ucap Reza sambil duduk disamping kursi yang diduduki oleh sang adik, lalu diikuti oleh Atha dan Barra.
"Eh! Ya Allah... Nasgor adek kelupaan, huaa udah dingin belum ya? Adek cape tau masaknya." Ucap Shasa yang baru tersadar akan keberadaan nasi goreng favoritnya tersebut. Ia buru-buru duduk lalu menyantap sesendok demi sesendok makanan tersebut sampai habis tak tersisa.
Sedangkan kelima pemuda disekelilingnya mencoba untuk menahan gemas saat pipi Chubby milik Shasa bergerak saat mengunyah.
Sedangkan si badut Ancol, Seanna. Gadis itu hanya menatap iri kearah Shasa, ia sangat iri ketika adik dari teman 'kekasih' nya ini mampu menarik perhatian kelima pemuda tertampan disekolahnya.
'Gue ga boleh biarin ini terjadi, mereka berlima cuma boleh perhatian dan merhatiin gue! Cuma gue dan bukan cewe sok cantik itu!' Batin Seanna sambil menatap sinis kearah Shasa.
Shasa sendiri sebenarnya tau kalau ia diperhatikan sedari tadi, tapikan ini memang rencananya untuk menarik perhatian para most wanted disisinya. Dan ia pun sebenarnya tau bahwa Seanna sang protagonis wanita sedang menatap tajam kearahnya.
'Lo mau coba lawan seorang Narnia Natya Abhikusuma? Lo terlalu bermimpi jauh Seanna, sampai kapan pun lo ga akan bisa gagalin rencana gue!' Batin Shasa sambil bersmirk karena tau akan pandangan tajam sarat akan kebencian itu.
"Ihhh kamu ko makannya kaya orang kelaperan sih? Aku kasih tau ya, kalo cewe itu makannya harus anggun, nggak boleh barbar kaya gitu. Atau kamu emang anak kampung terus dipungut sama om Arez dan tante Mei? Mangkannya sikap kamu ga seperti orang kaya? Aku benerkan?" Cerocos Seanna dengan tampang songongnya, ia dengan percaya diri mengatakan hal demikian karena yakin bahwa gadis didepannya ini memang anak pungut karena terlihat dari sikap barbar dan kasarnya.
"Lo-" Ucapan Rezi terpotong karena Shasa mengangkat sebelah tangannya sebagai kode bahwa sang abang hanya perlu diam.
"Maaf-maaf aja ni ye, gue balikin pertanyaan lo. Kayanya lo itu cuma anak yang dipungut sama ortu lo deh, iya kan? Soalnya gue liat-liat attitude lo itu nol besar! Mana ada putri dari kalangan atas yang dengan gampangnya ngerendahin orang lain. Lo juga tau, kalo gue sedari tadi diem dan cuma makan dengan tenang ngikutin tata krama yang emak gue ajarin sedari gue kecil. Jadi disini orang yang harusnya bergelar anak pungut itu elo bukan gue, paham?" Ucap Shasa dengan kekesalan yang sudah mencapai batasnya.
Sedangkan Seanna hanya diam karena gadis jelmaan itu tak tau harus berkata apa untuk membalas perkataan Shasa. Ia hanya mengepalkan tangannya lalu pergi dari sana. Ia sudah kepalang malu karena ucapan Shasa.
'Kabur kan lo! Ngelawan gue terus sih kerjaannya, mamam tah kata-kata hinaan balik gue! Kesel banget gue sama tu protagonis.' Batin Shasa lalu memilih pergi meninggalkan kelima pemuda yang masih melongo ditempat.
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Natya's Second Life [ END ]
Fantasía[ Transmigration Series #1 ] Bercerita tentang seorang gadis yang ber-transmigrasi ke raga seorang figuran cantik yang namanya saja tidak pernah disebutkan dalam novel. Bingung? Sudah pasti, siapa yang tidak bingung saat ia seharusnya sudah mati...