01

1.7K 155 2
                                    

Hai!!! Welcome to my first story!!!
Ini cerita pertama aku, jadi mohon bimbingannya ya guys.

--------------------


"Arghh!!!."

Pekikan dari perempuan itu tak membuat si pelaku berhenti menarik rambutnya. Malah sekarang tarikan itu semakin kuat, si pelaku tidak menghiraukan leraian orang-orang di sekelilingnya.

"Kalian berdua berhenti!!!."

Teriakan guru BK itu sangat mendominasi ruang kelas sehingga membuat suasana ricuh tadi menjadi hening. Si pelaku melepaskan cengkraman tangannya dari rambut perempuan yang sekarang sudah menangis karenanya.

"Kamu lagi?." Tanya guru BK itu pada si pelaku.

Si pelaku hanya diam berdiri menatap datar guru BK tersebut, seolah-olah mengatakan bahwa 'iya gw lagi'. Sedangkan guru BK itu sibuk memperhatikan si korban yang menangis tersedu-sedu.

"Cepat ikut Ibu ke ruang BK!." Titah guru BK itu yang langsung diikuti oleh si pelaku dan si korban.

--------------------

Di ruang BK sudah berkumpul orang tua murid yang bersangkutan. Suasana menjadi tegang disaat keluarga korban melempar tatapan permusuhan kepada seorang gadis yang merupakan pelakunya.

Tak berapa lama kemudian datang seorang pria paruh baya memasuki ruangan BK tersebut. Dia langsung duduk disebelah gadis yang sekarang menatap kearahnya.

"Kesalahan apalagi yang kamu perbuat, Kim Jisoo?." Tanya sang Ayah dengan menahan amarahnya.

Jisoo hanya diam, lalu menatap kearah gadis yang dia jambak rambutnya tadi. Gadis itu bersikap seolah-olah Jisoo yang memulai duluan.

"Baik, karena orang tua Jisoo sudah datang mari kita bahas masalah ini." Ucap Ibu Jessi yang merupakan guru BK.

"Yerin, bisa kamu jelaskan apa yang terjadi?." Tanya Bu Jessi.

Jisoo memutar bola matanya, setiap terjadi pertengkaran antara dirinya dengan siapapun itu pasti dia tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan yang pertama.

"Jisoo menarik rambut ku Bu." Ucap Yerin sembari mengusap air matanya.

"Anak saya melakukannya pasti ada sebabnya." Bela Ayah Jisoo.

Yerin menundukkan kepalanya sembari mengusap air matanya yang masih mengalir, hal itu mampu membuat Jisoo jengah.

Dasar drama!

"Lebih baik Ibu panggil salah satu saksi yang ada di kelas tadi." Akhirnya Jisoo angkat bicara, percuma juga kalau dia yang menjelaskan pasti mereka tidak percaya.

Bu Jessi pun menyetujui saran Jisoo, akhirnya dia memutuskan untuk memanggil sang ketua kelas.

"Hwasa, kamu ada dikelas tadi kan?." Tanya Bu Jessi.

"Ada Bu." Jawab Hwasa sekenanya.

"Bisa kamu jelaskan pada Ibu bagaimana mereka berdua bisa bertengkar?."

Hwasa menghela nafas berat, lalu dia mulai menjelaskan kronologi nya. Dimana Jisoo yang sedang diam sambil membaca buku didatangi Yerin, perempuan itu mengatakan bahwa dia melihat Ayah Jisoo makan malam disebuah restoran bersama seorang wanita yang dia yakini itu bukan Ibu jisoo. Awalnya Jisoo tidak terlalu menanggapi perkataan Yerin, tapi lama-kelamaan perempuan itu semakin menjadi ditambah lagi dia mengatakan bahwa Ayahnya mencari kesenangan karena sekarang Ibunya sudah tidak bisa apa-apa lagi alias cacat.

Yerin juga mengatakan kalau umur Ibunya pasti sudah tidak lama lagi, jadi tidak apa jika Ayahnya mencari pengganti Ibunya. Hal itu mampu membuat emosi Jisoo memuncak karena sudah tidak tahan lagi akhirnya dia menjambak rambut Yerin untuk melampiaskan emosinya.

-------------------

Plakk!!

Suara tamparan itu menggema. Jisoo memejamkan matanya menahan rasa perih di pipinya, untuk kesekian kalinya Ayahnya menamparnya.

"Kenapa kamu bisanya cuma buat malu Ayah, hah!?."

Jisoo menghirup nafasnya dalam-dalam seraya menggepalkan kedua tangannya. Dia menatap nyalang kearah Ayah nya, dia tidak peduli dicap sebagai anak durhaka.

"Apa Ayah bakal diam aja disaat ada yang ngatain Ibu cacat!?." Tanya Jisoo dengan amarah yang ditahan.

"Ya terus harus apa!? Emang kenyataannya Ibu kamu itu cacat!!!." Bentak sang Ayah.

Jisoo menggelengkan kepalanya sambil tersenyum miris menatap Ayahnya. Pria paruh baya itu sudah berubah sekarang, tidak seperti dulu lagi.

"Ayah benar-benar udah berubah, aku benci sama Ayah!!!." Bentak Jisoo lalu berlari menuju ke kamarnya.

Sementara itu, diam-diam sang Ibu mendengar perdebatan yang terjadi antara suami dan anaknya.

"Semuanya tidak akan terjadi kalau aku tidak lumpuh." Sang Ibu pun menangis dalam diam.

--------------------

Mohon maaf kalo masih banyak kekurangan nya, soalnya aku baru pertamakali nulis jadi yaa maklumi aja ya hehe...

Next?

Ig:
1).@anisamdani_
2).@taetae.socutee

Tiktok: @winterbear

MY ICE GIRL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang