"Joshua?"
Laki-laki bernama Joshua itu melangkah mendekat, dia berdiri tepat dihadapan Jisoo. "Selamat atas sidang akhir lo."
Jisoo menatap tangan laki-laki itu yang terulur kepadanya, dia pun menyambut uluran tangan itu, "Makasih, jadwal lo kapan?"
"Besok. Lo bisa datang?"
Rosse pun mengerutkan dahinya, dia melirik Jisoo, gadis itu tampak biasa saja padahal laki-laki didepannya ini sangat jelas bahwa dia memiliki ketertarikan kepada Jisoo.
"Belum tau, Jo."
Joshua menganggukkan kepalanya, memang selalu begini kan? Padahal dia sudah mencari tahu siapa laki-laki yang sedang dekat dengan Jisoo tetapi hasilnya nihil, dan kalau dilihat-lihat selama mereka menempuh pendidikan di jurusan yang sama, Jisoo sama sekali tidak dekat dengan laki-laki manapun, kecuali Jimin, dia sempat melihat kedekatan mereka berdua.
Suasana menjadi canggung, Rosse yang malas berlama-lama akhirnya memulai pembicaraan. "Ga ada lagi kan, Jis? Ayo pulang!"
Jisoo menganggukkan kepalanya, "Gue duluan." Pamitnya pada Joshua.
Saat Jisoo melangkahkan kakinya melewati Joshua, tiba-tiba laki-laki itu menahan tangan Jisoo. Melihat hal itu, Jungkook langsung mencekal lengan Joshua yang sudah berani menyentuh sepupunya.
Joshua menatap laki-laki yang memakai masker hitam itu lalu melepaskan tangannya dari lengan Jisoo saat merasa cengkraman dari laki-laki menguat. "Ah, sorry, gue ga bermak--"
"Lo mau bicara apa lagi?"
Joshua mengusap lengannya yang sedikit nyeri, "Gue mau ngomong berdua sama Jisoo."
"Ga ada ngomong berdua, ngomong aja disini."
Joshua melirik Jisoo, perempuan itu hanya diam. Laki-laki itu berpikir, apakah pria bermasker serta lengkap dengan memakai topi ini adalah kekasih Jisoo?
"Apa, Jo?" tanya Jisoo saat melihat Joshua bingung dengan kondisi yang terjadi. Jisoo dapat melihat laki-laki itu menghela nafas panjang.
"Setelah acara wisuda, gue bakal balik ke LA. Gue mau minta sesuatu sama lo, boleh?"
Jimin berdecak sebal, "Jangan aneh-aneh deh lo, kalo balik mah, ya balik aja. Emang Jisoo siapanya lo, sampe mau minta sesuatu segala."
Rosse mengangguk setuju, walaupun dari penglihatannya laki-laki dihadapan nya ini tampak baik. Tapi kita tidak boleh menilai seseorang dari penampilannya saja kan? Dia takut sahabatnya akan dipermainkan oleh laki-laki yang memiliki visual yang sangat soft ini.
"Emang apa yang bakal gue kasih ke elo? Sampai-sampai lo mau minta sesuatu ke gue." tanya Jisoo.
"Waktu lo."
Jisoo mengerutkan dahinya, "Maksud lo?"
"Gue cuma minta waktu lo setengah hari buat lo habisin bareng gue. Gue pengen ngajak lo ke tempat-tempat yang bagus, gue lakuin itu murni sebagai salam perpisahan kita."
Jisoo memejamkan matanya usai mendengar perkataan Joshua barusan. Tidak pernah dia pikirkan sebelumnya kalau laki-laki dihadapan nya ini akan berkata demikian.
"Emang lo ada hubungan apa sama Jisoo?" Gadis berambut blonde itu maju selangkah, dia sempat kaget karna ada laki-laki yang dengan berani mendekati Jisoo
"Teman lah," jawab Joshua sedikit kesal, pasalnya dia seperti mengajak kencan anak gadis langsung dihadapan keluarga nya.
"Gue pikirin dulu ya, Jo. Sekarang lo fokus sama sidang akhir lo aja," jawab Jisoo seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE GIRL [ON GOING]
Teen FictionBenang kusut yang terjadi antara dirinya dan sang Ayah mampu merubah watak Jisoo dari yang dulunya gadis periang dan memiliki senyuman yang indah menjadi gadis dingin dan tak berperasaan. Senyuman yang dulu sangat sering dia tampilkan sekarang tidak...