Sepekan telah berlalu, akhirnya acara yang ditunggu-tunggu siswa-siswi kelas XII terlaksana juga. Hari ini adalah acara perpisahan kelas XII, yang dimana diadakan disebuah hotel ternama di kota tersebut. Acara ini di mulai dari jam 10.00 pagi sampai pembagian ijazah selesai lalu di lanjutkan lagi dari jam 19.00 sampai jam 22.00 malam untuk acara puncaknya.
Pagi ini adalah acara formal yang dihadiri juga para orang tua murid untuk menyaksikan pembagian ijazah anak-anak mereka. Seluruh kelas XII sudah menempati kursi masing-masing, mereka semua tampak sibuk beradu penampilan.
"Jis, gw cantik ga?" tanya Rosse seraya menyentuh rambut pirangnya yang dia buat bergelombang.
Jisoo memperhatikan penampilan Rosse dari atas rambut sampai ujung kaki, gadis didepannya ini benar-benar seperti princess. Rambut yang biasanya lurus diubah menjadi bergelombang membuat dia seperti ratu dongeng. Ditambah gaun putih selutut yang sederhana menambahkan kesan manisnya.
Jisoo tersenyum tipis, "Lo masih mempertanyakan itu? Emang lo ga sadar, kalo lo itu cantik?"
Pupil mata Rosse membesar seraya senyuman yang terpancar di wajahnya, "Jichuu..." Rosse memeluk lengan Jisoo dengan manja, dia benar-benar salah tingkah.
Jisoo hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah manja Rosse, awal-awal Rosse memperlihatkan kepribadian yang manja seperti ini membuat Jisoo geli tapi lama kelamaan dia menjadi terbiasa dan ikut senang jika Rosse bersikap manja kepadanya, dia seperti mempunyai seorang adik.
Rosse melepaskan pelukannya lalu memperhatikan penampilan Jisoo, "Lo itu emang Miss Korea banget ya, Jis. Visual lo tu cocok banget buat jadi idol, aktris, sama model, lo mau coba salah satu ga?"
"Gw ga minat, gw terlalu kaku buat menjalani profesi yang lo sebutin tadi," ucap Jisoo merendah, tetapi sejujurnya dia memang tidak minat karna dia tidak suka jadi pusat perhatian.
Rosse mempoutkan bibirnya, "Padahal kalo lo jadi model pasti laku keras, Jis."
Jisoo terkekeh, "Udahlah jangan sedih, itu acaranya mau di mulai."
Acara dimulai dari pembukaan oleh MC, kata-kata sambutan dari kepala sekolah, sampai dengan sepatah kata dari donatur terbesar disekolah itu, yaitu Hansol. Jisoo tersentak saat nama sang ayah dipanggil, gadis itu tidak menduga bahwa ayahnya akan datang.
"Hari ini adalah hari perpisahan untuk kelas XII yang sudah finish dalam pendidikan sekolah menengah atas, saya berharap semoga kalian lulus di universitas impian kalian, dan mengharumkan nama sekolah kita sebagai alumni terbaik," mata Hansol dapat melihat Jisoo yang tampak mengacuhkan kehadiran nya.
"Satu pesan saya, kalian semua jangan pernah membangkang kepada kedua orang tua kalian karena mereka berdua lah yang mengurus serta menyekolahkan kalian, jadi kalian harus raih mimpi kalian dan buat mereka bangga, paham?"
"Paham, pak!" ucap seluruh siswa-siswi kelas XII yang hadir pada saat itu, terkecuali 4 orang yang mengetahui bagaimana sikap si pengecoh didepan sana.
Jisoo mengepalkan tangannya, entah kenapa saat melihat ayahnya, emosinya kembali memuncak mengingat betapa kejamnya sang ayah kepadanya dan juga kepada ibunya. Sekarang dia malah melihat Hansol kembali ke kursinya dan duduk disebelah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya.
"Jisoo..." kepalan tangan Jisoo melemah saat Rosse menautkan jemarinya. Rosse tersenyum kepada Jisoo untuk mengisyaratkan bahwa semua akan baik-baik saja.
Tibalah saatnya pembagian ijazah, Jisoo bersyukur pembagian ijazah tidak di panggil dari urutan nilai tertinggi atau terendah melainkan berdasarkan absen. Setidaknya sang ayah belum mengetahui peringkat berapa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE GIRL [ON GOING]
Teen FictionBenang kusut yang terjadi antara dirinya dan sang Ayah mampu merubah watak Jisoo dari yang dulunya gadis periang dan memiliki senyuman yang indah menjadi gadis dingin dan tak berperasaan. Senyuman yang dulu sangat sering dia tampilkan sekarang tidak...