Jisoo menuruni anak tangga dengan sedikit tergesa-gesa. Hari ini dia tidak sekolah karena kena skors selama 1 minggu begitu juga dengan Yerin. Hari ini dia berencana membawa sang Ibu untuk pergi jalan-jalan. Sudah lama rasanya dia tidak menghabiskan waktu berdua bersama sang Ibu, dikarenakan dirinya yang sibuk belajar.
"Mau kemana kamu?." Tanya sang Ayah yang sedang bersiap-siap ke kantor.
Jisoo hanya diam sambil memasuki kamar sang Ibu, dia masih kesal dengan perkataan Ayah nya kemarin.
"Bu, hari ini kita mau kemana?." Tanya Jisoo sembari mendorong kursi roda sang Ibu.
"Kemana aja sayang, asalkan Ibu perginya sama kamu."
Hati Jisoo menghangat disaat Ibu nya menggenggam tangan nya. Dia juga membalas genggaman tangan sang Ibu.
Jisoo memposisikan kursi roda sang Ibu disebelah dirinya, sementara itu sang Ayah yang berada didepan mereka tampak tidak peduli dengan kehadiran mereka berdua.
"Ibu harus banyak makan supaya cepat sembuh." Ucap Jisoo sembari menyiapkan makanan untuk sang Ibu.
Drttt drtt...
Getaran ponsel sang Ayah mengalihkan pandangan Jisoo, disana tertera sebuah nama yang asing baginya. Jisoo melihat Ayahnya menyembunyikan ponselnya lalu meraih tas kerjanya tanpa menghabiskan makanannya.
"Ayah." Panggil sang istri.
"Apa? Aku lagi buru-buru nih!." Sang Ayah pun pergi dengan tergesa-gesa.
Ibu Jisoo hanya menghela nafas berat sambil menatap sendu kepergian sang suami. Benar yang dikatakan Jisoo kemarin bahwa Ayahnya benar-benar sudah berubah.
"Udah Bu ga usah dipikirin." Jisoo mengusap bahu Ibunya.
"Mending sekarang kita makan habis itu kita pergi jalan-jalan." Sambung Jisoo.
Ibunya mengangguk sambil tersenyum lalu mulai melahap makanannya. Didalam hati ia sangat bersyukur memiliki Jisoo disisinya.
--------------------
Sudah 3 hari ini Jisoo menghabiskan waktu nya bersama sang Ibu. Dia bersyukur dengan hukuman yang diberikan guru BK itu kepadanya karena dia bisa menemani ibunya setiap saat.
Jisoo mendorong kursi roda sang Ibu menuju meja makan, dia mengerutkan keningnya saat melihat sang Ayah sudah berada dimeja makan padahal biasanya sang Ayah selalu lembur dan jarang makan malam dirumah.
Tumben!
Seperti biasa Jisoo selalu menempatkan sang Ibu untuk duduk disebelah nya dan menyiapkan makanan untuk sang Ibu.
Suasana makan malam kali ini begitu hening yang terdengar hanya suara dentingan sendok yang bersentuhan dengan piring.
"Jisoo, ada yang ingin Ayah bicarakan. Temui Ayah di ruang kerja setelah selesai makan."
Jisoo menghentikan pergerakannya dan menatap punggung sang Ayah yang sudah berlalu pergi.
"Cepat habisin makanannya, Ayah paling ga suka nunggu lama."
Jisoo menoleh kearah Ibunya lalu dia mengangguk sambil melahap makanannya kembali.
Setelah memastikan sang Ibu sudah kembali ke kamarnya, Jisoo langsung bergegas menuju ruang kerja sang Ayah. Dibukanya pintu perlahan dan dia melihat sang Ayah yang sedang sibuk dengan berkas-berkasnya.
"Duduklah!." Perintah sang Ayah tanpa mengalihkan pandangannya.
Jisoo duduk dihadapan sang Ayah sembari mengamati wajah pria paruh baya itu, jujur dia sangat merindukan Ayahnya yang dulu penuh kelembutan.
"Ayah sudah mengurus kepindahan kamu."
"Apa!?." Jisoo kaget karena tiba-tiba Ayah nya melakukan hal diluar dugaan nya.
"Kamu harus pindah, Ayah ga mau kamu bertengkar lagi dengan teman-teman sekolah kamu itu."
"Bikin malu tau gak!." Sambung sang Ayah.
Jisoo hanya menggelengkan kepalanya. Untuk apa Ayahnya melakukan semua ini? Padahal Ayahnya sangat tau kalau Jisoo sangat susah berinteraksi dilingkungan baru.
"Aku ga mau!." Tolak Jisoo.
"Mau ga mau kamu harus mau! Nama kamu sudah terdaftar disekolah itu."
Jisoo berdiri dari duduknya lalu keluar dengan membanting pintu ruangan kerja Ayahnya. Dia tidak peduli dengan makian pria itu.
"Dasar anak kurang ajar!." Geram sang Ayah.
--------------------
Jisoo mengerjapkan matanya berkali-kali saat merasakan sentuhan di kepalanya, dia pun duduk dan melihat sang Ibu yang sudah berada dihadapannya sambil tersenyum.
"Ibu ngapain disini? Ini udah malam loh Bu."
"Sayang, turuti aja semua yang Ayah perintahkan ya. Ibu yakin Ayah ngelakuin itu demi kebaikan kamu." Sang Ibu mengelus rambut Jisoo.
"Enggak Bu, Ayah ngelakuin itu karena Ayah malu."
"Ibu mohon sama kamu, nanti kalo kamu udah masuk disekolah baru itu tolong jangan buat masalah ya sayang." Jisoo menatap matanya Ibu nya yang benar-benar memohon kepadanya.
Jisoo pun memeluk sang Ibu. Jauh di lubuk hati nya dia tidak mau menyakiti orang-orang disekitarnya, tapi kenapa orang-orang disekitarnya malah menyakitinya.
Jisoo tidak masalah kalau dirinya yang jadi bahan cemoohan orang, tapi tidak dengan kedua orangtuanya. Sebejat apapun Ayahnya, Jisoo tetap menyayanginya walaupun yang terlontar selalu kata benci tapi itu sangat berbeda dengan yang ada dihatinya.
Dan Ibunya yang tidak ada salah apapun selalu diejek karena sudah tidak bisa berjalan lagi untuk selamanya. Dari sekian banyak orang yang lumpuh di dunia ini kenapa selalu Ibunya yang dibicarakan.
Dunia ini benar-benar tidak adil untuknya.
--------------------
Next?
Jangan lupa follow ya guys!
Ig:
@anisamdani_
@taetae.socutee
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE GIRL [ON GOING]
Teen FictionBenang kusut yang terjadi antara dirinya dan sang Ayah mampu merubah watak Jisoo dari yang dulunya gadis periang dan memiliki senyuman yang indah menjadi gadis dingin dan tak berperasaan. Senyuman yang dulu sangat sering dia tampilkan sekarang tidak...