Bel pulang pun berbunyi.
Disaat semua siswa-siswi berbondong-bondong untuk pulang, tetapi tidak dengan ke empat siswa-siswi ini. Yap, Jisoo ada jadwal piket untuk hari esok dan biasanya mereka piket sepulang sekolah. Teman piket Jisoo ada Mina, Vernon, dan dua manusia yang selalu tersatukan dalam bentuk kelompok apapun, siapa lagi kalau bukan Rosse dan Jimin.
"Jim, lu yang bener pegang sekop nyaa!".
"Kurang bener apa lagi gw, kembang! Lu ga bisa nyapu ya?".
Vernon selaku wakil ketua kelas hanya bisa menggelengkan kepalanya, sudah menjadi tontonan umum perdebatan yang terjadi antara Rose dan Jimin. Dia pun melirik Mina, gadis itu sangat tekun dalam mengerjakan hal apapun, akhirnya dia lebih memilih membantu Mina daripada mendengarkan perdebatan yang tak berujung itu.
Sedangkan Jisoo, dia disuruh Bu Yoona untuk mengantarkan LKS ke ruang guru, tidak sendiri, dia ditemani Nayeon. Sebenarnya dia bisa sendiri membawa LKS itu ke ruang guru, tetapi Nayeon sukarelawan membantu nya.
Selama berjalan menuju ruang guru, tidak ada salah satu diantara mereka yang mau membuka pembicaraan. Nayeon yang sempat mengajak Jisoo mengobrol tadi siang pun sekarang tampak tak ingin membicarakan apapun.
Rasa gengsi Jisoo yang setinggi langit membuatnya tak perlu repot-repot untuk memecah keheningan yang terjadi diantara mereka.
"Jisoo, aku pulang duluan yaa." Ucap Nayeon, setelah mereka berdua selesai meletakkan LKS dimeja Bu Yoona.
Jisoo hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu dia kembali ke kelas untuk melaksanakan tugas piketnya. Saat sudah sampai di kelas, dia terkejut melihat kelas sudah bersih dan tertata rapi, rekan piketnya sudah membersihkan semuanya.
Dia pun mengambil tasnya, dia berpikir mungkin teman piketnya sudah pulang. Karena melihat kelas sudah rapi dan bersih Jisoo pun memutuskan untuk pulang.
"Eh, udah selesai Jis nganterin LKS nya?". Tanya Rosse yang baru selesai membuang sampah kebelakang sekolah diikuti ketiga temannya.
"Udah. Kenapa ga sisain satu baris buat gw sapu?."
"Udahlah, Lo pasti capek nganterin LKS ke ruang guru mana harus naik turun tangga lagi".
"Bener tuh, sekarang waktunya pulang!!!". Jimin pun dengan semangat berjalan keluar kelas sembari merangkul pundak Vernon.
"Duluan ya guys!". Ucap Vernon.
"Jisoo, Rosse, aku pulang duluan ya". Ucap Mina meninggalkan Rosse dan Jisoo yang masih berada diruang kelas.
"Kalo gitu ayok kita pulang". Ajak Rosse.
Jisoo hanya menganggukkan kepalanya lalu berjalan beriringan menuju gerbang. Ini kali pertama dia berjalan beriringan layaknya seperti dua sahabat yang akan pulang bersama.
Dia pun melihat tawa tulus Rosse saat sedang menceritakan kerandoman mereka saat piket kelas tadi. Dia pun berpikir, apa mungkin Rosse setulus tawanya itu?
"Jis, gw duluan ya, udah dijemput soalnya. Lo mau bareng?."
Jisoo menggelengkan kepalanya, "Gw juga dijemput", Ucap Jisoo sembari menunjuk kearah mobil Toyota Land Cruiser salah satu koleksi milik ayahnya.
"Ya udah, byee Jis.." Rosse melambaikan tangannya, sementara itu Jisoo hanya menatapnya tanpa membalas lambaian tangan itu. Rasanya akan aneh jika dia melakukannya, setelah melihat Rosse masuk kedalam mobil, dia pun berjalan kearah mobilnya.
Tanpa Jisoo sadari bahwa sedari tadi dia sedang diamati oleh empat orang gadis, mereka adalah Joy, Wendy, Irene, dan Seulgi.
"Mereka udah pergi, jadi apa rencana Lo?." Tanya Seulgi yang masih belum tau apa yang akan direncanakan oleh Joy.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE GIRL [ON GOING]
Teen FictionBenang kusut yang terjadi antara dirinya dan sang Ayah mampu merubah watak Jisoo dari yang dulunya gadis periang dan memiliki senyuman yang indah menjadi gadis dingin dan tak berperasaan. Senyuman yang dulu sangat sering dia tampilkan sekarang tidak...