Sudah tiga puluh tahun setelah perang dunia keempat, dunia masih dalam keadaan damai. Canda tawa senantiasa tercurahkan penduduk seluruh dunia tersebut, termasuk tokoh utama kita, yakni Uzumaki Naruto, yang kini berusia 50 tahunan.
Selama tiga puluh tahun tersebut, terdapat beberapa beberapa hal yang terjadi, salah satunya kematian sang mantan Hokage kelima, penasihat Hokage dan Hokage keenam karena umur, kematian Uchiha Sasuke yang mengorbankan nyawanya saat invasi Ootsutsuki terkuat dan pasukannya, tentunya memakan banyak korban dan orang penting, namun tidak termasuk tokoh utama kita.Kematian Sasuke membuat beberapa orang terdekatnya dan orang orang yang menerima Sasuke berkabung. Pengorbanan Sasuke selalu diingat oleh seluruh Ninja karena menggunakan Rinne Tensei no Jutsu, dan hal itu sukses membuat Naruto terkejut karena bedebah satu itu ternyata bisa jutsu terlarang tersebut.
------Kembali ke Naruto----
Naruto menatap ke arah patung Hokage dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Naruto-kun." Panggil sang pujaan hati Naruto, yakni Hinata Hyuuga. "Kamu disini rupanya." Ujar Hinata yang melihat Naruto berdiri di balkon.
"Hehehe, cuma mengamati indahnya sinar mentari yang mulai menampakkan diri." Ujar Naruto Simple dan sedikit cengengesan.
"Kau ini... Ayo ke ruang makan, makanan sudah siap." Hinata berbalik dan mengajak Naruto meninggalkan balkon."Hinata, ke sini sebentar."
Hinata berbalik menghadap Naruto dan menghampirinya. "Ada apa Naruto-kun?""Tadi malam aku bertemu dengan Hagoromo-jiji lagi." ujar Naruto menggantungkan ucapannya. Hal itu membuat Hinata penasaran, maka dari itu dia bertanya.
"Kenapa Hagoromo-sama mengunjungimu, Naruto-kun?"
Hinata melihat Raut wajah Naruto yang berubah sedih. Melihat hal itu, entah kenapa perasaannya jadi tidak enak. Dia menunggu jawaban Naruto, namun tidak ada balasan sedikitpun."Naruto-kun?"
Naruto tersadar dan menghela nafas panjang. "Hinata, apapun yang terjadi, jangan berteriak dan tetap tabah."
"Hagoromo-jiji mendapat pesan dari malaikat kematian, bahwa waktu-ku tidak lama lagi."
Hinata menegang ketika mendengar berita buruk tersebut. Tanpa sadar, cairan bening menetes keluar dari matanya. "Naruto... Hentikan candaanmu."
"Aku tidak bohong Hinata. Kata Jiji, Malaikat kematian mendapat perintah dari Tuhan untuk menyampaikan berita tersebut sebagai hadiah khusus untukku yang menyelamatkan dunia ini."
Hinata langsung terduduk lemas disertai cairan bening menetes keluar dari matanya. Dia ingin menyanggah berita tersebut, ingin pura-pura tidak mendengar perkataan tersebut.
"Kuatkan dirimu, Hinata. Kita masih tidak tahu kapan tepatnya, aku pergi meninggalkan dunia ini." ujar Naruto sambil memegang pundak Hinata, berusaha memberikan semangat pada sosok yang menemani dirinya tersebut.
"Hiiks... Jika kau pergi... Hiiks... Aku akan sendirian, Naruto-kun." Ujar Hinata lemah. Naruto langsung memeluk Hinata erat-erat.
-----------------------------------------
Setelah berhasil menenangkan Hinata, Naruto langsung memukul tengkuk pujaan hatinya tersebut. Dia langsung pergi menuju rumah Ino."Eh Naruto, kenapa Hinata pingsan?" Tanya Sai yang membuka pintu.
"Apa ada Ino, Sai? Aku butuh bantuannya." ujar Naruto singkat.
"Ada, tunggu sebentar. Silahkan masuk dulu, tidak enak jika dilihat tetangga." ujar Sai mengizinkan Naruto masuk.
"Ada apa kau mengunjungi kediaman kami, Naruto. Eh ntar, kenapa Hinata pingsan?" ujar Ino tiba di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto DXD: Group Dimension
FanfictionWarning: alur mungkin rada-rada jelek... tidak jelas dan sebagainya... Disclaimer: Naruto, HSDXD, dan unsur2 anime lainnya itu bukan PUNYAKU yaaa. Itu punya masing2 creator anime tsb Pict diambil di devian art Sumber: https://www.deviantart.com/luis...