Jennifer Michelle POV's :
Masa remajaku telah usai. tergantikan oleh sebuah pernikahan yang tidak pernah aku harapkan sebelumnya.
Kebahagiaanku sirna, kala lafadz ijab qobul diucapkan.
aku yang masih remaja, dijodohkan dengan seorang duda beranak satu.
aku tidak bisa menolak, aku tidak bisa menentang perjodohan ini, karena ini sudah menjadi keputusan orang tuaku.
Aku akui, dia memang tampan dan kaya. siapapun yang melihatnya, tidak akan bisa menolak pesonanya.
Tapi tidak dengan diriku. Aku sangat membencinya, karena dia yang telah merenggut kebahagiaanku.
Semua mimpi-mimpi ku sirna. Mimpi menikah dengan orang yang aku cintai.
Menikah merupakan ritual yang sangat sakral. Dan aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup.
Jika dia memang ditakdirkan untuk diriku, mungkin secara perlahan aku bisa menerimanya.
Tapi tidak untuk saat ini, aku masih perlu berdamai dengan hatiku.
Jennifer Michelle POV's End:
"Roy kemana sih. Sudah satu bulan dia nggak ada kabar?" Desah Jennie yang sedari tadi mencoba menghubungi kekasihnya.
"Jenn, lo masih mengharapkan Roy?" Tanya Rachell, sahabat jennie.
Sedangkan Jennie hanya mengangguk.
"Jenn, udah gue bilang berapa kali, Roy itu bukan laki-laki yang baik. dia itu hanya mau mainin hati lo!" bentak Rachell.
"Hell, Roy nggak kayak gitu orangnya. Roy nggak pernah mainin hati gue. lo nggak tahu apa-apa tentang hubungan gue sama Roy. jadi lo diam aja, gak usah ikut campur!" Bantah Jennie.
Rachell menghembuskan nafasnya, dia tidak habis pikir dengan alur fikiran Jennie.
Sudah jelas-jelas Roy itu Playboy yang suka mainin hati cewek dan suka gonta-ganti pasangan.
"Terserah lo!" Jawab Rachell.
Hening. Tidak ada lagi obrolan antara keduanya, sampai makanan yang mereka pesan pun habis tak bersisa.
Ya, mereka berdua memang berada di sebuah cafe, tempat biasa mereka nongkrong.
Drtttt....Drttt....
"Siapa Jenn?" Tanya Rachell, ketika menyadari ponsel jennie berdering.
"Papa!" Jawab jennie singkat.
"Halo pa... ada apa?" Tanya Jennie.
"Kamu sekarang ada di mana sayang?" Tanya papanya dari seberang.
"Di kafe pa, sama Rachell!" Jawab jennie.
"Sekarang kamu pulang ya. Ada yang mau papa omongin sama kamu!" Ucap papa Jennie.
Sedangkan jennie hanya berdehem, dan langsung mematikan sambungan telepon.
"Gue harus pulang sekarang hell. udah ditungguin sama papa!" Ucap jennie.
"Ya udah gue anterin!" Ucap Rachell.
Keduanya meninggalkan Kafe tersebut dan langsung menuju ke kediaman jennie.
***
Jennie duduk di hadapan papa dan mamanya. Rupanya mereka akan membicarakan sesuatu hal yang serius dengannya.
Jennie menatap papa dan mamanya bergantian. Perasaannya tiba-tiba tidak enak, kala papa dan mamanya memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kamu kan sudah lulus kuliah, dan sudah membantu papa mengurus perusahaan. Umur kamu juga sudah cukup matang untuk menikah!" Ucap papa Jennie memecahkan keheningan.
"Maksud papa,, apa ya?" Tanya Jennie penasaran.
"Kamu akan papa jodohkan dengan anak sahabat papa. Dan dari kedua belah pihak keluarga sudah menyetujui atas perjodohan ini!" Jawab papa Jennie.
Deg....
Hati Jennie bagaikan disambar petir. tega-teganya papanya menjodohkan dirinya tanpa persetujuan dari dirinya.
"Pa... Papa nggak bisa main jodoh-jodohin Jennie kayak gini. Apalagi papa nggak minta persetujuan dulu dari jennie!" Bantah Jennie.
"Jennie. Ini sudah keputusan papa. Papa tahu mana yang terbaik buat kamu. Apa kamu nggak mau menerima perjodohan ini karena pacar nggak berguna kamu?" Tanya papanya.
Sedangkan Jennie hanya diam. tidak mungkin dia melawan papanya. karena dia juga punya tata krama, tapi dia juga tidak terima kalau papanya menjelek-jelek kan kekasihnya.
Jennie melihat papanya sekilas dengan tatapan tajam, dan berlalu pergi ke kamarnya.
Di dalam kamar, Jennie langsung melemparkan alat make up nya ke lantai.
Dia frustasi, marah, kecewa dengan keputusan papanya. Ditambah lagi dengan Roy, yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar.
"Roy kamu ke mana? Tolong selamatkan aku dari situasi ini!" Ucap jennie frustasi.
Cklek....
Suara pintu terbuka, lalu nampaklah mamanya.
"Sayang. Kamu marah ya karena papa menjodohkan kamu?" Tanya mamanya.
Jennie menggeleng.
"Kamu yang nurut ya sama papa kamu. Ini sudah menjadi keputusan papa kamu untuk menjodohkan mu. Papa kamu itu lebih tahu, mana yang terbaik buat anaknya?" Jelas mamanya sambil mengelus pundak anaknya sayang.
Jennie melihat mamanya dan mengangguk.
Mamanya tersenyum, karena Jennie mau menerima perjodohan ini.
"Besok keluarga pria mau ke sini. Kamu dandan yang cantik ya!" Titah sang mama.
Sedangkan Jennie hanya mengangguk.
"Sekarang kamu istirahat ya!" Ucap sang mama dan mencium kening Jennie lama.
Jennie membaringkan tubuhnya, pikirannya kalut saat ini. Dia hanya bisa pasrah dengan keadaan. Dan berharap Roy akan datang dan membawanya kabur dari rumah ini.
Padahal Jennie sudah mempunyai mimpi indah untuk menikah dengan Roy.
Tapi sekarang, mimpi indahnya perlahan hancur.Sebenarnya dia ingin menolak, tapi sekeras apapun dia menolaknya, papanya tidak mungkin mendengarkannya.
Karena dia tahu, kalau papanya ini sangat keras kepala, dan suka mengambil keputusan sendiri tanpa meminta persetujuan dulu dari orang lain.
Jennie sudah tidak bisa membayangkan, bagaimana dirinya bisa bertahan hidup dengan pria asing yang akan menjadi suaminya kelak.
Yang dia tahu hanya hari-hari suram yang akan menantinya.
*Bantu vote dan coment
*See you.....
Pasuruan, 11 Mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Hot Daddy
RandomBagaimana jika kalian di jodohkan dengan seseorang yang sudah berstatus "DUDA"? Apakah kalian akan langsung menerimanya atau akan menolaknya? Itulah yang aku rasakan. Aku ingin sekali menolak perjodohan konyol ini. Tapi apa yang harus aku lakukan...