Part 2

4.7K 129 1
                                    

Jennie sedang merias dirinya di depan cermin. Keluarga dari pihak pria akan ke rumahnya hari ini.

Jennie sangat penasaran, dengan siapakah dia akan dijodohkan. Sampai-sampai papanya ingin sekali dirinya menikah dengan orang itu.

"Jennie, kamu sudah siap nak?" Tanya mamanya yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

Jennie menoleh dan mengangguk kecil.

"Keluarga pria sudah ada di bawah, kita turun yuk!" Ajak sang mama dan menghampirinya.

Di sisi lain, papa Jennie sedang berbincang-bincang dengan pria paruh baya. Yang tak lain adalah sahabatnya, tuan wijaya.

Disamping tuan wijaya, duduk seorang pria tampan. berkulit putih, berhitung mancung, dan dengan rahang yang sangat kokoh.

Pria itu adalah Erik. Frederick Ardiansyah. Yang akan dijodohkan dengan Jennie.

Disaat mereka sedang asyik berbincang-bincang, Jennie turun dengan langkah anggunnya, yang diikuti oleh sang mama di belakangnya.

Semua yang ada di ruang tamu tertuju pada Jennie, termasuk Erik, yang memandang Jennie dengan tatapan memuja.

Jennie duduk di samping papanya dengan menunduk. Sedangkan erik terus memandangnya. Dia sangat kagum dengan kecantikan Jennie.

"Yoga, ini bener anak kamu?" Tanya tuan wijaya.

"Iya. Ini Jennie anak aku!" Jawab tuan Prayoga.

"Subhanallah, cantik banget!" Ucap tuan wijaya.

Papa dan mama Jennie tersenyum sambil menoleh ke arah putrinya.

Sedangkan jennie, ia sangat ingin sekali pergi dari tempat ini.

"Jennie sudah menyetujui perjodohan ini. Tanpa lama-lama lagi, kita atur saja tanggal pernikahannya!" Ucap Prayoga, yang diangguki oleh tuan wijaya.

"Menurut saya, alangkah baiknya acara pernikahan lebih dipercepat!" Saran tuan wijaya.

"Bagaimana kalau seminggu lagi acara pernikahannya di gelar?" Usul Prayoga.

Tuan Wijaya nampak berpikir-pikir dengan usulan Prayoga.

"Baik. Saya setuju!" Ucap tuan Wijaya.

Prayoga tersenyum, karena tuan wijaya menyetujui usulannya.

Semua yang ada di sana nampak bahagia. Tapi tidak dengan Jennie. Dia sungguh muak dengan perjodohan konyol ini.

"Jennie, kamu belum kenalan kan dengan calon suami dan mertua kamu?" Ucap mama Jennie.

Jennie menoleh dan mengangguk.

"Itu om Wijaya dan Tante Irma, mertua kamu. Dan yang itu Erik. Calon suami kamu!" Ucap sang mama, memperkenalkan keluarga tuan wijaya pada Jennie.

Jennie melihat tuan wijaya dan istrinya sambil tersenyum kecil. Lalu ia melihat ke arah Erik dengan ogah-ogahan.

Di dalam hati, Jennie ingin sekali muntah, kala melihat Erik yang tersenyum padanya.

Pria dihadapannya ini memang tampan. Tapi entah kenapa, Jennie sungguh tidak ada minat untuk mengaguminya.

***

"Hell, gue mau bunuh diri aja kalau gue jadi nikah sama pria menyebalkan itu!" Ucap jennie pada rahell di telfon.

"Jenn, lo jalani aja dulu, siapa tahu pria yang bakal jadi suami lo itu memang pria yang baik!" Ucap rahell dari seberang.

Sedangkan Jennie hanya memutar bola matanya malas.

"Emangnya siapa sih namanya. Gue jadi penasaran?" Tanya rahell.

Married Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang