Part 6

4.4K 136 0
                                    

Kini erik dan jennie sedang menuju ke kediaman erik. suasana mobil hening, hingga mereka berdua sampai di tempat tujuan.

Jennie terpana melihat rumah erik yang sangat besar dan mewah. apa benar, rumah ini hasil kerja keras dari erik sendiri?"

"Rumah ini hasil kerja keras kamu sendiri?" tanya jennie yang berjalan di belakang erik sambil mengamati ruang tamu erik yang sangat luas.

"iya. emangnya kenapa?" tanya erik balik.

"gak papa!" jawab jennie sambil menggelengkan kepalanya.

Erik menunjukkan kamarnya pada jennie, yang berada di lantai atas. saat jennie melihat kasur, dia sangat ingin membaringkan tubuhnya di atas kasur yang terlihat sangat untuk itu.

"kita tidur seranjang?" tanya jennie, saat melihat erik yang menghempaskan tubuhnya di atas kasur.

"Lho... Ya iyalah, kita kan suami istri!" jawab erik santai

Jantung jennie bertalu-talu. apa dia harus tidur seranjang denger seorang pria?. dia takut, karena selama ini dia tidak pernah tidur di samping pria.

Erik yang mengerti raut ketakutan di wajah jennie langsung berjalan mendekat ke arahnya, yang membuat jennie refleks memundurkan langkahnya.

Erik terus maju mendekat ke arah Jennie, begitu pun dengan jennie yang terus memundurkan langkahnya.

langkah jennie terhenti, kala punggungnya menyentuh dinding. dia semakin gemetaran karena erik semakin dekat dengannya.

Jennie menutup kedua matanya, kala erik berdiri tepat di hadapannya.

"Kenapa kamu nutup mata segala?" tanya erik.

Jennie tertegun dengan ucapan erik. Jennie kira erik akan menciumnya. maka dari itu dia menutup matanya seperti di drama drama korea.

Perlahan jennie membuka matanya dan menatap erik dengan tatapan tajam. sedangkan erik mengangkat satu alisnya, bingung dengan tatapan jennie.

"Apaan sih!" ucap jennie dan segera berlalu dari hadapan erik.

Namum sayang, erik terlebih dahulu mengurung jennie dengan kedua tangannya. sehingga jennie tidak bisa bergerak dan terkunci oleh tubuh erik.

"kamu apa-apaan sih. minggir, aku mau mandi!" ucap jennie dan mendorong tubuh erik. tapi sayangnya, tubuh erik tidak merasa terdorong sedikitpun.

Erik tidak menghiraukan ucapan jennie, dia semakin mendekatkan wajahnya ke pada wajah jennie. tubuh jennie menegang, kala merasakan deru nafas erik yang menerpa wajahnya.

"ini rumahku, sekarang kamu adalah istriku. apa yang menjadi hakmu, adalah hakku juga. tapi sebaliknya itu tidak berlaku untukmu. karena hakku akan tetap menjadi hakku selamanya!" ucap erik tepat di telinga jennie.

Jennie menatap erik dengan tatapan sinis. ternyata suaminya ini mengibarkan bendera peperangan terlebih dahulu. oke. Jennie akan menuruti keinginan suami duda nya ini.

"Hai pak tua. kau ingin bermain-main dengan ku. aku ini istrimu, aku juga mempunyai hak atas dirimu. Apa kau tidak pernah belajar agama? Kalau seorang istri juga mempunyai hak atas suami?" Ucap jennie.

Erik tertohok dengan ucapan jennie, yang mengatai dirinya tidak pernah belajar ilmu agama. Padahal erik tau, hanya saja dia ingin mempermainkan jennie. Apalagi Jennie memanggilnya dengan panggilan pak tua. Apa maksudnya.

"Hei nyonya ardiansyah. Apa kau tidak mempunyai panggilan yang romantis untuk suamimu?" Tanya erik.

"Kau berharap sekali aku memanggilmu dengan panggilan yang romantis!" Jawab jennie, dan berlalu dari hadapan Erik menuju kamar mandi.

Married Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang