Part 4

4K 124 5
                                    

Di sebuah gedung bertingkat tinggi, Erik sedang duduk di kursi kebesarannya. Malam ini ia harus lembur, karena ada sedikit masalah di kantornya.

Tok... Tok... Tok...

Suara pintu diketuk, dan masuklah seorang pria yang memasuki ruangan Erik dengan langkah santainya.

"Bro, udah waktunya pulang!" Ucap pria itu dan langsung duduk di hadapan Erik.

Pria itu adalah Justin, sahabat Erik sejak SMA. Dan sekarang Justin menjabat sebagai sekretaris Erik sekaligus asisten pribadinya.

"Lo pulang duluan aja. Gue harus nyelesain berkas-berkas ini dulu!" Jawab erik dan kembali fokus pada berkasnya.

"Lo jangan terlalu capek rik, bentar lagi lo kan mau nikah, kalau lo sakit terus gimana?" Tanya justin.

"Nanggung. Bentar lagi selesai kok!" Jawab erik.

"Ya udah deh. Gue tungguin!" Ucap justin.

Sedangkan erik hanya mengangguk, menanggapi nya.

Justin membaringkan tubuhnya di sofa yang berada tak jauh dari meja kerja erik. Tak lama kemudian, Justin terlelap sambil menunggu erik menyelesaikan pekerjaannya.

Jam menunjukkan pukul 07.00 malam, Erik sudah selesai dengan berkas-berkas nya. Erik melirik ke arah sofa, dan mendapati justin yang tertidur dengan sangat nyenyak.

"Justin ayo pulang. Gue udah selesai!" Ucap erik membangunkan justin dengan hati-hati.

perlahan justin membuka matanya, dan menyesuaikan cahaya yang ada di ruangan erik.

"Gue nyenyak banget ya rik?" Tanya justin.

"Iya. Lo pasti capek kan nungguin gue. Udah yuk pulang, gue juga pengen istirahat!" Ucap Erik dan mengambil tas kantornya.

Di dalam mobil hening, tidak ada pembicaraan antara erik dan justin.

Erik sengaja meninggalkan mobilnya di parkiran kantor, dan ikut pulang dengan justin. karena saat ini fikiran erik sungguh sangat lelah.

"Rik, siapa nama calon istri lo?" Tanya justin memecahkan keheningan.

"Jennifer!" Jawab erik singkat dan tersenyum kala dia menyebutkan nama jennie.

"Dari banyaknya perempuan yang gue kenalin ke lo. lo selalu nolak. alasannya sama, lo belum bisa move on dari salma. nah ini, kenapa tiba-tiba lo bisa nerima jennifer!" tanya justin penasaran.

Erik terdiam sejenak.

"Jennifer itu beda dari perempuan kebanyakan. dari banyaknya perempuan yang lo kenalin ke gue, cuma jennifer yang bisa narik perhatian gue. gue nggak tahu bisa tertarik sama dia dari segi apanya. pertama kali gue lihat dia, hati gue sudah merasa cocok dan nyaman dengannya. gue rasa jennie emang cocok jadi pendamping gue, dan ibu untuk kemal. Ya...meskipun dia belum bisa nerima gue. apalagi dengan status gue yang duda beranak satu!" jelas erik panjang kali lebar.

sedangkan justin menyimaknya dengan serius. dia turut bahagia, karena ada seorang wanita yang bisa menaklukkan hati sahabatnya. yang masih belum bisa melupakan mendiang istrinya.

"Gue seneng, lo udah bisa ngebuka hati buat perempuan lain. Gue juga berharap, jennifer bisa segera nerima lo sebagai suaminya. Dan juga bisa nerima kemal sebagai anaknya!" Ujar justin.

Married Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang