Part 31

1.6K 70 1
                                    

Setelah acara pemakaman roy, erik tidak langsung pulang. melainkan dia masih nongkrong di basecamp nya.

Erik terus memikirkan, kalau Jennie mengetahui jika dirinya adalah seorang ketua mafia, apakah jennie akan meninggalkannya atau akan menerimanya.

"woi,,, kok ngelamun sih!'' ucap justin mengejutkan erik.

Erik melihat ke arah justin sebentar, lalu kembali menatap lurus kedepan.

"Gue takut Jennie ninggalin gue. kalau dia tahu gue adalah ketua mafia!" ucap erik, menoleh ke arah justin.

"kalau Jennie cinta sama lo, dan menerima loh apa adanya. Jennie nggak bakalan ninggalin lo. meskipun dia tahu, kalau lo adalah ketua mafia!" ucap Justin.

"kalau menurut Lo, sebaiknya gue jujur atau sembunyiin tentang jati diri gue ke Jennie?" tanya erik, meminta pendapat Justin.

"Kalau menurut gue sih, mending lo jujur aja sama Jennie. dari pada Jennie tahu sendiri, pasti dia akan lebih kecewa. karena lo nggak mau jujur sama dia!" saran Justin.

Erik terdiam sejenak, mencerna saran dari justin.

Saran dari justin memang ada benarnya juga. kalau dia tidak jujur pada Jennie, pasti Jennie akan lebih kecewa padanya.

"Gue pulang dulu. lo suruh anak-anak buat bersihin darah Roy yang bercucuran!" Perintah Erik, sebelum dia pergi meninggalkan basecamenya.

Sedangkan justin hanya mengangguk, mengiyakan perintah erik.

***

Erik masuk kedalam kamarnya, dan melihat Jennie yang sedang duduk di tengah-tengah ranjang sambil menyandarkan kepalanya.

Erik mendekati Jennie, dan melihat di atas meja nakas ada bubur ayam yang sudah mendingan.

Jennie melihat ke arah suaminya itu, darimana saja dia, kenapa baru pulang.

Erik melihat Jennie yang sudah berganti pakaian, rupanya istrinya itu sudah mandi. karena wajahnya sudah terlihat segar dan berseri-seri.

"kamu nggak makan?" tanya erik lembut.

Jennie menggeleng.

"makan ya, biar mas yang suapin!" ucap erik, dan mengambil semangkuk bubur di atas nakas.

Saat erik hendak menyuapkan sesendok bubur pada Jennie, Jennie menjauhkan wajahnya dan menggeleng.

"kenapa, gak enak ya kalau dingin. mas suruh yuli buat angetin buburnya dulu ya!" ucap erik.

Sedangkan jennie hanya menggeleng.

"apa kamu mau makanan yang lain?" Tanya erik lagi.

Sedangkan jennie kembali menggeleng.

"kalau kamu mau makanan yang lain, bilang aja sama mas. biar mas suruh pak yanto buat beliin!" Ucap erik lembut.

Jennie hanya menggeleng.

"terus kamu maunya apa? mas suruh yuli buat angetin bubur, kamu nggak mau. mas tawarin makanan yang lain, kamu gak mau. bilang sama mas, kamu mau makan apa. jangan bikin mas emosi!" erik sudah kehilangan kesabaran menghadapi sikap Jennie, sehingga dia tidak sadar, dia sudah membentak jennie.

Bukannya erik marah kepada Jennie, tapi dia takut Jennie akan jatuh sakit karena tidak makan. apa lagi dia sekarang tidak sendirian, melainkan ada calon anaknya yang sedang dikandungnya.

Jennie yang merasa erik membentaknya, matanya langsung berkaca-kaca, dan perlahan satu persatu cairan bening menetes dari pelupuk matanya.

Jennie membaringkan tubuhnya, menyelimuti dirinya, dan memunggungi erik yang menatapnya.

Married Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang