BAB 22: HAMPIR

11.1K 811 73
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen😍

Ayyara dan Mora kini duduk didalam kelas mereka, yang tampak sebagian dari siswa-siswi menatap Ayyara dengan tatapan tak suka, dan itu membuat Mora merasa kasihan pada gadis di sampingnya itu.

"Kamu nggak papa kan?" tanya gadis itu yang membuat Ayyara menganggukkan kepalanya pelan.

"Nggak papa kok Mor, gue cuman sakit hati aja sama omongan si Salma!"

Gadis itu menghela nafas panjang, sedangkan Mora hanya bisa mengelus punggung temannya itu sabar. Karena Mora tahu betapa sakitnya seorang anak ketika Ibu mereka dihina apalagi di anggap pelacur.

"Kamu jangan dengerin omongan Salma yah, Ra! Mora tahu Ibu Ayyara pasti baik, buktinya kamu juga baik banget!" kata Mora yang membuat Ayyara tersenyum tipis.

"Makasih ya Mor!"

Gadis itu menganggukkan kepalanya, kemudian memeluk tubuh Ayyara membuat gadis itu juga ikut membalas pelukan dari temannya itu.

"Pengumuman, disampaikan kepada seluruh siswa-siswi yang berada didalam ataupun diluar kelas. Berhubung hari ini merupakan jadwal pemilihan ketua OSIS dan wakil ketua OSIS baru, jadi diharapkan semuanya berkumpul di aula sekolah untuk memungut suara serta pemaparan visi misi dari kanidat ketua OSIS dan wakil ketua OSIS tahun ini! Semua wajib datang!"

Ayyara dan Mora melepaskan pelukan mereka, yang kemudian saling melempar pandangan. Ia baru ingat kembali, kalau hari ini adalah pemilihan ketua OSIS yang baru dan itu membuat Ayyara rasanya enggan beranjak dari duduknya.

"Ayo Ra! Kita ke aula!" ajak Mora yang membuat Ayyara menggeleng pelan.

"Lo aja yah Mor! Gue mau sendiri dulu! Lagipula banyak tuh siswa-siswi yang ikut, jadi nggak bakal ada yang sadar kalau gue nggak ada!"

Mora terdiam sejenak, tangan gadis itu perlahan mengelus punggung tangan Ayyara, "Kamu nggak papa aku tinggal disini?" tanya Mora yang membuat Ayyara menganggukkan kepalanya.

"Nggak papa kok Mor! Udah sana, nanti mereka kesini lagi dan gue harus ikut ke aula nantinya!"

Mora menganggukkan kepalanya pelan, "Yaudah aku pergi dulu yah, kamu kalau ada apa-apa teriak aja, pasti kedengeran sampai aula kok!"

Ayyara terkekeh pelan, dan tak urung kepala gadis itu mengangguk. Melihat itu Mora segera beranjak dari sana, berjalan keluar dari kelas meninggalkan Ayyara yang kini menghela nafasnya saat tak lagi melihat punggung gadis itu.

"Capek banget!" ucap Ayyara pelan sembari menenggelamkan kepalanya dalam lipatan tangan gadis itu diatas meja.

Namun tak lama setelah itu, terdengar langkah seseorang yang berjalan masuk kedalam kelas membuat gadis itu berdecak kesal karena tahu itu pasti Mora. Gadis itu kenapa harus kembali lagi? Bukannya dia harusnya tak kesini sebelum acara selesai?

Abigail Husband Is Dangerous √Sequel  TDTM√ (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang