Chapter 11 - New Hair

39 10 3
                                    

Happy reading:)

[Chapter 11 - New Hair]

Sesuai perkiraan Rere, Alisa sangat marah ketika tahu Rere menemui papanya di jam sekolah. Meskipun itu adalah jam istirahat, tetap saja Alisa berpikir akan mengganggu aktivitas belajar Rere.

Bukan hanya itu, Alisa juga marah karena Rere masih saja mengurusi kehidupan Alfaro. Terakhir, wanita itu dibuat semakin darah tinggi kala Rere terlambat pergi les.

Intinya, hari itu, setelah Rere ketahuan merokok oleh Gibran, tidak ada yang berjalan baik. Semuanya berjalan dengan buruk sampai Rere tidur kembali. Hari terburuk yang pernah ada.

Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian itu. Rere masih memikirkan cara untuk menemui papanya, dia tidak mau Alfaro marah terlalu lama.

"Re, lempar ke gue bolanya."

Seruan Syakira membuyarkan lamunan Rere.

Saat ini, kelas Rere sedang ada jam olahraga. Materi yang diajarkan mengenai bola basket dan Pak Ghatan selaku guru olahraga mengatur sebuah pertandingan kecil.

Rere dan tiga sahabatnya berada dalam satu tim, melawan tim cowok yang beranggotakan Kris, Reza, Gibran, Ogi dan Bagas. Itu semua karena Syakira dan Aeera yang menolak untuk melawan tim cewek. Menurut keduanya, pertandingan antar cewek itu layaknya panggung komedi. Lebih banyak jejeritan dan ketawanya ketimbang serius.

Maka dari itu mereka memutuskan untuk menantang tim cowok, untung saja Pak Ghatan setuju. Yeah, selagi anak-anak didiknya mempraktikkan teori yang sudah diajarkan, Pak Ghatan merasa tidak keberatan.

Bola basket berada di tangan Rere, gadis itu bersiap melemparnya pada Sak, sesuai instruksinya sebagai kapten.

Akan tetapi, tanpa disangka dari arah belakang Gibran merebut bola tersebut dengan mulus. Cowok itu mengedipkan sebelah matanya pada Rere.

Rere kesal karena merasa kecolongan. Gadis itu bermain dengan sangat serius, dia paling anti kalah. Dia sebenarnya juga jago bermain basket, bahkan semua bidang olahraga Rere menguasainya. Tentu hal itu berkat tuntutan dari mamanya.

Tak lama kemudian, pertandingan selesai dengan kemenangan di pihak cowok, membuat Rere mendengkus sebal.

Rere, Syakira, Aeera dan Naswa melipir ke sisi lapangan, duduk berselonjor sambil memperhatikan teman-teman lain yang mulai bertanding.

"Kaki lo nggak apa-apa, Sak?"

Rere menoleh saat mendengar suara Kris yang bertanya pada Sak. Beberapa bulan yang lalu, Syakira memang sempat mengalami kecelakaan dan membuat kakinya terluka cukup parah.

"Kaki gue oke kok, udah lo jangan khawatir terus. Lama-lama gue bosen denger pertanyaan lo," jawab Sak.

Kris selaku pawang Syakira selalu memastikan dan bertanya keadaan kaki cewek itu. Sak sampai jengah mendengarnya.

"Serius?" Kali ini Rere yang bertanya. Dia juga khawatir pada Sak.

Rere tahu, cewek berambut pirang itu sangat ingin menjadi pemain basket handal. Sayang sekali cedera di kakinya menghambat mimpi Sak. Rere ingat seberapa hancur dan rapuhnya Sak ketika gagal mengikuti pertandingan besar karena cedera itu.

Rere tidak tahu pasti rasanya seperti apa ketika gagal dalam meraih mimpi. Sebab dia sendiri tidak pernah benar-benar mempunyai mimpi. Semua yang Rere lakukan sudah diatur oleh sang mama.

"Iya astaga, gue serius," ujar Sak gemas melihat pandangan khawatir dari teman-temannya. Kris yang melihat itu refleks mengacak rambut Sak. Sedetik kemudian cowok itu mengusap pipi Sak lembut dan melemparkan tatapan hangat.

You Are Worth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang