Annyeong👋
Happy reading yaa:)
•
•
•
[Chapter 24 – Sunshine]
“Jadi, kenapa lo ada di sana sendirian? Mewek pula.” Aeera menghempaskan badannya di sofa. Cewek itu melepas jaket kulit warna hitamnya sambil menatap Rere yang berdiri kaku di dekat pintu kamar.
“Gue nggak nangis ya, njir,” balas Rere nyolot.
“Tapi lo abis nangis, kan? Dahlah ga usah ngelak, ketauan juga.”
Rere berdecak, lagian kenapa harus Aeera yang memergokinya, sih? Tampaknya Rere masih belum bisa mempercayai kejadian beberapa saat lalu.
Brum brum brum
Kebisingan lain membuat Rere terusik, gadis itu mengangkat kepalanya. Alis Rere menyatu begitu melihat motor sport yang menepi di pinggir taman. Si pengendara terlihat membuka helm dengan gerakan slow motion.
Mata Rere membulat mengetahui siapa orang tersebut. Aeera, cewek bermanik biru itu menghampiri Rere yang masih terpaku.
“Weh, lo abis ngapain di sini, Re? Abis main ayunan sama mbak kun?” tanya Aeera nyeleneh.
Alih-alih menjawab, Rere justru balas mengajukan pertanyaan. “Lo sendiri abis dari mana?”
Aeera cengengesan, membuat Rere langsung paham makna cengiran menyebalkan itu.
“Kirain abis tinggal sama orangtua kandung lo, lo nggak akan lagi keluyuran malem-malem.”
“Yeah, mau gimana lagi, itu kan kebiasaan gue. Nggak apa-apa lah, toh nggak sesering dulu hehe ….”
Dulu, Aeera tinggal dengan paman dan bibinya, cewek itu merasa tertekan di sana, sampai-sampai Aeera selalu keluyuran agar tidak berada di rumah lama-lama. Namun, beberapa bulan yang lalu, Aeera mulai tinggal bersama kedua orangtua kandungnya. Rumah yang kata Aeera sangat nyaman, tidak membuatnya tertekan seperti sebelumnya. Akan tetapi, tidak disangka kebiasaan keluyuran malam-malam itu masih melekat dalam diri Aeera.
Malah karena kebiasaan itu jugalah, Aeera secara kebetulan menemukan Rere di situasi tidak mengenakkan ini.
“Mending sekarang kita pulang, lo ikut ke rumah gue aja.” Aeera menghampiri motornya sembari memutar-mutar kunci. Cewek itu memakai helm dan memberi instruksi pada Rere untuk mendekat. “Buru naik, Re.”
Begitulah ceritanya bagaimana Rere bisa tiba-tiba berada di kamar Aeera. Gadis itu sudah berganti pakaian dan kini sedang duduk di kursi belajar milik Aeera.
“Pasti ada hubungannya sama mama tiri lo dan si Gala- maksud gue Angkasa, ya kan?” Aeera masih belum puas mengorek informasi, terus saja menggiring pembicaraan pada masalah yang tengah dihadapi Rere.
“Tuh lo tau.” Rere menjawab tanpa menatap lawan bicaranya, matanya justru asyik meneliti meja belajar Aeera yang kosong, berbanding terbalik dengan meja belajar dirinya yang menampung banyak buku. “Lo punya buku paket matematika, kan?”
“Ada, dong, ye kali nggak punya.”
“Mana, gue pinjem.”
Rere belum mengantuk walau kini jam sudah menunjukkan tengah malam. Gadis itu merasa butuh pengalihan agar kenangan indah di masa lalu tidak lagi menguasai kepala. Dia hanya berusaha menjaga kewarasannya, sebab mau berusaha sekeras apapun masa lalu itu tidak akan terjadi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Worth [END]
Novela Juvenil- Jika dunia dan seisinya merendahkanmu - *** "Menurut lo, orang yang bisanya ngomong jahat dan kasar masih layak disebut manusia? Masihkah orang kayak gitu berharga?" "Lo tau, lo berharga melebihi ribuan alasan." *** Tinggal bersama Mama yang stric...