Happy reading:)
•
•
•
[Chapter 21 – Who’s That Girl?]
“Kali ini mama kasih keringanan, sekali lagi kamu bolos les, mama bakal bertindak tegas!”
Alisa menghela napas panjang, sarat akan rasa lelah. Wanita itu cukup sibuk di kantor, di tengah pekerjaannya dia mendapat laporan kalau Rere tidak datang ke tempat les renang. Dia menahan kemarahannya dan memilih fokus kembali bekerja.
Tepat jam sembilan malam, ketika dia baru sampai rumah, kemarahannya meluap-luap. Rere hanya diam dan pasang telinga baik-baik. Mungkin karena sedang sibuk-sibuknya, sang mama jadi mengampuni Rere dan memberi keringanan.
“Masuk kamar, jangan lupa belajar!”
Tanpa perlu membantah, Rere langsung saja melenggang ke dalam kamarnya. Gadis itu duduk di kursi belajar, lantas menempelkan pipinya di meja. Rere tidak menyesal sudah membolos les. Tadi, di tepi danau, dia dan Gibran hanya duduk sambil menikmati pemandangan, sesekali lelaki itu melempar pertanyaan, yang kadang dijawab kadang tidak.
Saat matahari sudah sepenuhnya tumbang di kaki langit, barulah mereka beranjak pergi dari danau. Gibran mengantar Rere sampai rumah, meski sudah ditolak oleh gadis itu. Rere bergegas mandi dan rebahan di kasurnya sambil membaca novel The Traveling Cat Chronicle, sampai akhirnya Alisa pulang dan langsung menyidaknya.
Setelah diomeli karena membolos dan disuruh belajar, Rere bukannya patuh malah lanjut membaca novel. Tidak lupa mengunci pintu kamar agar Alisa tidak bisa masuk. Gadis itu begitu hanyut dalam bacaan, sesekali tersenyum tipis membaca narasi lucu dari sudut pandang kucing.
Rere menghentikan bacaannya ketika memasuki halaman 100, matanya mulai memberat dan gadis itu memutuskan untuk tidur. Setelah meletakkan novel di meja belajar, Rere menarik selimut dan bersiap terjun ke alam bawah sadar.
Akan tetapi, dentingan dari ponselnya membuat netra cewek itu kembali terbuka. Rere meraih ponselnya, mengerutkan kening saat melihat notifikasi pesan dari papanya. Dia segera membuka pesan itu karena penasaran.
Papa
Besok menginap di rumah papa
***
Hari senin kali ini diawali dengan cuaca yang tidak bersahabat, awan tampak kelabu dan menumpahkan rintik-rintik kecil, angin berhembus tipis-tipis, membuat suhu semakin rendah.
Rere memeluk tubuhnya yang terbalut hoodie, berjalan dengan wajah judesnya di sepanjang koridor kelas. Gadis itu menggosok hidung yang terasa gatal, rasanya ingin bersin terus. Dia memang tidak begitu tahan udara dingin.Begitu memasuki kelas, Rere mendapati Syakira dan Kris yang saling merangkul, duduk berdempetan. Rere memutar bola mata malas melihatnya, sementara Sak yang melihat Rere hanya menyengir kuda.
“Morning, Re,” sapa Sak sembari mengangkat tangannya untuk bertos dengan Rere.
“Morning too,” balas Rere sembari duduk di bangku belakang Sak. Dia menatap sekeliling kelas dan tidak menemukan sosok Aeera dan Naswa, dua cewek itu ternyata belum datang.
“Pagi Re, gue mau tos juga dong.” Gibran tau-tau duduk di sebelah Rere, menempati kursi Aeera. Rere melengos, mengabaikan cowok itu. Syakira dan Kris yang menjadi saksi berusaha keras menahan tawa.
Tak lama kemudian, Aeera, Naswa, Reza dan Ogi memasuki kelas bersamaan. Rere tidak tahu apa yang terjadi, tapi akhir-akhir ini, dia sering melihat Naswa dan Ogi barengan.
![](https://img.wattpad.com/cover/304789875-288-k929476.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Worth [END]
Novela Juvenil- Jika dunia dan seisinya merendahkanmu - *** "Menurut lo, orang yang bisanya ngomong jahat dan kasar masih layak disebut manusia? Masihkah orang kayak gitu berharga?" "Lo tau, lo berharga melebihi ribuan alasan." *** Tinggal bersama Mama yang stric...