Chapter 37 - Welcome To My World

26 3 0
                                    

Double up 🙃

Happy reading

Riak air danau yang tenang begitu berbanding terbalik dengan isi pikiran Rere. Setelah Angkasa pergi, dia masih tinggal di sana. Merenung dan memikirkan banyak hal, Rere mencoba mengurai semua yang dikatakan Angkasa. Dia baru tahu ada masa lalu seperti itu yang terjadi antara papanya, Rea dan Angkasa.

Ternyata semuanya begitu rumit, tapi Rere sudah lelah. Dia tidak ingin bergabung dalam kerumitan itu, Rere ingin lepas tangan, biar itu menjadi urusan mereka. Tinggal memikirkan bagaimana caranya terbebas dari balas dendam Angkasa. Seharusnya cowok itu sudah merasa puas, karena sekarang saja Rere sudah hancur. Apalagi yang ingin Angkasa lihat, wajah menyedihkan seperti apa lagi yang harus Rere tunjukkan?

“Ternyata lo bolos di sini.”

Lamunan Rere buyar mendengar suara tersebut. Gadis itu menoleh dan mendapati sosok yang tak disangka-sangka.

“Ngapain lo?” tanya Delta sambil ikut duduk di sebelah Rere. “Tumben bolos.”

“Ngaca!” balas Rere, singkat dan ketus. Jika Delta di sini berarti cowok itu juga membolos. Walaupun dia pakai seragam tapi sekarang belum jam pulang.

“Enak aja, gue izin keluar ngurus sponsor buat acara OSIS.”

“Oh lupa, lo kan babu sekolah.”

Delta mendelik, selalu saja kalimat pedas yang keluar dari mulut cewek itu. Tapi kali ini seperti ada yang berbeda, Rere terlihat lesu. Tadi saja meski kata-katanya nyelekit tapi nada bicaranya tidak setajam biasa. Jelas ada yang tidak beres, bahkan fakta bahwa Rere membolos saja sudah aneh. Cewek seambis dan se-perfeksionis itu mendadak lalai dalam urusan sekolah.

“Jadi kenapa bolos?”

“Sengaja,” jawab Rere. “Biar semua perhatian tertuju ke lo pas pengumuman juara olimpiade.”

“Cih, gue nggak butuh itu dari lo.”

“Serius amat idup lo.”

“Ngaca!” Delta membalikkan ucapan Rere, membuat gadis itu tersenyum tipis.

Benar juga, selama ini Rere yang selalu serius. Mendadak dia teringat perlakuan-perlakuan buruknya pada semua orang. Mulut tajam dan kata-kata kasarnya, semua hanya demi melindungi diri. Rere terlalu takut menjalin hubungan dengan orang lain, dia bersikap begitu agar bisa menyeleksi seseorang yang benar-benar tulus. Sak, Aeera dan Naswa bertahan dan akhirnya mereka menjadi sahabat. Untuk ukuran melindungi diri, itu memang cara yang buruk dan agak ekstrim.

“Aneh,” celetuk Delta.

“Apanya?”

“Lo, gue, aneh aja.”

Ini pertama kalinya mereka berbicara dengan ekspresi paling jujur. Delta tanpa topeng ramah yang dibuat-buat, dan Rere tanpa sifat ketus dan juteknya. Gadis itu ikut merasakan hal yang sama, ini memang aneh. Mereka selalu bersitegang, tepatnya Rere yang selalu mengajak ribut. Tapi kali ini keduanya mengobrol dengan normal layaknya dua teman sekolah.

Mungkin karena Rere telah membuka mata dan menyadari banyak hal.

“Sorry,” ucap Rere tiba-tiba.

Mendapat permintaan maaf mendadak seperti itu, Delta cepat-cepat menoleh dengan ekspresi kaget. Cewek arogan seperti Rere mendadak minta maaf, apa dunia sebentar lagi akan kena apocalypse?

“Lo kebentur apa, Re?”

“Apasi.” Rere memalingkan wajah, padahal dia sudah serius.

“Atau, ini hari terakhir lo di bumi?”

You Are Worth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang