Up nya malem gegara lagi bad mood☹️
Sedih banget liat Kagura meninggal😭😭
Hohooo
Dahlah
Happy reading yaa^^
•
•
•
[Chapter 15 – Surprised]
Rere tidak tahu harus berekspresi seperti apa pagi ini. Hal tidak terduga terjadi tepat di depan matanya, bagai mimpi buruk pada malam-malam panjang. Dimana Rere ingin terbangun tapi matahari sama sekali belum terbit. Hanya ada kegelapan sejauh mata memandang. Membawa rasa takut dan keputusasaan.
Papanya datang ke sekolah, mereka berpapasan di tempat parkir. Namun bukan itu bagian pentingnya, Alfaro datang bersama sosok Angkasa. Yang lebih mengejutkannya lagi, seragam yang dikenakan cowok itu sama dengan Rere. Gadis itu berusaha menangkis apapun asumsi yang berkeliaran di otak, tapi kalimat yang dilontarkan Alfaro justru mematahkan semuanya.
“Angkasa bakal pindah ke sini Re, sekarang papa mau ke kantor kepala sekolah, urus kepindahan dia.”
Rere benar-benar terkejut, dia tidak pernah menyangka akan kejadian ini. Ada satu lagi bagian yang paling menyayat hati Rere, yaitu menyaksikan bagaimana Alfaro begitu perhatian pada Angkasa. Orang-orang yang melihat pasti akan langsung mengira kalau mereka pasangan anak dan ayah yang sangat akur.
Rere is selfish, she’s wont share Alfaro’s affection with someone else, even for Angkasa, her step brother. Rere tidak mengobrol banyak dengan Alfaro ketika mereka di parkiran. Dia tidak berani mendekat karena mengira Alfaro mungkin masih marah perkara chat kasar waktu itu.
“Ya udah Re, papa masuk dulu ya.”
Papa bahkan ga ngusap kepala gue, batin Rere kelu.
“Dadah adek, nanti ketemu pas jam istirahat ya.” Angkasa memberikan tepukan halus di puncak kepala Rere, juga senyum penuh arti yang memuakkan.
Rere merasa jijik sudah disentuh oleh lelaki itu. Matanya memerah menahan tangis. Dia nyaris tidak pernah meluapkan emosinya dalam bentuk tangisan. Entahlah, mungkin air matanya sudah kering atau hatinya yang mengeras. Rere tidak pernah sudi menunjukkan kelemahannya.
Gadis itu masuk kembali ke dalam mobil, alih-alih segera pergi ke kelasnya. Padahal tadi dia sudah berencana untuk menyambangi ruang OSIS dan memarahi Delta habis-habisan. Perihal kencan kemarin masih membuatnya dendam. Akan teapi niat itu batal ketika melihat papanya dan Angkasa.
Rere menjatuhkan kepalanya pada setir mobil seraya mengatur napas. Entah apa yang akan terjadi ke depannya jika Angkasa terus berkeliaran di sekitar Rere. Dia tidak ingin kewarasannya terenggut perlahan-lahan karena lelaki itu.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk kaca mobil Rere, membuat cewek itu mendongak. Matanya membulat begitu melihat wajah Gibran yang menempel di jendela. Hampir saja dia jantungan, memang dasar cowok itu sangat menyebalkan.
Rere membuka kaca jendela ketika Gibran sudah sedikit menjauh. “What?”
Dia mendadak kembali teringat kejadian malam tadi, ketika melihat Gibran sedang dengan seorang perempuan. Rere sih tidak peduli, toh itu bukan kali pertama dia melihat Gibran jalan bersama cewek. Lelaki itu memang lumayan playboy seperti Kris zaman dulu. Namun entah mengapa sekarang Rere malah mengingat hal itu. Harusnya kalau tidak peduli ya sudah, jangan dipikirkan.
“Morning, Re.” Bukannya menjawab, Gibran malah menyapa dengan cengiran lebar. “Lo kenapa masih di mobil? Nungguin gue ya?”
“Pede banget!” cibir Rere.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Worth [END]
Teen Fiction- Jika dunia dan seisinya merendahkanmu - *** "Menurut lo, orang yang bisanya ngomong jahat dan kasar masih layak disebut manusia? Masihkah orang kayak gitu berharga?" "Lo tau, lo berharga melebihi ribuan alasan." *** Tinggal bersama Mama yang stric...