4. [SENDIRI]

1.9K 160 0
                                    

________

Bosan, kalimat itulah yang saat ini sangat mendeskripsi seorang pemuda yang tengah berada didalam kelasnya. Seharian dirinya hanya melipat kertas bukunya membentuk karakter pesawat ataupun sebuah perahu.

Bahkan disaat jam istirahat seperti saat ini, dirinya sama sekali tak berniat untuk keluar sekedar pergi ke kantin. Menurut Naren, ia lebih baik menabung kan uangnya untuk keperluan lain. Mungkin akan pergi ke kantin hanya untuk membeli makanan saja ketika dirinya lupa sarapan untuk pagi hari.

Layaknya anak kecil, pemuda itu menerbangkan pesawat buatannya menggunakan tangan kanan yang ia gunakan untuk mencapit benda tersebut. Hal random seperti ini sudah sering ia lakukan.

Disaat merasa kesepian seperti sekarang, lelaki itu hanya bermain di bangkunya sambil menggambar hal-hal yang tidak berfaedah. Hanya gambar hewan dan pepohonan saja yang ia lukis di kertasnya hanya menggunakan pensil serta pulpen untuknya menebalkan garis-garis tersebut.

Gambarannya tidak begitu bagus dan juga tidak begitu jelek. Namun hal itu tentu saja dapat menemani dikala dirinya tengah merasa sendiri seperti saat ini.

Satu teman pun ia sama sekali tidak punya. Naren tipikal orang yang lebih memilih untuk diam dan menunggu orang tersebut mendekatinya. Ia terlalu takut jika nanti sama sekali tak diperhatikan ketika dirinya tengah berbicara dengan temannya. Hal itu yang membuat Naren memilih untuk menunggu seorang teman yang ingin mengajaknya bermain.

Kalimat 'bosan' sudah menjadi makanan sehari-hari nya ketika ia tengah berada di sekolah. Jika dirumah ia memiliki sang kakak yang dapat diajak berbicara, berbeda dengan tempatnya di sekolah. Lelaki itu menjadi lebih pendiam karena sama sekali tak memiliki teman.

Kakaknya sudah pasti tengah sibuk saat ini, tidak mungkin Jean memiliki waktu untuknya ketika berada di sekolahan. Rasanya ia benar-benar sendiri ketika tengah berada di tempat ini.

Dari kecil ditinggal oleh kedua orang tua tentu saja membuat hidupnya hampa. Sehari-hari hanya tangisan yang keluar dari mulut kecilnya kala itu, mengingat janji ayah yang tak akan pernah meninggalkan dirinya, namun nyatanya itu hanyalah sekedar kalimat yang keluar dari bibir.

Ia tahu tempat ayahnya, namun Naren sama sekali tak berniat pergi kesana. Sebenarnya ingin sekali dirinya mengemis-ngemis didepan sang ayah agar pria itu bisa kembali kepadanya, menjadi ayah yang ia kenal dahulu. Namun nyatanya itu hanyalah sebuah rencana yang entah kapan akan ia kerjakan.

Ayah yang bilang agar kedua anaknya tidak meninggalkan mereka, namun hal itu malah dilakukan oleh pria itu sendiri. Janji yang pernah mereka ucapkan beberapa tahun yang lalu, nyatanya itu hanyalah sebuah kalimat yang tak ada benarnya sama sekali.

Cengeng, mengingat itu saja mampu membuat Naren kembali ingin mengeluarkan air mata.

Sejujurnya ia sama sekali tak ingin mengingat kejadian itu. Jika bisa Naren ingin sekali merasakan hilang ingatan agar semua itu tak pernah menghantui dirinya lagi.

Terlalu malu ketika malam hari dirinya selalu ketahuan tengah menangis oleh sang kakak. Malu, sangat malu. Ia telah berjanji akan menjadi kuat seperti kakaknya, namun nyatanya itu hanyalah sebuah omong kosong belaka.

Semua foto mereka masih tersimpan rapih disebuah album keluarga yang sudah usang. Beberapa warna disana juga telah luntur karena saking lamanya album itu dibiarkan.

Namun tentu saja wajah mereka masih terlihat, ayah dan bundanya yang berfoto sambil tersenyum kearah kamera. Itu adalah hal yang mampu membuat hati Naren menjadi hangat.

Harapan Kecil || Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang