______________________________________
Kali ini Jean pastikan jika ia berangkat dan sampai disekolahan bersama dengan adiknya. Lelaki itu memilih untuk mengikuti keinginan Naren saat mereka berangkat kesekolah menggunakan jalanan depan.
Jika berangkat bersama, tentu saja Jean lebih bisa memastikan apakah adiknya sudah sampai disekolahan atau belum. Mereka berdua sama sekali tidak memerlukan angkutan kota karena jarak sekolahannya dengan rumah begitu dekat.
Sepanjang perjalanan, Naren maupun Jean sama sekali tidak membuka suara. Hanya suara bising kendaraan yang berjalan laju saja yang terdengar saat ini.
Keduanya sama-sama sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Jadi rasanya seperti ini Jean berangkat bersama dengan adiknya? Jujur saja, selama Naren menduduki bangku SMA, adiknya itu sama sekali tidak pernah berangkat bersama dengannya.
Jalur favorit mereka berdua berbeda jauh.
Saat ini Jean lebih memilih untuk mengalah. Ia tidak bisa memaksa Naren untuk ikut dengannya berangkat melalui jalan belakang. Sekalian Jean memastikan jika tidak ada sang ayah yang tengah berada disekitar sini. Ia tidak ingin jika nantinya Naren harus tinggal dengan lelaki itu.
"Kak... "
Lelaki yang merasa terpanggil itu kemudian menoleh kearah kanan dimana disana terdapat tubuh adiknya yang juga tengah berjalan bersamanya.
"Kenapa? "
Namun jawaban yang diberikan Naren adalah sebuah gelengan. Hak itu membuat Jean sedikit curiga dengan apa yang diinginkan oleh adiknya.
Keadaan hening kemudian menyelimuti keduanya. Kini tinggal beberapa meter lagi mereka bisa sampai didepan gerbang sekolahan. Disana keduanya bisa melihat banyak sekali siswa-siswi yang juga tengah berjalan masuk kedalam gerbang.
Keadaan benar-benar hening sampai mereka kini tengah berjalan di pinggir lapangan, tepat didepan perpustakaan.
"Eh Elis, liat tuh! " Ucap seorang wanita kepada salah satu temannya. Kebetulan mereka kini tengah berada di depan perpustakaan. Langkah ketiganya berhenti kala melihat ada salah satu lelaki yang disukainya tengah berjalan tepat didekat mereka.
Wanita bernama Elisa, ia bisa terbilang naksir dengan sosok berbadan tegap si pemain basket di sekolahan ini.
"Mumpung lagi gak sama temen curutnya yang kemaren, sana deketin. "
Tentu saja ucapan itu diangguki dengan semangat oleh Elisa. Biasanya Jean akan berangkat dengan salah satu teman se tim nya yang selalu mengganggu dirinya untuk mendekati lelaki tampan itu. Hal itu tentu saja membuat Elisa cukup kesulitan untuk sekedar memandangi lelaki tegap itu berjalan.
Biasanya setiap kali ia ingin mendekati Jean, salah satu teman yang sering berangkat sekolah bersama lelaki itu akan menghadangnya, menghalangi dirinya untuk sekedar dekat dengan lelaki pujaan hati itu.
Salah satu kalimat yang hampir setiap hari ia dengar adalah "Jean sibuk! Sana lo pergi aja sama temen centil lo, kita mau cepet latihan!"
Sedangkan Jean memilih diam sambil terus melanjutkan langkahnya. Ia tidak begitu peduli dengan keberadaan ketiga prempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Kecil || Jaemin ✓
Teen FictionMenaruh kepercayaan kepada manusia adalah sebuah kesalahan. Sebuah harapan kecil yang ditaruh kepada seseorang yang sangat ia percayai, nyatanya itu semua hanyalah omong kosong belaka. Dengan begitu cepat, semuanya berubah. _______ Lokal ver Start...