6. [MENGAPA KEMBALI?]

1.4K 155 0
                                    

_____


Naren menikmati makanannya berupa telur yang tadi setelah pulang sekolah sudah disiapkan oleh sang nenek.

Pemuda itu benar-benar lupa hingga ia tertidur disaat sore tadi sampai-sampai waktu magrib hampir tiba.

Sang nenek telah pulang bertepatan dengan Jean yang baru saja pulang dari latihannya.

Sebelumnya Naren berpikir bahwa ia akan memakan makanannya itu bersama dengan kakaknya dirumah. Namun karena dirinya yang tertidur tadi membuat rencananya itu tak dapat dilakukan. Alhasil kakaknya telah memakan makanannya tepat setelah ia sampai di rumah ini.

Mungkin karena siang hari tadi Jean tak menyempatkan dirinya untuk makan dikantin sehingga membuat perutnya terasa kosong dan terus berbunyi. Cacing-cacing didalam sana ingin segera diberikan makanan.

Naren memandangi makanannya yang hanya tinggal beberapa suap terakhir. Entah mengapa rasa kenyang itu kini telah datang padanya. Alhasil mungkin ia tak dapat lagi menghabiskan semua makannya itu. Padahal seingatnya tadi sore dirinya benar-benar merasa lapar.

Pemuda itu lantas segera beranjak mengambil sebuah minuman yang terdapat didalam kulkasnya. Minuman dingin adalah salah satu hal yang sangat ia sukai dibanding minuman segar biasa. Menurutnya sedikit kurang jika minuman itu bukan berasal dari kulkas.

Setelah selesai pemuda itu langsung mencuci piringnya yang kotor. Dengan telaten ia menggosok benda yang terbuat dari beling tersebut dengan sebuah spon yang selalu digunakan untuk mencuci.

Helaan napas lega terdengar dari mulutnya. Akhirnya perutnya sekarang telah terisi.

Pemuda itu lantas segera berjalan menuju ke dalam kamarnya. Sengaja ia tak menonton acara televisi atau melakukan aktivitas lainnya, karena Naren lebih suka jika dirinya bisa menjadi siswa yang ambis, walaupun nilai belum tentu memuaskan namun tak ada salahnya bukan untuk berusaha dan mencoba?

Sebelum membuka buku-buku nya, pemuda itu terlebih dahulu memainkan ponsel yang semula berada diatas meja belajarnya. Benda pipih itu ia pegang dan nyalakan, terlihat dibarisan atas beberapa notifikasi masuk yang sebelumnya belum pernah ia dapatkan.

+62 815-5285-xxx

|Mtk pusing
18.37

|Gw nyontek lo aja deh
18.37

Kembali terdengar helaan napas dari mulutnya. Tanpa ditanya sebelumnya pemuda itu telah tahu siapa orang dibalik nomor tersebut. Terlihat jelas dari nama yang tertera di sebelah nomornya.

Naren tak berniat untuk membalasnya. Ia lebih memilih untuk melanjutkan acara belajarnya dahulu karena dirinya sama sekali belum mengisi pekerjaan rumah yang diberikan oleh sang guru tadi pagi.

Benda pipih yang semula berada ditangannya ia letakan di atas meja tepatnya disebelah buku-buku pelajaran yang terdapat diatas meja belajarnya itu.

Namun disaat ia ingin membuka satu halaman didalam buku paketnya, tiba-tiba suara kerokan pintu terdengar mengalihkan atensinya kearah sumber suara.

"Masuk aja, kak. " Perintahnya karena ia sudah bisa memastikan jika itu adalah kakaknya yang mungkin ingin meminjam sesuatu didalam kamarnya.

Suara pintu yang terbuka terdengar jelas di Indra pendengaran Naren. Ia lebih memilih untuk membuka halaman demi halaman buku yang terdapat didepannya itu.

Harapan Kecil || Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang