________________________
Pagi ini Naren mendapati tas nya yang masih berada ditempat semula. Namun ada sesuatu yang berbeda, benda tersebut terlihat seperti baru saja di obrak-abrik oleh seseorang, bisa ia simpulkan kala melihat kondisi tas nya yang sudah sangat kacau.
Beberapa buku yang semula berada didalam sana kini berceceran diatas meja. Naren tidak tahu siapa pelakunya.
Saat ia melihat semuanya, pemuda itu benar-benar terkejut. Naren lantas segera membereskan buku-buku tersebut lalu ia masukkan kedalam tas. Sebelumnya Naren memastikan jika memang tidak ada buku-buku yang hilang ditempat ini, mau bagaimana pun beberapa buku paket ia pinjam dari perpustakaan.
Pemuda itu mengangkat tas nya yang terasa begitu ringan karena saat ini hanya berisi beberapa kertas yang sudah ia sobek menjadi sebuah pesawat disana. Ayolah, tidak mungkin kan ada orang jahat yang berniat untuk mencuri sesuatu didalam tas nya? Lagi pula Naren sama sekali tidak memiliki barang berharga didalam sana.
Hari ini masih terlalu pagi, hanya ada beberapa orang yang berada didalam kelas karena beberapa dari mereka sama sekali belum berangkat, atau lainnya tengah dikantin.
Naren menyusun kembali dan menghitung buku-buku yang kemarin ia tinggal didalam tas nya, takut jika ada salah satu yang hilang.
Helaan napas lega kini terdengar dari mulutnya. Untunglah tidak ada satu pun barang yang hilang dari dalam sana. Semuanya kini telah ia masukkan kedalam tas bersama dengan buku-buku baru yang ia bawa pagi ini.
"Naren. Lo kemana aja kemaren? Waktu pulang cuman lo doang yang gak keliatan. Gue samperin ke UKS juga udah gak ada, " itu suara Raka. Lelaki itu baru saja memasuki ruangan kelas yang tidak terlalu ramai seperti biasanya.
Naren hanya menggeleng menanggapi ucapan teman sebangkunya itu. Pemuda itu menutup kembali tas yang semula sudah ia rapihkan.
Sedangkan Raka bisa melihat sebuah plester yang masih baru itu melekat di punggung tangan temannya. Entah apa yang sebenarnya terjadi dengan Naren, terlihat area tersebut seperti setelah diberi infusan.
"Lo tau kemaren yang geledah tas gue, gak? Gue tadi pagi berangkat udah kaya gini ni tas. "
"Tau tau! " Nada bicara Raka terdengar sangat antusias. "Kemaren ada satu orang yang bukain tas lo katanya mau pinjem buku gitu, awalnya gue biarin karena gue juga gak punya hak buat ngelarang, siapa tau itu temen deket lo. Tapi waktu dia udah dapetin apa yang dia mau, setelahnya dia gak mau masukin lagi buku-buku lo kedalam tas nya. "
"Siapa? "
"Gak tau, orang gue gak kenal. " Raka menjawab jujur pertanyaan Naren. Ia sama sekali belum dekat dengan teman sekelas lainnya selain Naren. Maka dari itu pemuda tersebut sama sekali belum mengenal pasti siapa nama murid-murid didalam kelas ini.
Naren menebak jika itu adalah Harnan. Namun sebelum ia mengetahui pasti siapa orang yang melakukannya, Naren sama sekali belum berani untuk memastikan.
Suara cacing yang berada didalam perutnya itu kini terdengar. Ah iya Naren ingat, pagi tadi ia hanya memakan satu sendok nasi goreng yang ia buat sendiri. Tentunya hanya dengan ukuran seperti itu sama sekali tidak membuat perutnya kenyang.
Naren inget dengan uang yang diberikan oleh Jean. Ia memutuskan untuk membeli makanan saja dikantin sekolah. Jam bel berbunyi juga masih lama, oleh karena itu ia lebih baik memanfaatkan waktunya untuk membeli sarapan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Kecil || Jaemin ✓
Ficção AdolescenteMenaruh kepercayaan kepada manusia adalah sebuah kesalahan. Sebuah harapan kecil yang ditaruh kepada seseorang yang sangat ia percayai, nyatanya itu semua hanyalah omong kosong belaka. Dengan begitu cepat, semuanya berubah. _______ Lokal ver Start...