12. [SEBUAH KEHILANGAN]

1K 127 1
                                    

_____

Hari ini adalah hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan. Latihan yang sering ia lakukan berhari-hari dengan teman se tim nya itu akhirnya terbayarkan. Rasa lelah dan penat disaat sore hari itu, akhirnya semua terbalaskan.

Dan untuk ke tiga kalinya, Jean bersama tim nya membawa pulang sebuah penghargaan, latihan mereka akhirnya terbayarkan oleh semua usaha dan juga kekompakan didalam tim nya.

Malam ini tepatnya jam sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam, mobil mereka tengah berada didalam perjalanan pulang. Mungkin di jam seperti ini, Naren sudah terlelap dalam mimpi indahnya.

Rasa kantuk dan lelah Jean kini perlahan bermunculan di tubuhnya. Rasanya ia ingin cepat tertidur setelah sampai dirumahnya, memeluk sebuah bantal guling yang setiap malamnya menemani tidurnya. Tak peduli dengan tubuhnya yang sudah basah akibat keringat ketika ia sampai ditempat itu.

Suasana didalam mobil begitu sunyi. Terlihat jelas teman-temannya yang sudah tertidur ditempatnya masing-masing. Mereka saling menyenderkan kepalanya di bahu temannya yang lain.

Jean yang kebetulan berada disebelah jendela itu, hanya mampu menyandarkan kepalanya tepat disebelah kaca yang sudah tertutup. Ia sama sekali tak ingin tidur disaat seperti ini, lagian jarak sekolahan dan tempat ini sekarang cukup dekat.

Sudah seharian lelaki itu tidak menghubungi adiknya, ia tahu jika pemuda itu pasti juga tengah khawatir dengan keadaannya. Bukan hanya Naren saja, mungkin dirumah sang nenek juga tengah memikirkannya yang sama sekali belum pulang kerumah.

Ingin rasanya nanti ia langsung tidur. Namun, mengingat tubuhnya yang masih lengket akibat keringat yang keluar, membuat dirinya harus mandi terlebih dahulu.

Dulu ketika dirinya berangkat untuk pergi ke perlombaan, setelah pulang pasti neneknya akan membuatkannya sebuah air hangat supaya tubuhnya tidak merasakan kedinginan. Tidak disangka, momen itu mungkin akan ia rasakan ketika telah sampai dirumahnya.

Karena penasaran, Jean lantas mengambil sebuah ponsel yang semula berada di saku baju gantinya. Ketika dihidupkan, banyak sekali panggilan tak terjawab dari adiknya. Kekehan kecil terdengar dari mulutnya, tidak biasanya dulu Naren sering seperti ini.

Bisa ia lihat didepan sana, tepat sekali mobil itu tengah sampai dirumahnya. Jean lantas segera turun dan mengucapkan terimakasih kepada sang supir mobil tersebut yang bekerja sebagai seorang satpam disekolahannya.

Setelahnya Jean lantas segera berjalan menuju kedalam pekarangannya. Bisa ia lihat pintu utama rumah itu yang sedikit terbuka, bukan hanya itu disana juga terlihat sebuah mobil hitam yang sudah terparkir rapih di pekarangan rumahnya. Bahkan lampu-lampu yang biasanya sudah mati di jam segini, kini malah masih tetap memancarkan sinarnya.

Lelaki itu berjalan masuk kedalam. Hal yang pertama ia lihat diruang tamu adalah dua orang yang sangat asing baginya. Satu wanita bersama dengan satu anaknya yang telah tidur didalam pangkuannya.

Jean semakin bingung, ada apa sebenarnya didalam rumah ini?

Lelaki itu bergegas berjalan sambil memanggil nama sang adik, bisa ia dengar suara tangisan yang berasal dari kamar sang nenek, membuat pikiran negatifnya kini mulai bermunculan.

Jean berlari meletakkan tasnya asal, ia bahkan sama sekali belum melepas sepatu yang kini masih melekat rapih di kedua kakinya. Pintu kamar nenek masih terbuka, membuatnya cukup mudah untuk masuk kedalam sana dengan cepat.

Harapan Kecil || Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang