______________________________
Jean membaca semua tulisan yang berada diatas pesawat kertas yang adiknya buat. Apakah waktu itu ia terlalu memarahi Naren sehingga pemuda itu menganggap jika dirinya sudah tidak menyayanginya?
Jean juga tahu batasan, ia melakukan hal tersebut agar Naren tidak melakukan hal yang sama dilain hari. Ia pikir memang semua itu seratus persen kesalahan adiknya, namun ternyata salah.
Naren bahkan ingin menjelaskan namun dirinya malah sudah terkendalikan dengan emosi yang mampu membuat dirinya melakukan hal tersebut. Ia tidak tahu jika saat itu Naren hampir kehilangan napasnya karena cekikan yang ia buat di kerah seragam adiknya.
Bodoh, beberapa kali Jean merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia mengambil kesimpulan dilain sisi? Sedangkan disini semuanya hanyalah kesalah pahaman semata yang sama sekali tidak benar.
Jean yang semula ingin membersihkan kertas-kertas itu kini lantas terdiam. Ia tahu sekarang jika Naren selalu bercerita dengan benda mati yang sama sekali tidak akan mendengarkannya.
Bagaimana bisa ia membiarkan adiknya dalam kondisi itu sendirian?
Jean tahu jika Naren benar-benar terpukul dengan tindakan yang sudah ayah mereka lakukan. Dan oleh sebab itu adiknya tidak ingin membuat celah diantara kakak beradik mereka berdua.
Seharusnya Jean tahu jika hanya dialah yang saat ini dimiliki oleh Naren. Tidak ada keluarga lain yang mereka miliki sekarang. Seharusnya Jean lebih bisa memahami adiknya. Entah sejak kapan Naren suka sekali bercerita dengan sebuah kertas yang dibuat menjadi pesawat.
Dulu ia pikir itu hanyalah benda biasa yang sama sekali tidak ada gunanya. Ia pikir Naren mengoleksi kertas-kertas itu hanya untuk bahan ketika tengah bosan saja. Namun sekarang, Jean baru tahu jika adiknya memang seringkali bercerita disana.
Yang seharusnya kakaknya menjadi tempat cerita, kini malah tergantikan dengan sebuah kertas yang sama sekali tidak bisa mendengarkan. Dimana peran Jean sebagai kakak? Naren saja sama sekali tidak pernah mau bercerita dengan dirinya. Entah karena berasalan apa, yang jelas, Naren terlihat begitu tertutup dengannya.
Jika nanti adiknya itu telah pulang, ingin sekali Jean memeluknya walau hanya sebentar. Ia tidak akan membiarkan Naren terluka lebih lama, Jean ingin adiknya bahagia barang sehari saja tidak membuat curhatan diatas kertas tersebut.
Lelaki itu meletakkan kembali benda-benda tersebut ke tempatnya semula. Ia tidak ingin jika nanti Naren sampai tahu kalau dirinya membaca barang-barang tersebut tanpa meminta izin terlebih dahulu. Mungkin Naren akan marah atau malah malu ketika ia menyadari kakaknya membaca semua itu.
Yang harus Jean lakukan saat ini adalah berubah. Ia tidak boleh jika adiknya lagi dan lagi harus mengalami rasa sakit itu sendirian. Terlebih lagi mengingat Naren yang akhir-akhir ini bertingkah sangat aneh terutama ketika mereka berada didalam ruangan kamar mandi pagi tadi.
Jean terdiam, sepertinya ia bisa mendengar suara ponsel yang berasal dari kamarnya yang bersebelahan dengan kamar adiknya. Lelaki itu lantas segera meletakkan kembali benda-benda tersebut ke tempatnya semula dan kini kedua langkahnya ia bawa menuju kedalam kamarnya untuk memastikan siapa orang yang baru saja menelpon dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Kecil || Jaemin ✓
Teen FictionMenaruh kepercayaan kepada manusia adalah sebuah kesalahan. Sebuah harapan kecil yang ditaruh kepada seseorang yang sangat ia percayai, nyatanya itu semua hanyalah omong kosong belaka. Dengan begitu cepat, semuanya berubah. _______ Lokal ver Start...