17. ["BUKAN AKU"]

945 96 1
                                    



___________________

Satu demi satu kata ia tulis diatas kertas yang masih kosong dihadapannya itu. Seperti biasa, Naren akan menghabiskan waktu istirahatnya dengan menulis sebuah kalimat diatas kertas kosong itu dan akan mengubah benda tersebut menjadi sebuah pesawat kertas yang pada akhirnya akan ia taruh didalam tasnya.

Diatas meja belajarnya dirumah, banyak sekali kertas berbentuk pesawat itu ia buat dengan berbagai tulisan tangan yang terdapat didalamnya.

Mungkin saat Jean melihat banyak sekali kertas tersebut diatas meja adiknya pagi tadi, lelaki itu sama sekali tidak menyadari akan sebuah kalimat yang ditulis Naren didalam kertas itu.

Saat ini pemuda itu tengah menunggu jam terakhir pelajaran yang akan datang hari ini. Ia benar-benar menghabiskan jam-jam istirahatnya hanya dengan menyobek kertas dan mengubah benda tersebut menjadi sebuah mainan anak-anak.

Sebosan ini rasanya tidak memiliki teman sama sekali didalam kelas. Ia tidak bisa mengobrol, bermain, ke kantin bersama, ataupun melakukan kegiatan lainnya.

Mungkin Naren hanya memiliki sahabat disaat dirinya bekerja kelompok dengan teman-teman sekelasnya. Itupun ia sama sekali tidak pernah diajak sekedar mengobrol saja, pasti Naren hanya akan fokus dengan tugas yang diberikan gurunya tersebut.

Naren benar-benar mengantuk, sedangkan jam pulang masih satu jam lagi dari sekarang. Lelaki itu meletakkan kertas buatannya kedalam tas hitam miliknya. Ia memilih untuk meletakkan kepalanya diatas meja lagi sambil menunggu jam terakhir tiba.

Saat kepala itu ia letakkan benar-benar rasa pusing itu malah kian menyerbu kepalanya. Namun Naren sama sekali tidak mempedulikan akan hal itu, saat ini pemuda itu benar-benar sudah terlarut dalam rasa kantuk.

Naren tidak tertidur, ia hanya mencoba untuk menenangkan pikirannya yang terasa amat berat saat ini. Seharusnya dirinya menetap saja dirumah daripada harus bersekolah jika ujung-ujungnya akan terjadi hal seperti ini.

"Bego! Kenapa gak bilang-bilang? "

"Ya gue baru tau sekarang, njir! Cepetan sana dibuang! "

Salah satu murid yang berada didalam kelas ini benar-benar telah kehabisan akal. Dimana lagi ia bisa menyembunyikan benda tersebut sedangkan keadaan tengah mendesak seperti saat ini?

"Buang di jendela aja kaya kemaren! "

Lelaki bernama Morgan itu benar-benar telah kehilangan akal. Jika ia letakkan bungkus rokok itu didalam sakunya, sudah pasti pak Dewan akan cepat menemukannya. Pasalnya ia sudah sering menggunakan teknik ini dan berakhir akan ketahuan dengan guru galaknya tersebut.

Sedangkan jika benda itu dibuang kearah jendela, sudah pasti bungkusan rokoknya akan terjatuh kebawah tepatnya diatas atap lantai bawah. Hal itu juga sudah berhasil membuat pak Dewan mengetahui akan trik yang dilakukan oleh Morgan.

"Terus gimana?! "

"Bego lu, gan! Siniin, gue yang nyimpen aja! "

"Serius lu? " Tanya Morgan sedikit tidak percaya dengan Harnan yang sedari tadi berada di hadapannya. Mereka berdua sama-sama tengah membawa sebungkus rokok untuknya masing-masing. Tidak tahu jika akhirnya akan ada sebuah razia seperti ini, mungkin keduanya akan lebih waspada dan menitipkan bungkusan rokoknya kepada bibi kantin.

Harapan Kecil || Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang