_________________________
Malam ini Jean tengah menyiapkan segala persiapan yang akan ia gunakan untuk esok hari. Hari dimana dirinya akan mengikuti kegiatan perlombaan yang diberikan dari sekolah. Ini adalah hal keempat kalinya ia mengikuti perlombaan di bidang olahraga disaat dirinya menginjak bangku SMA.
Semuanya ia persiapkan malam ini juga. Mulai dari pakaian ganti, botol minum, dan alat-alat yang tentunya berguna untuk lain waktu.
Semoga saja perjuangan tim mereka membuahkan hasil yang diinginkan. Setelah sekian lama berlatih hingga mengundur waktu untuk pulang dari sekolahan tersebut, semua ia lakukan hanya untuk menjadi yang terbaik bagi tim mereka.
Tak peduli nantinya akan menang atau kalah. Bagi mereka semua hal itu sudah biasa didalam perlombaan. Yang terpenting semangat tim dan juga kerja sama adalah hal yang paling mereka istimewa kan. Sudah pasti untuk menjadi juara mereka membutuhkan semangat dan juga kerja sama.
Jean menggunakan tas yang sedikit besar dari tas biasanya ia gunakan untuk pergi ke sekolah. Lelaki itu membeli tas besar tersebut menggunakan uangnya sendiri disaat dirinya menang dari perlombaan.
Didalam tim nya itu ia menjadi salah satu pemain inti karena tubuhnya yang tinggi dan mendukung, lompatannya juga tak kalah tinggi hingga mampu memasukan bola kedalam ring musuh. Itulah salah satu alasan mengapa para sahabatnya begitu kagum dengan dirinya yang mampu mengalahkan tim lawan.
Walaupun bukan berkedudukan sebagai kapten basket, namun dirinya sudah cukup untuk menandingi kekuatan dari kapten mereka.
Setelah semuanya dirasa sudah siap, Jean meletakkan benda tersebut ke dinding yang sudah diberikan sebuah paku tertancap sempurna diatas sana. Ia menghela napas pelan ketika semuanya dirasa sudah siap.
"Kak Je... "
Suara pintu diketuk itu terdengar jelas di kedua telinganya. Lelaki yang semula telah menyiapkan semua persiapannya esok hari itu lantas segera berbalik badan dan membukakan pintu yang semula sama sekali tak ia kunci.
Dan benar apa yang ia kira, dibalik pintu tersebut terdapat tubuh adiknya dengan raut wajah yang tak bisa dijelaskan.
"Kenapa? "
"Nenek kayaknya sakit, kak. " Jelasnya yang langsung ditanggapi raut wajah bertanya dari kakaknya. "dari tadi suara batuk-batuk kedengeran dari kamar nenek, "
Jean lantas terdiam, benar apa yang dikatakan oleh Naren jika dari lantai bawah dimana terdapat kamar sang nenek, terdengar suara seperti orang yang tengah batuk parah. Pasalnya sedari tadi suara itu hampir tak ingin berhenti di setiap detiknya.
Tanpa menunggu isyarat, Jean langsung segera berjalan menelusuri tangga dengan diikuti oleh Naren dibelakangnya. Mereka berdua kini ingin menuju ke ruang kamar sang nenek untuk memastikan keadaan wanita itu.
Dari balik pintu yang sedikit terbuka, terlihat jelas tubuh yang sudah hampir sepenuhnya kurus itu tengah terbaring menghadap membelakangi mereka. Tentu saja sang nenek sama sekali tak menyadari keadaan keduanya saat ini.
Tanpa basa-basi, Jean langsung berjalan masuk kedalam kamar itu. Ia segera menghampiri ke ranjang neneknya untuk ia lihat lebih dekat bagaimana keadaan wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Kecil || Jaemin ✓
Novela JuvenilMenaruh kepercayaan kepada manusia adalah sebuah kesalahan. Sebuah harapan kecil yang ditaruh kepada seseorang yang sangat ia percayai, nyatanya itu semua hanyalah omong kosong belaka. Dengan begitu cepat, semuanya berubah. _______ Lokal ver Start...