__________________________________
Hari ini, Naren berusaha untuk melakukan sesuatu yang terbaik. Ia mencoba untuk menuruti ucapan kakaknya karena tidak ingin jika nanti lelaki itu akan kembali marah padanya.
Pemuda itu bangun lebih pagi, ia mencoba untuk membuat sebuah sarapan untuk mereka berdua. Kondisi tubuhnya sebenarnya masih sedikit sakit, namun sudah tidak separah kemarin.
Kedua tangannya ia gunakan untuk memotong bawang dan cabai untuknya gunakan menjadi bumbu nanti. Pemuda itu berencana untuk membuat nasi goreng pagi ini. Jujur saja, sudah lama sekali tidak memakan makanan tersebut. Pasti jika tidak tahu ya telor makanannya sehari-hari dulu.
Jam masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Waktu ini ia gunakan untuk memasak makanan agar dirinya merasa sedikit berguna untuk kakaknya.
Ia tahu Jean pasti tengah memakai pakaiannya sekarang. Pagi tadi ia bisa mendengar suara guyuran air yang sudah pasti bisa menjelaskan jika kakaknya itu tengah mandi sebelum sholat tadi.
Cukup sulit ternyata memasak makanan disaat kondisi tubuh tidak stabil. Beberapa kali pemuda itu harus memegangi kepalanya guna mengurangi rasa pening yang ada. Matanya bahkan sudah berair karena sejak tadi terus memotong bawang.
Naren menggunakan nasi semalam untuknya memasak. Sebelumnya Jean telah mempersiapkan masakan itu disaat ia memberikan sebuah bubur yang hanya berupa nasi untuknya. Naren paham dari cara bicara Jean jika lelaki itu pasti sudah lelah karena seharian harus bolak-balik kerumah sakit hanya untuk menjaga Naren.
Sedangkan dilain sisi, Jean yang baru saja menyelesaikan pakaiannya itu langsung mengambil sebuah benda pipih yang berada diatas mejanya. Jean mencoba untuk menghubungi temannya kembali hanya untuk memastikan jika sahabatnya itu benar-benar membawa pulang tas miliknya. Yang Jean perlukan untuk dibawa saat ini hanyalah buku-buku yang berguna untuk materi hari ini.
Ia memilih untuk melewati jalan belakang saja karena disana terkesan lebih cepat menurutnya.
Jonar
Hari ini gw berangkat pagi²|
Ada piket kelas|
06.28Tas gw jngn lupa dibawa|
06.28Lelaki itu menghela napas pelan ketika melihat ponsel milik temannya yang sepertinya tidak aktif. Ia lantas meletakkan benda tersebut kedalam saku celana seragamnya.
Ia lihat di cermin, sebuah bayangannya yang terlihat jelas disana. Jean menggunakan kesempatan ini untuk merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan karena sama sekali belum ia sisir.
Suara seperti orang yang tengah memasak didapur kini terdengar jelas dikedua telinganya. Bukan hanya itu, Jean juga mencium bau sedap seperti sesuatu yang dimasak itu dengan begitu jelas.
Untuk memastikan, lelaki itu mengurungkan niatnya untuk merapihkan rambut. Ia memilih untuk melihat apa yang sebenarnya adiknya lakukan dibawah sana. Mengingat Naren yang semalaman masih terlihat sakit, ia tidak mungkin membiarkan lelaki itu untuk melakukan pekerjaan seperti ini.
"Naren. "
Suara yang sangat familiar itu berhasil membuat pemuda yang semula tengah mengaduk nasi diatas wajan langsung menolehkan kepalanya. Ia tersenyum melihat kakaknya dengan pakaian yang sudah rapih bersiap untuk segera berangkat kesekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Kecil || Jaemin ✓
Teen FictionMenaruh kepercayaan kepada manusia adalah sebuah kesalahan. Sebuah harapan kecil yang ditaruh kepada seseorang yang sangat ia percayai, nyatanya itu semua hanyalah omong kosong belaka. Dengan begitu cepat, semuanya berubah. _______ Lokal ver Start...