_______________________________
Naren terpaksa pulang terlambat daripada biasanya. Disaat jam terakhir dirinya yang seharusnya digunakan untuk belajar, malah ia habiskan untuk berada didalam ruang BK yang bahkan sama sekali sebelumnya belum pernah ia masuki.
Tempat yang sudah menjadi hobi anak-anak nakal itu kini ia masuki. Didalam sana, Naren terus mengatakan jika memang dirinya sama sekali tidak bersalah.
Hampir saja Naren dipaksa kepada si ketua OSIS untuk menghirup semua rokok yang tadi ditemukan didalam tas nya. Jika tadi bukan karena Jean yang memasuki ruangan itu dan mengajaknya pulang, mungkin mulutnya telah ternodai dengan bau khas dari asap rokok tersebut.
Lelaki itu kini berjalan dibelakang Jean. Kakaknya benar-benar terlihat marah, bisa Naren lihat dari sikapnya yang kini semakin dingin kepadanya. Bahkan saja saat Naren memanggil nama kakaknya itu, Jean hanya membalas dengan deheman saja sambil terus melanjutkan langkahnya tanpa menoleh sedikitpun kearah belakang.
Semuanya telah terbukti, bukti kuat itu kini telah ditemukan oleh kakaknya. Walaupun memang bukan ia yang melakukan semua itu, akan tetapi Naren sama sekali tidak bisa mengelak karena memang benar dua bungkusan rokok dengan merk yang berbeda itu tiba-tiba berada didalam tas nya.
Sebelumnya hal seperti ini sama sekali tidak pernah terjadi. Jikalau dirinya memang telah mengonsumsi benda-benda tersebut sejak lama, sudah pasti hal itu akan diketahui oleh Jean tanpa harus dirazia disekolahan.
Naren memegangi selempang tas nya, bagaimana bisa dirinya meminta maaf jika kakaknya bahkan bersikap dingin saat ini kepadanya?
Sepanjang perjalanan menuju kerumah, ia hanya menunduk sambil memegangi selempang tas nya. Sudah bisa dilihat dari gerak geriknya saja, kakaknya itu terlihat sangat marah.
Dan benar itulah yang kini tengah Jean rasakan. Lelaki itu bahkan tidak habis pikir dengan apa yang baru saja ia dapati dari salah satu sahabatnya saat ada yang mengatakan 'temen yang lo ajak pagi tadi bukan orang baik-baik tau, Je. Buktinya sekarang adek kelas itu lagi didalem ruang BK, pasti ada masalah yang dia buat. '
Dan benar saat dirinya berjalan menuju keruangan itu. Disana Jean bisa melihat adiknya bersama dengan guru BK dan satu orang OSIS yang ikut melaksanakan tugasnya.
Saat itu jam pulang telah tiba, Jean yang berniat untuk mengajak Naren ke sebuah kedai untuk makan pun, hanyalah sebuah rencana belaka.
Ia benar-benar marah, bagaimana bisa Naren menyembunyikan benda itu saat dirumah? Mungkin jika tadi tidak ada razia, adiknya tak akan pernah ketahuan jika selama ini mengonsumsi barang-barang yang bahkan ia sendiri sama sekali tidak pernah mencobanya.
Bukan apa, Jean hanya tidak ingin jika nantinya Naren akan kecanduan dan berakhir akan mendapatkan penyakit baru ditubuhnya. Hal itu sama sekali tidak ia inginkan.
Bukannya mendoakan Naren yang tidak-tidak. Hanya saja Jean mencoba untuk mencegah itu semua sebelum terjadi. Dan mungkin kemarahannya hari ini entah akan membuat adiknya sadar atau tidak.
Takut, itulah yang dirasakan oleh Naren saat ini. Sebelumnya ia sama sekali tidak pernah melihat kakaknya dalam mode seperti ini. Pemuda itu semakin meremat selempang tas nya yang sedari tadi ia genggam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Kecil || Jaemin ✓
Teen FictionMenaruh kepercayaan kepada manusia adalah sebuah kesalahan. Sebuah harapan kecil yang ditaruh kepada seseorang yang sangat ia percayai, nyatanya itu semua hanyalah omong kosong belaka. Dengan begitu cepat, semuanya berubah. _______ Lokal ver Start...