Part 22

2.2K 129 0
                                    

"Aku butuh waktu buat sendiri, Bang. Sorry Abang must heard bad news ini ketika kita baru mulai. Aku mau nenangin diri sendiri, mau introspeksi, mau benerin apa yang seharusnya udah bisa aku lakuin tapi ternyata 17 tahun ini aku belum ada ditahap itu."

"Oke, take your time, Lin."

Keputusan yang cukup berani diambil Raline ketika jalinan asmara mereka baru berjalan beberapa hari saja. Entah apa yang Raline pikirkan saat itu. Yang pasti ia membuktikan kata-katanya sendiri. Dua Minggu sudah setelah Raline mengabarkan kepada Kristian mengenai dirinya yang membutuhkan waktu sendiri dalam tanda kutip, sejenak menepi dari Kristian. Banyak hal berubah dari dirinya yang dulu.

Perubahan paling mencolok adalah ketika gadis yang dikenal ceria itu tiba-tiba menjadi lebih pendiam. Keluarganya sampai bingung apa yang jadi alasan perubahan sikap anggota keluarganya itu.

Seperti sekarang, semuanya kumpul di ruang keluarga sambil menyaksikan pertandingan final bulutangkis. Biasanya Raline selalu heboh apalagi ketika match Indonesia dan pemain Indonesia banyak erornya. Atau sudah landing tapi kemudian ditikung lawan sampai skor harus deuce dan akhirnya dimenangkan oleh lawan kemudian memaksa pertandingan menjadi rubber game.

Jangankan untuk sekedar menggerutu karena servis eror di poin-poin krusial oleh pemain Indonesia, Rayhan menjahilinya pun ia abai. Benar-benar membuat keempatnya bertanya-tanya dan menebak kiranya apa yang membuat Raline berubah.

"Eh ... abis ini idola kamu lho Tai Tzu Ying, kamu mau kemana, Lin?" Tanya Rayhan ketika melihat Raline beranjak dari sana.

"Taman belakang."

"Raline tuh kenapa sih? Kakak tau nggak?" Rayhan bertanya pada Raynal yang duduk di samping Papanya. Yugo dan Zelviara ikut menatap Raynal sambil menunggu jawabannya.

"Raline butuh waktu, dia mau introspeksi diri. Katanya Kristian kemarin waktu Kakak tanya." Jawab Raynal. Karena tahu Sabtu kemarin Kristian pesiar, Raynal langsung inisatif meneleponnya dan bertanya soal adiknya. Kristian tak berkata banyak saat ditanya, dia hanya meneruskan apa yang Raline katakan padanya.

"Nilai dia kemarin bukannya bagus semua? Terus mau introspeksi apa?"

"Selama Papa Mama di Jepang, kalian nggak bikin kesal Raline kan?" Tanya Yugo mengabaikan pertanyaan lanjutan anak tengahnya.

"Aku sih nggak ya Pa, palingan ya jahilin terus minta maaf terus beliin es krim. Kak Raynal kayanya nih Pa," Rayhan menatap sang Kakak yang tenang saja meski tahu adiknya akan mengadukan perbuatannya pada Yugo. "Kemarin sempat sita ponsel Raline sama nggak bolehin Raline ke Magelang lagi."

"Kenapa kamu sita ponselnya Raline, Bang?" Zelviara yang bertanya.

"Ada cowok yang minta izin mau 'jaga hatinya' Raline sama Abang. Kristian Ma, Pa, nggak langsung Abang kasih izin karena ya masih banyak pertimbangannya. Kebetulan kan Raline waktu itu mau penilaian, yaudah Abang sita ponselnya biar dia fokus belajar. Diwaktu bersamaan itu, Kristian Abang minta jangan hubungi Raline. Terus liat dan tau kalo dia bener-bener nggak melanggar beberapa poin yang Abang kasih buat dia ..." Raynal menggelengkan kepalanya, "nggak ada alasan buat nggak izinin dia 'bahagiakan' Raline." Lanjut Raynal.

Kristian tahu jika dia ingin menjaga hati Raline, dirinya harus mengantongi izin dari Kakaknya yang ketika itu melarang Raline pacaran. Karena tak bisa bertemu secara langsung, Kristian mencari sosial media Raynal dan Rayhan. Ketika menemukannya, taruna yang sudah menyandang gelar Sersan itu langsung mengutarakan maksud dan niatnya mengubungi dua kakak Raline tersebut.

Begitu kembali bertemu dengan Raline setelah tiga bulan lamanya, Kristian tanpa basa-basi menyatakan perasaannya. Dia telah mendapatkan izin untuk membahagiakan Raline yang merupakan kesayangan keluarganya.

Raline & LorengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang