Part 6

3.5K 174 0
                                    

"Ekhem ... permisi Mas." Raline tersenyum manis sebagai sapaan kepada tiga laki-laki yang ternyata seorang taruna yang sedang pesiar.

"Mba yang tadi?"

Raline mengangguk, "bener Mas ... Aideen," jawabnya setelah melirik name tag di dada sebelah kirinya.

"Panggil Aideen aja jangan ditambah Mas. Kayanya umur kita nggak beda jauh."

"Ganti Kak aja gimana? Nggak enak kalo cuma nama, hehehe ..."

Aideen mengacungkan jempolnya pertanda setuju dengan usulannya. Dari tiga laki-laki ini, hanya Aideen yang menyambut antusias kehadirannya lagi. Dua yang lainnya seperti tak menganggap, apalagi yang di pojok. Laki-laki yang Raline tabrak. Dia justru asik menghabiskan makanannya.

"Mbanya kesini ada apa lagi ya? Kan tadi Mbanya yang pergi gitu aja, tapi sekarang malah datang ke meja kami?" Ini yang bertanya adalah Pras, yang duduk disebelah Aideen.

"Aku ... aku mau minta maaf Kak. Mmm, tadi pas di depan lagi khilaf makanya ngomongnya ngelantur," Raline tertawa sumbang. "Sampai bawa-bawa seragam kebanggaan Kakaknya."

"Maaf ya Kak, aku nggak tau tadi."

"Sekarang udah tau?" Pras kembali bertanya.

"Iya ... hehe. Maaf ya Kak."

"Iya, dimaafin. Tapi jangan lagi-lagi ngomong jelek soal seragam kami. Seragam kebanggaan ini."

"Nggak akan, Kak."

"Percaya kok, btw kamu namanya siapa. Boleh kali kenalan."

"Modus." Ucap laki-laki yang baru sekali ini mengeluarkan suaranya selama Raline disana. Raline menatap laki-laki itu, tapi yang ditatap malah membuang pandangannya dari Raline.

Raline tersenyum sendiri.

"Boleh kok, nama aku Raline Kak." Dia menerima jabatan tangan Aideen.

"Namanya secantik wajahnya ya, Pras."

Pras yang digoda Aideen hanya mendengus. "Pras, salam kenal."

Raline mengulurkan tangannya kepada satu laki-laki lagi yang tak langsung membalasnya. Membiarkan tangan Raline menggantung tanpa ada balasan dari dirinya. Sampai Pras yang harus menyuruhnya dulu.

"Mau kenalan itu, Suh. Jangan jutek-jutek lah. Kasian anak orang."

"Siapa?"

"Raline, Kak. Salam kenal ..." Raline tersenyum kaku karena tatapan mengintimidasi dari si lawan bicara.

"Kristian," ucapnya sambil menjabat singkat tangan Raline. Setelah itu langsung dilepas.

"Maklumi aja ya Mba kalo Tian nggak banyak omong, kawan saya itu nggak pernah dekat sama cewek. Dari lahir sampai sekarang jomblo."

"Wahh ... Aideen main-main sama lo, nih Suh."

"Bercanda gue, Suh." Tutur Aideen.

Raline yang masih berada disana hanya diam saja. Dia sekarang bingung hendak melakukan apa. Untungnya Pras menyadari masih ada satu orang lagi diantara mereka. Ia pun mencoba mengajak bicara.

"Aneh ya denger panggilan kami? Suh bukan kata kasar kaya yang kamu bilang didepan. Suh itu artinya saudara asuh. Panggilan kami-kami yang dididik bareng di Akmil. Tau Akmil nggak?"

"Baru tau kemarin, Kak. Kakaknya ini taruna aja aku baru tau tadi ... dari temen."

Pras cukup terkejut, "kamu nggak ada keluarga militer gitu?"

Raline & LorengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang